JANGAN LUPA SARAPAN
Tak bisa dipungkiri kebanyakan orang gemar melewatkan waktu sarapan. Berbagai hal jadi alasan, mulai dari tak punya waktu, tidak terbiasa, atau karena sedang menurunkan berat badan. Padahal melewatkan waktu makan di pagi hari ini bisa merugikan kesehatan.
Tubuh memerlukan energi untuk beraktivitas. Ketika tidur malam hari, tubuh menggunakan cadangan makanan yang ada untuk melakukan kerja organ-organ vital, seperti jantung, paru atau ginjal. Karenanya saat bangun pagi, cadangan energi (glikogen) biasanya sudah habis, cadangan lemak tinggal sedikit, dan tersisa cadangan protein.
Karena habisnya cadangan glikogen, tubuh memberikan sinyal lapar. Bila tidak ada respon, tubuh akan menggunakan lemak, bahkan protein untuk mempertahankan kadar glukosa dalam darah.
"Jika tidak sarapan, protein akan terpakai sedikit. Padahal protein adalah sesuatu yang perlu disimpan dalam otot untuk bekerjanya organ-organ. Pada orang yang sakit protein akan mempercepat proses kesembuhan. Karenanya jumlah protein harus dijaga," papar dr.Inge Permadhi, Sp.GK, ahli gizi klinik dari FKUI/RSCM Jakarta.
Berkurangnya cadangan glikogen juga akan membuat gula darah turun sehingga kita akan merasa pusing, lelah, mengantuk, bahkan tidak bisa berkonsentrasi saat beraktivitas.
Pada anak-anak, kebiasaan tidak sarapan tersebut bisa memengaruhi kemampuan belajarnya di sekolah. "Anak yang malas sarapan juga terancam kurang gizi, karenanya mereka akan tumbuh pendek," imbuh dr.Inge.
Melewatkan waktu sarapan ternyata juga merugikan orang yang sedang berdiet. "Bila tidak sarapan nafsu makan di siang hari cenderung meningkat sehingga porsi makan juga berlebihan. Lama-lama tentu tubuh menjadi gemuk," katanya.
Sarapan yang baik, menurut dr.Inge, seharusnya mengandung 20-25 persen kebutuhan kalori per hari. "Kalau tidak biasa mengonsumsi makanan berat, boleh porsinya 20 persen saja dari total kalori, tapi nanti ada snack pagi sebelum makan siang," katanya.
Selain karbohidrat, menu sarapan disarankan juga mengandung protein, lemak, serta vitamin dan mineral. Bentuknya bervariasi, misalnya nasi uduk dengan telur, bubur ayam, roti isi tuna dan sayuran, atau oatmeal. Lengkapi dengan buah, jus buah, yoghurt, atau susu.
Kebiasaan sarapan sebaiknya dibiasakan sejak dini. Orangtua bisa memberi contoh dengan cara meluangkan waktu untuk sarapan bersama di pagi hari. "Anak-anak harus dibiasakan sarapan, apalagi pada hari sekolah," ujarnya.
sumber
Bantu dirate gan, biar lebih banyak yang membaca.