Rencana awalnya sih, kami mau ke Lawu menggunakan mobil Xenia nyokap. Tapi apa daya, si Xeni malah memilih 2 hari terakhir sebelum keberangkatan untuk menggosokkan dirinya ke dinding SMUN 3 Depok… Jadilah dia harus menjalani rawat inap untuk menyembuhkan diri dari kegilaan sementaranya :’( kegilaan yang kemudian menular ke saya karena harus mencari alternatif transportasi pada peak season natal dan tahun baru, dalam waktu 2 hari!



Setelah menginisiasi konferensi tingkat tinggi KepalaAJ dan mempertimbangkan segala kemungkinan, mulai dari:

- Jalan kaki Jakarta-Solo (usulan yang langsung ditolak secara mutlak, karena pasti kantor gak bakal ngasih jatah cutinya plus ada kemungkinan kantor melepas kami semua dengan alasan penyakit kejiwaan )



- Naik kereta (bisnis/ekonomi). Usulan paling optimal dari segi biaya dan waktu, sayangnya Bang KAI (PT KAI, maksudnya :P ) tidak setuju karena beliau dengan sigap langsung mengatakan bahwa tiket Jakarta-Solo sudah habis. Ketika ditanya jatah tiket Jakarta-Jogja, juga sudah habis. Jakarta-Semarang? Apalagi. Jakarta-Cirebon? Jakarta-Bandung? Pokoke, kemanapun, sudah habis!!! Sensi banget gak sih?!!! Btw, kenapa waktu itu kelupaan mempertimbangkan opsi naik kereta barang yah? Tinggal masuk ke dalam kardus aja kan? Kasih alamat pengiriman ke Puncak Lawu, langsung nyampe kali…



- Naik bus. Opsi yang cukup menarik walaupun dibayangi kemungkinan macet di jalan. Sayangnya, setelah mencoba menghubungi berbagai agen, alternatif paling dekat adalah bus dari Lebak Bulus pukul 17.30. Dan para pegawai itu (Yurdian, Amri, Imron, dan Wahyudi) merasa takut kalau pulang lebih cepat :P Saya pribadi sih statusnya sedang pengangguran (jadwal mulai masuk kerja di kantor yang baru adalah tanggal 2 Januari 2012, masih lama), jadi jam berapa pun jadilah



- Alternatif terakhir: pindah tanggal keberangkatan. Usulan ditolak, karena kalau gak berangkat sekarang, kapan lagi?!!!



- Alternatif terakhir kedua: pindah tujuan gunung. Usulan juga ditolak, karena Lawu adalah satu-satunya gunung di dunia ini yang layak didaki, yang lain pokoknya gak mau! (lebay mode: ON)



- Alternatif terakhir beneran: sewa mobil! Setelah berdebat panjang lebar (termasuk sama istri, yang notabene gak ikut :P ), akhirnya diputuskan menggunakan alternatif terakhir: sewa mobil. Bahkan penyewaan mobil pun tidak semudah itu Beberapa tempat rental mobil yang saya hubungi sudah kehabisan stock mobil (dan saran para tempat rental mobil agar kami menunggu beberapa bulan sampai mereka memperoleh mobil baru, langsung kami TOLAK!). sampai akhirnya dapat juga tempat rental mobil yang masih menyediakan mobil teririt sepanjang masa: Daihatsu Xenia (bukan iklan lho ya… :P ) namun dengan perhitungan biaya yang lumayan mantab buat para karyawan seperti kami: 550ribu/hari tanpa bensin, tol, dan uang makan sopir. Setelah mengeluarkan aplikasi andalan (Excel) dan menghitung-hitung keseluruhan biaya (serta dibagi 6 sesuai jumlah peserta), akhirnya kami memutuskan untuk mengambil alternatif ini (btw, istri saya masih saja bersikukuh agar kami membeli tiket kereta, walaupun jelas-jelas sudah tidak ada lagi yang jual )



Depok. 23122011. 15.30.



Sesuai dengan perjanjian, mobil datang ke rumah pada pukul 15.00. Setelah persiapan, pukul 15.30 jalan dari Citayam ke Kukusan, buat nitipin anak-anak dan istri . Sampai di meeting point (Gedung Menara Thamrin) pukul 19.00 (biasa, Jakarta: MACET!). Makan malam, ngopi, nungguin teman-teman pada ngumpul, akhirnya pukul 20.30 jalan ke Solo!



Via Cikampek dan Pantura, saya lupa satu hal, ternyata tanggal ini adalah tanggal natal! Jalanan macet udah kayak lebaran! Gak sampai Cirebon, supir yang disewa sudah ngaco jalannya :’( ngebut-ngebutan gak jelas plus ngamuk-ngamuk... Daripada kenapa-napa, mending saya ganti aja daaaaah... jadilah mulai Cirebon sampai Solo, yang bawa mobil, saya dan teman saya, Amri, bergantian. Sempat kepikiran, nih ngapain nyewa supir dong ya :P tapi dengan pertimbangan ntar dia pulangnya bakal sendirian bawa dari Solo ke Jakarta, ya udah dah, ikhlasin aja :P



Solo. 24122011. 13.30.



Sampai juga akhirnya ke Solo! Perincian biaya kira-kira:

- 1,5 tangki bensin. Rp 175.000,- dihitung bolak-balik = Rp 350.000,-

- Tol. Rp 80.000,- dihitung bolak-balik = Rp 160.000,-

- Sewa mobil. Rp 550.000,-/hari (plus supir) dihitung 2 hari = Rp 1.100.000,-

- Biaya makan supir (4x) = Rp 60.000,-

- Total biaya satu kali jalan, Jakarta-Solo = Rp 1.670.000,- :’( Muaahaaal gaaaan......!!!

Sesampainya di Solo, kami langsung ke cabang Telkomsel sana untuk bertemu dengan teman saya yang dari Surabaya: Diko. Dari sana kami naik mobil pinjaman Telkomsel, sementara mobil Xenia kami pulangkan pukul 15.00, jalan ke Tawangmangu!



Tawangmangu. 24122011. 15.30.



Ishoma di masjid assalam. Mantab fasilitasnya nih! Ada kamar mandi, warung di depan masjid, tempat sholat. Kami mandi di sini, makan sepuasnya, terus pesta durian dah...













Kegiatan yang ternyata menyebabkan kekembungan, kebauan sepanjang perjalanan, dan muntah-muntah :P



Tawangmangu. 24122011. 16.30.



Masuk gerbang pendaftaran. Katanya msh 25 KM ke pos pendakian :'( mulai berkabut tebal disertai hujan rintik-rintik









Biaya masuk daerah Tawangmangu







yang ternyata, daerah Tawangmangu adalah sebuah kawasan dengan penduduk dan sekolahan. Agak kepikiran sih, apa setiap penduduk yang mau pulang ke rumahnya harus bayar biaya retribusi di atas?



Cemoro Sewu. 24122011. 17.00.



Akhirnya! Sampai ke Cemoro Sewu! Pintu gerbang pendaftaran untuk pendakian. Kebayang dong, dari tanggal 23122011 pukul 15.50, sampai di pintu awal pendakian tanggal 24122011 17.00. It’s better worth it!

cuaca sih agak ‘mengerikan’, dengan hujan yang terkadang turun, terkadang naik Kabut yang menyelimuti daerah pendakian, dingin yang mulai menyengat. Langsung buru-buru ke warung terdekat, mencari kehangatan kopi!





Biaya pendaftaran di sini adalah Rp 5.000.-/orang dengan menitipkan satu KTP pemimpin rombongan (Yurdian).





Cemoro Sewu. 24122011. 18.45.



Setelah sholat Magrib dan digabung dengan Sholat Isya, kami memulai pendakian. Saya buru-buru SMS ibu dan istri, update status FB, posting di forum, minta doa semuanya. Soalnya cuaca kurang mendukung plus ada kasus baru saja hari Jumat, tanggal 23122011 ada mahasiswa UNS yang dievakuasi meninggal karena hipotermia. Mahasiswa tersebut sudah 1 minggu di daerah Puncak Lawu, di sekitar jalur pendakian Cetho (bukan jalur biasa), dalam rangka mengikuti pendidikan dasar pencinta alam. Kegiatan yang dikritisi oleh anggota tim SAR yang ngobrol dengan kami, karena panitia terkesan tidak mempertimbangkan faktor cuaca yang memang terus-menerus buruk dan meneruskan acara.



Sebelum naik, tidak lupa kami memotret daftar pantangan dan jalur pendakian yang disediakan oleh pengurus Cemoro Sewu di gerbang pendaftaran.










Lawu. 24122011. 20.00. Pos I



Sampai juga di Pos I. Cuaca masih tetap berkabut dan hujan. Kami berteduh dulu di pondok yang ada di Pos I. Di dalam situ sudah berjubel para pendaki lain yang juga ikutan berteduh. Diko sudah mulai ngos-ngosan, sementara yang lain, 10 menit berdiam diri di dalam pondok, sudah mulai menggigil kedinginan. Di Pos I, kami beristirahat sekitar 15 menit.