- Beranda
- The Lounge
Wow! Situs Gunung Padang Berusia 109 Abad SM
...
TS
yogborneo
Wow! Situs Gunung Padang Berusia 109 Abad SM
Quote:
Spoiler for Teras:
Teras 1: Bagian Terbawah dan Paling Lebar, berbentuk segiempat dengan ketinggian sekitar 75m. Orientasi arah bangunan menghadap ke gunung geze (azimuth 335 derajat utara). Dibagian anak tangga ada mata air yang mengalir sepanjang tahun. Terdapat batu-batu musikal dengan interval nada 2683Hz-5171Hz.
Teras 2 : Berukuran lebih kecil dari teras utama, terdapat sekelompok batu tegak yang disusun berjajar satu sama lain. Orientasi menhadap gugus bintang yang biasa digunakan sebagai petunjuk arah utara.
Teras 3 : Orientasi menghadap ke samping, seperti mengarah ke Gunung Karuhun, makam leluhur.
Teras 4 : Ada susunan batuan yang disusun tegak membentuk hampir menyerupai persegi panjang, juga tanah lapang, hipotesisnya, elemen situs dapat digunakan sebagai elemen kalender dan jam matahari.
Teras 5 : Bagian tertinggi dan dianggap paling suci, dan terdapat 6 kursi sila.
Quote:
JakartaTim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, akhirnya melakukan pengeboran situs megalitikum Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasilnya, usia situs Gunung Padang itu sekitar 109 abad alias 10.900 tahun Sebelum Masehi (SM). Wow!
Hasil itu ditemukan setelah Tim Katastropik Purba melakukan pengeboran di sekitar situs. Rencana pengeboran tersebut sebelumnya dipaparkan di depan ratusan pecinta kepurbakalaan di Jakarta, 7 Februari 2012 lalu di depan ilmuwan dari 5 benua serta puluhan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), demikian disampaikan Tim Katastropik Purba dari Stafsus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana dalam rilisnya.
Ada 2 titik pengeboran dalam situs itu. Bor 1 terletak di ujung selatan Teras 2, bor 2 di samping selatan Teras 5 (lihat gambar, red).
Hasilnya, pada lubang bor 1, dari permukaan sampai kedalaman kira-kira 3 meter terdapat perlapisan susunan kolom andesit 10-40 cm (yang dibaringkan) diselingi lapisan tanah. Sewaktu menembus 3 m Tim Katastropik Purba mendapat surprise karena tiba-tiba drilling loss circulation dan bor terjepit.
Yang dijumpai adalah lapisan pasir-kerakal Sungai (epiklastik) yang berbutir very well rounded setebal sekitar 1 meter. Rupanya bidang tegas yang terlihat pada Ground Penetrating Radar (GPR) itu di kedalaman 3-5 meter di semua Teras adalah batas dengan permukaan hamparan pasir ini. Menurut salah satu anggota Tim Katastropik Purba, Dr Pon Purajatnika yang ahli arsitek, boleh jadi hamparan pasir ini dimaksudkan sebagai peredam guncangan gempa.
Bagian di bawah kedalaman 4 meter yang ditembus bor ditemukan berupa selang seling antara lapisan kolom andesit yang ditata dan lapisan tanah-lanau. Lapisan kolom andesit yang ditata itu sebagian ditata horizontal dan sebagian lagi miring. Hal tersebut sesuai dengan survei GPR yang memperlihatkan bahwa perlapisan ada yang horizontal dan ada yang miring.
Baru pada kedalaman sekitar 19 meter bor menembus tubuh andesit yang kelihatannya massif tapi penuh dengan fractures sampai kedalaman sekitar 25 meter, sesuai dengan penampang geolistrik bahwa kelihatannya bor sudah menembus lapisan merah yang terpancung itu.
"Banyak ditemukan serpihan karbon, di antaranya ditemukan di kedalaman sekitar 18 meter yang lebih menguatkan bahwa lapisan batuan dan tanah yang ditembus bukan endapan gunung api alamiah tapi struktur bangunan," ujar anggota Tim Katastropik Purba Dr Boediarto Ontowirjo yang juga periset di Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini.
Hasil bor 2, yang dilakukan persis di sebelah selatan Teras 5 menembus tanah, yang seperti tanah urukan sampai kedalaman sekitar 7 meter. Kemudian ketemu batuan andesit keras. Di kedalaman 8 meter terjadi hal mengejutkan.
Total loss, 40% air di drum langsung tersedot habis. Hal ini berlangsung sampai kedalaman 10 meter. Kelihatannya bor menembus rongga yang diisi pasir (kering) yang luarbiasa keseragamannya seperti hasil ayakan manusia.
Di bawahnya ketemu lagi dua rongga yang juga terisi pasir 'ayakan' itu diselingi oleh 'tembok' andesit yang sepertinya lapuk. Pemboran berhenti di kedalaman 15 meter.
Kemudian Tim Katastropik Purba mengambil sampel tanah dari 2 titik pengeboran, masing-masing titik diambil 16 sampel. Sampel ini kemudian diuji menggunakan radioisotop carbon C14 untuk mengetahui usianya (carbon dating).
Tim Katastropik untuk menguji umur sisa arang,tumbuhan organik paleosoil dengan carbon dating dengan alat Liquid Scintillation Counting (LSC).
Hasilnya sebagai berikut:
1. Sampel pertama diambil dari Teras 2 (titik bor 1) dengan kedalaman -3.5 meter dari permukaan tanah, hasilnya: 5.500 tahun plus minus 130 Before Present (Sebelum Masehi/SM, red) (pMC= 51,40 +/-0,54)
2. Adapun HASIL TERBARU sampel kedua diambil dari Teras 5 (titik bor 2) dengan kedalaman -8,1 meter sampai -10,1 meter dari permukaan tanah, hasilnya: 11.060 tahun plus minus 140 tahun Before Present (Sebelum Masehi/SM, red) (pMC= 26,24 +/- 0,40)
"Kalau dikonversikan ke umur kalender setara dengan 10 ribu SM," tutur Boediarto.
Catatan:
pMC = percentage Measured Carbon
Persentasi unsur carbon C yang tersisa dari proses peluruhan tanah purba paleo soil. Unsur carbon akan mulai meluruh begitu tumbuhan, hewan mati tertimbun tanah/batu.
Untuk meluruh setengahnya, pMC = 50% diperlukan waktu 5.730 tahun.
Sumber 1 :
[URL="http://news.detik..com/read/2012/03/05/105715/1857803/10/wpw-situs-gunung-padang-berusia-109-abad-sm"]Sumber 1[/URL]
Sumber 2 :
Sumber 2
Sumber 3 :
Sumber 3
Hasil itu ditemukan setelah Tim Katastropik Purba melakukan pengeboran di sekitar situs. Rencana pengeboran tersebut sebelumnya dipaparkan di depan ratusan pecinta kepurbakalaan di Jakarta, 7 Februari 2012 lalu di depan ilmuwan dari 5 benua serta puluhan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), demikian disampaikan Tim Katastropik Purba dari Stafsus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana dalam rilisnya.
Ada 2 titik pengeboran dalam situs itu. Bor 1 terletak di ujung selatan Teras 2, bor 2 di samping selatan Teras 5 (lihat gambar, red).
Hasilnya, pada lubang bor 1, dari permukaan sampai kedalaman kira-kira 3 meter terdapat perlapisan susunan kolom andesit 10-40 cm (yang dibaringkan) diselingi lapisan tanah. Sewaktu menembus 3 m Tim Katastropik Purba mendapat surprise karena tiba-tiba drilling loss circulation dan bor terjepit.
Yang dijumpai adalah lapisan pasir-kerakal Sungai (epiklastik) yang berbutir very well rounded setebal sekitar 1 meter. Rupanya bidang tegas yang terlihat pada Ground Penetrating Radar (GPR) itu di kedalaman 3-5 meter di semua Teras adalah batas dengan permukaan hamparan pasir ini. Menurut salah satu anggota Tim Katastropik Purba, Dr Pon Purajatnika yang ahli arsitek, boleh jadi hamparan pasir ini dimaksudkan sebagai peredam guncangan gempa.
Bagian di bawah kedalaman 4 meter yang ditembus bor ditemukan berupa selang seling antara lapisan kolom andesit yang ditata dan lapisan tanah-lanau. Lapisan kolom andesit yang ditata itu sebagian ditata horizontal dan sebagian lagi miring. Hal tersebut sesuai dengan survei GPR yang memperlihatkan bahwa perlapisan ada yang horizontal dan ada yang miring.
Baru pada kedalaman sekitar 19 meter bor menembus tubuh andesit yang kelihatannya massif tapi penuh dengan fractures sampai kedalaman sekitar 25 meter, sesuai dengan penampang geolistrik bahwa kelihatannya bor sudah menembus lapisan merah yang terpancung itu.
"Banyak ditemukan serpihan karbon, di antaranya ditemukan di kedalaman sekitar 18 meter yang lebih menguatkan bahwa lapisan batuan dan tanah yang ditembus bukan endapan gunung api alamiah tapi struktur bangunan," ujar anggota Tim Katastropik Purba Dr Boediarto Ontowirjo yang juga periset di Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini.
Hasil bor 2, yang dilakukan persis di sebelah selatan Teras 5 menembus tanah, yang seperti tanah urukan sampai kedalaman sekitar 7 meter. Kemudian ketemu batuan andesit keras. Di kedalaman 8 meter terjadi hal mengejutkan.
Total loss, 40% air di drum langsung tersedot habis. Hal ini berlangsung sampai kedalaman 10 meter. Kelihatannya bor menembus rongga yang diisi pasir (kering) yang luarbiasa keseragamannya seperti hasil ayakan manusia.
Di bawahnya ketemu lagi dua rongga yang juga terisi pasir 'ayakan' itu diselingi oleh 'tembok' andesit yang sepertinya lapuk. Pemboran berhenti di kedalaman 15 meter.
Kemudian Tim Katastropik Purba mengambil sampel tanah dari 2 titik pengeboran, masing-masing titik diambil 16 sampel. Sampel ini kemudian diuji menggunakan radioisotop carbon C14 untuk mengetahui usianya (carbon dating).
Tim Katastropik untuk menguji umur sisa arang,tumbuhan organik paleosoil dengan carbon dating dengan alat Liquid Scintillation Counting (LSC).
Hasilnya sebagai berikut:
1. Sampel pertama diambil dari Teras 2 (titik bor 1) dengan kedalaman -3.5 meter dari permukaan tanah, hasilnya: 5.500 tahun plus minus 130 Before Present (Sebelum Masehi/SM, red) (pMC= 51,40 +/-0,54)
2. Adapun HASIL TERBARU sampel kedua diambil dari Teras 5 (titik bor 2) dengan kedalaman -8,1 meter sampai -10,1 meter dari permukaan tanah, hasilnya: 11.060 tahun plus minus 140 tahun Before Present (Sebelum Masehi/SM, red) (pMC= 26,24 +/- 0,40)
"Kalau dikonversikan ke umur kalender setara dengan 10 ribu SM," tutur Boediarto.
Catatan:
pMC = percentage Measured Carbon
Persentasi unsur carbon C yang tersisa dari proses peluruhan tanah purba paleo soil. Unsur carbon akan mulai meluruh begitu tumbuhan, hewan mati tertimbun tanah/batu.
Untuk meluruh setengahnya, pMC = 50% diperlukan waktu 5.730 tahun.
Quote:
Sumber 1 :
[URL="http://news.detik..com/read/2012/03/05/105715/1857803/10/wpw-situs-gunung-padang-berusia-109-abad-sm"]Sumber 1[/URL]
Sumber 2 :
Sumber 2
Sumber 3 :
Sumber 3
Spoiler for Pesan:
Dari penemuan penemuannya cukup jelas kalau adam pertama kali ke bumi di sekitaran Nusantara. (menurut TS gan jangan ya)
Mohon maaf bagi agan-agan yang kurang berkenan Terima Kasih
Spoiler for Comment:
Quote:
Original Posted By yxl►
Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur
situs megalitikum terbesar se Asia Tenggara
http://kask.us/13022360
situs megalitikum terbesar se Asia Tenggara
http://kask.us/13022360
Quote:
Original Posted By templates►ane baru kesana tuh kemaren, nih laporan dari ane hhe => http://khairilnst.com/2012/05/31/sit...g-cianjur.html
Quote:
Original Posted By vaizard027►kn udh d jelasin sma TS nya d depan gan
itu diuji cobanya pake teknik radio carbon dating (dlu pernah d ajarin waktu ane SMA nih)
jd setiap benda yang mengandung biokimia yang cukup tua masing-masing pnya struktur carbon tertentu yang diuji pake radio carbon dating tadi, bisa diketahui berapa lama yang lalu benda yg berasal dari hewan/tumbuhan itu hidup
penjelasan gmpangnya dari blog org nih
Radiocarbon dating ini menggunakan rasio antara unsur karbon-14 dengan karbon-12 yang berada pada temuan arkeologis. Karbon-14 mempunyai waktu paruh sekitar 5730 tahun. Paruh waktu adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah unsur radioaktif untuk meluruh hingga jumlah setengahnya dari jumlah semula. Jadi misalkan jikalau terdapat 10 mg karbon-14 pada awalnya, maka dalam 5730 tahun karbon-14 yang tersisa adalah 5 mg. Dan dalam (2 x 5730 tahun) 11.460 tahun yang tersisa hanya tinggal 2,5 mg dan seterusnya
CMIIW
btw keren emg indonesia saatnya Indonesia bangkit :ioveindonesia
itu diuji cobanya pake teknik radio carbon dating (dlu pernah d ajarin waktu ane SMA nih)
jd setiap benda yang mengandung biokimia yang cukup tua masing-masing pnya struktur carbon tertentu yang diuji pake radio carbon dating tadi, bisa diketahui berapa lama yang lalu benda yg berasal dari hewan/tumbuhan itu hidup
penjelasan gmpangnya dari blog org nih
Radiocarbon dating ini menggunakan rasio antara unsur karbon-14 dengan karbon-12 yang berada pada temuan arkeologis. Karbon-14 mempunyai waktu paruh sekitar 5730 tahun. Paruh waktu adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah unsur radioaktif untuk meluruh hingga jumlah setengahnya dari jumlah semula. Jadi misalkan jikalau terdapat 10 mg karbon-14 pada awalnya, maka dalam 5730 tahun karbon-14 yang tersisa adalah 5 mg. Dan dalam (2 x 5730 tahun) 11.460 tahun yang tersisa hanya tinggal 2,5 mg dan seterusnya
CMIIW
btw keren emg indonesia saatnya Indonesia bangkit :ioveindonesia
Quote:
Original Posted By rmzulkipli►CIANJUR-Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief, menyebutkan jika hasil penelitian di Gunung Padang Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Cianjur ditemukan pintu masuk menuju bangunan Gunung Padang. Pintu masuk itu tingginya sekitar lima meter dan lebar dan panjang 7,3 meter. Tim yang telah dibentuk telah menemukan pintu masuk ke bangunan gunung padang, kata Andi disela-sela silaturahmi kepada Pengurus Paguyuban Pasundan Cabang Cianjur, Jumat malam (1/6/12).
Menurutnya, tim terpadu penelitian mandiri Gunung Padang sudah melakukan penggalian di sejumlah titik. Hasilnya dibawah Gunung Padang ditemukan bangunan. Selain itu, ada pintu masuk menuju bangunan tersebut. Namun, bangunan itu belum kami ketahui awalnya dari peradaban mana, ujarnya.
Dia menjelaskan, pihaknya tidak akan melakukan ekspakasi, sebelum ada urun rembug dari berbagai pihak. Di antaranya, tokoh masyarakat sekitar, budayawan cianjur, jawa Barat, pemerintah kabupaten dan provinsi Jawa Barat.
Kami hanya memfasilitasi saja, untuk membuka tabir keberadaan Gunung Padang, untuk selanjutnya diserahkan kepada masyarakat, pemerintah daerah dan jawa barat, tuturnya.
Pihaknya juga membantah jika penelitian tersebut mendapatkan dana dari luar negeri. Malahan jika ada negera lain akan menyumbangkan dana untuk penelitian, dirinya akan menolaknya. Sedangkan dana penelitian diambil dari dana penelitian bencana alam dengan jumlah Rp 250 juta. Jumlah itu bukan penelitian di Situs Gunung Padang saja melainkan di seluruh situs di Indonesia, tegasnya.
sumber: http://radarsukabumi.com/?p=13181&ut...medium=twitter
Menurutnya, tim terpadu penelitian mandiri Gunung Padang sudah melakukan penggalian di sejumlah titik. Hasilnya dibawah Gunung Padang ditemukan bangunan. Selain itu, ada pintu masuk menuju bangunan tersebut. Namun, bangunan itu belum kami ketahui awalnya dari peradaban mana, ujarnya.
Dia menjelaskan, pihaknya tidak akan melakukan ekspakasi, sebelum ada urun rembug dari berbagai pihak. Di antaranya, tokoh masyarakat sekitar, budayawan cianjur, jawa Barat, pemerintah kabupaten dan provinsi Jawa Barat.
Kami hanya memfasilitasi saja, untuk membuka tabir keberadaan Gunung Padang, untuk selanjutnya diserahkan kepada masyarakat, pemerintah daerah dan jawa barat, tuturnya.
Pihaknya juga membantah jika penelitian tersebut mendapatkan dana dari luar negeri. Malahan jika ada negera lain akan menyumbangkan dana untuk penelitian, dirinya akan menolaknya. Sedangkan dana penelitian diambil dari dana penelitian bencana alam dengan jumlah Rp 250 juta. Jumlah itu bukan penelitian di Situs Gunung Padang saja melainkan di seluruh situs di Indonesia, tegasnya.
sumber: http://radarsukabumi.com/?p=13181&ut...medium=twitter
Spoiler for Jangan Dibuka :
#HT2
0
100.9K
Kutip
2.2K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.3KThread•91.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya