Quote:
Senin, 30/04/2012 | 09:48 WIB
Salah satu wujud penghargaan terhadap perbedaan yang akhir-akhir ini mudah sekali dikobarkan kebencian di antaranya.
JOMBANG Dua belas orang Calon Pastur (Capas) dari beberapa negara di Asia Tenggara belajar di Ponpes Tebu Ireng. Mereka belajar di Ponpes yang diasuh oleh KH Sholahhudin Wahid itu, selama 28 hari sejak Minggu (29/12).
Selama di Ponpes Tebu Ireng mereka mempelajari Islam dan Budaya yang dibangun oleh pendiri ormas terbesar NU, KH Hasyim Asyari. Para calon pastur itu sempat berbaur dengan ribuan peziarah di makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Mereka nantinya bisa merasakan dan melihat secara langsung kaum Nahdliyin bermunajat di makam mantan Presiden RI ke 4 tersebut. Kehadiran para calon Pastur yang nyantri di Tebu Ireng ini, menurut Pengasuh PP Tebuireng KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), merupakan kehormatan bagi Ponpes Tebu Ireng.
Selain, di Ponpes Tebu Ireng para calon Pastur itu nantinya akan akan mengunjungi beberapa Ponpes yang ada diJombang sebagai referensi khususnya terkait NU. Selama di Jombang, mereka akan menginap di Ponpes Tebu Ireng.
Dua belas calon pastur itu diantaranya adalah Manasan Wong (Thailand) yang berasal dari Sekolah Kepasturan Atheno de Manila University Henry Ponce (Philipina). Empat orang lagi adalah Jefri Mirasol( Philipine), Mark Ivan Monjarding (Philipine), Jemeuel Tadanon (Philipine), Sigit Wibowo (Indonesia), Sr Krista (Indonesia) dan Elisa (Indonesia).
Para calon Pastur itu mengaku terkesan dengan ramahnya para santri dan warga di Jombang menerima kehadiran mereka. Kami juga terkesan sekali dengan banyaknya pengunjung yang berziarah ke Makam Gus Dur, kata Mark Ivan, asal Philipine.
bas
Sumber
-----------------------------------------------
ini semua tentang kebersamaan dalam perbedaan,
sama sekali tidak ada unsur pertentangan gak bermutu di sini,
sama-sama percaya pada Tuhan, meski berbeda pembahasaan