Akhir2 ini terdengar kabar bahwa taun 2013 nanti SNMPTN Tulis (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui ujian tulis) ditiadakan. Alasannya adalah: 1. Menghemat biaya SNMPTN; 2. kata Dirjen DIKTI: Kenapa harus ujian 2 kali?
Spoiler for oke kita bahas alasan pertama:
Joko Santoso (Dirjen DIKTI) mengatakan bahwa dengan dihapusnya SNMPTN Tulis maka jalur penerimaan mahasiswa baru tinggal 2 jalur saja, yaitu SNMPTN undangan & Seleksi Mandiri dari masing2 univ, dengan begitu biaya pengeluaran Panitia SNMPTN dapat dihemat, karena untuk taun ini saja biaya yang digunakan untuk SNMPTN Tulis mencapai 30 miliar rupiah (entahlah 30 miliar itu untuk apa saja). Dan menurutnya, 30 miliar yang dihemat tadi dapat dialokasikan untuk pendaftaran SNMPTN undangan, sehingga untuk mendaftar SNMPTN taun depan para calon mahasiswa akan dibebaskan dari biaya a.k.a GRATIS. semoga ini bukan cuma hoax deh.
Spoiler for Dan alasan kedua:
Kenapa harus ujian 2 kali?
maksudnya adalah: di akhir masa SMA para siswa telah menjalani Ujian Akhir Nasional (UAN), jadi kenapa harus diadakan ujian nasional lagi untuk menjadi mahasiswa?
Entah para pejabat pendidikan ini sedang ngantuk atau apa, mereka seakan-akan menutup mata atas rusaknya Ujian Akhir Nasional (UAN) di SMA. taun depan Panitia SNMPTN akan menjadikan nilai UAN sebagai acuan dalam menyeleksi para calon mahasiswa, mungkin mereka pura-pura lupa bahwa nilai UAN sangatlah tidak murni dan bahkan event taunan yang diselenggarakan negara itu telah menjadi ajang adu curang, tidak lagi suci, apalagi sakral? _ Dan kalaupun UAN berjalan secara jujur dan baik, maka tetap saja nilai hasil UAN itu tidak pantas menjadi representasi nilai belajar siswa selama 3 tahun. siapa yang mau jika banting tulangnya selama 3 tahun hanya dinilai dari jungkir baliknya selama 3 hari di akhir masa kerjanya? so fu*king bad.
Spoiler for padahal UAN kita bobrok:
Menurut pengalaman saya, UAN itu telah menjadi arena curang, komersil, dan mungkin lama kelamaan justru menodai dunia pendidikan Indonesia. berikut DINAMIKA UAN yang saya alami: Sekitar satu bulan sebelum UAN dimulai biasaanya akan berkeliaran para penjual jawaban UAN, bahkan para penjual itu berasal dari pihak2 pemerintahan sendiri. dan sialnya, para siswa2 juga lah yang akhirnya menjadi calo/distributor yang menjual jawaban itu ke teman-temannya.
Selain itu, pihak sekolah (baik guru ataupun murid) sangat resah dan galau menghadapi event konyol ini, sehingga para guru yang bernotabene sebagai pihak suci dan terhormat dalam dunia pendidikan ini pun turut melegalkan sistem curang dalam UAN. mereka menghalalkan para anak didiknya untuk mencontek dan bahkan menghimbau para murid untuk bekerja sama dengan rapi ketika UAN. para guru itupun telah bersepakat untuk membuang jauh-jauh sifat tegas & galak mereka ketika menjadi pengawas UAN sehingga para peserta UAN dapat dengan rileks mempraktekan sistem curangnya.
lalu apakah ini yang akan dijadikan tolak ukur kualitas anak didik Indonesia? alangkah lucunya negeri ini.
0
5.2K
Kutip
136
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!