Udah ga sabar pingin liat, Agan - Agan yang berbakat bikin puisi dan berhasil maju ke babak selanjutnya untuk mewakili KASKUS pada lomba puisi Bienal Sastra Utan Kayu-Salihara ? Cekidots!
Karena banyak Kaskuser yang berbakat buat bikin puisi, para Kurator dari Salihara yang salah satunya adalah Ayu Utamitidak jadi memilih 1 finalis untuk dilombakan, melainkan 5 finalis untuk mewakili KASKUS.
Seragam yang sekarat. Aku dihukum peradaban
dengan sisa air liurnya. menjadi porselen.
Pejabat-pejabat malas mencuci seragam.
Mereka yang jatuh di medan perang.
Negri-negri sempoyongan tak membaca pusaka
Tak dirajut bintang-bintang yang purwa.
Demikian pula aku mengeja banyak huruf dalam berita
Tidur. Memanjakan perut-perut babi yang mati
Seragamku pusaka yang dihadiahi janda-janda.
Ingin melumat darah yang menetes dalam bendera
adalah keringat yang jatuh sehabis perang
para pemabuk yang lupa darahnya muncrat dalam seragam
Skak mat!
Tak ada tempat bagi seragam yang sekarat
tak ada yang tergoda menyelamatkan tanda
indonesia warisan ibu pertiwi yang janda
setelah perang reda, setelah lagu-lagu dilipsingkan
Negriku seperti lirik yang mudah dibaca lawan
Setiap hari. Matahari selalu mengambil bagian
Cuaca tentu saja menaungi setiap seragam yang dibersihkan
Juga negri yang manggut-manggut dibelakangnya
Tangerang
Menghancurkan sisa darah-darah amis yang ditebar sepanjang seragam
Sehabis perang. Setibanya kita dalam kemerdekaan.
Apa yang diperjuangkan tuan-tuan?
terbayang sejenak aku
duduk di serambi rumah
jalan pegangsaan timur no 56 jakarta
dimeja situ kopi dan tersulut tembakau
seorang dengan kopiah dengan tongkat merbau
lagaknya kata dia
"bangsa kita bagai anak semut yang memaksa keluar dari rahim seekor gajah.
bangsa kita adalah gagak dengan amarah yang diwaris-wariskan pada anak cucu cicitnya.
bagsa kita adalah bunga melati yang lahir dan telah tumbuh dari tangkai setangkai bunga matahari.
bangsa kita adalah anak burung gereja yang telah ditawan oleh seekor elang perkasa.
bangsa kita adalah anak-anak kecil yang sedang bermain di kali dan tak tahu atau menahu tentang dalam dan arus itu apa?
bangsa kita adalah kecebong yang tak tahu hendak ataukah sedang tersesat berenang dan arungi samudera.
Bangsa kita bagai tangan bayi yang hendak menampar muka seorang raksasa
Bangsa kita akan menjadi bangsa dengan obor membara di tangan menerangi titian untuk kemenangan"
sejenak terbayang aku
duduk di serambi rumah
jalan pegangsaan timur no 56 jakarta
seorang dengan tongkat dan kopiah
agaknya dia kata
"titipanku bangsa dan negara di pundakmu , sekarang apa jadi?"
Anjing di belakang hotel 40 lantai,
anjing berkulit manusia tidur dengan batu sebagai bantal
Anjing di balik pabrik kemeja,
anjing bersuara manusia telanjang tanpa busana
Anjing di bawah gedung sekolah,
anjing itu buta huruf buta warna
Anjing di halte depan rumah sakit,
anjing itu mengerang lukanya bususk dan bernanah
Anjing 50 meter dari pesta kembang api,
anjing itu meraba kegelapan tak kebagian cahayanya
Berparas anjing,
berhati manusia
Manusia di gedung beton,
manusia bermoral anjing berdiri dia atas podium emas
Manusia di hotel bintang lima,
manusia bernafsu anjing bercinta dengan pramuria pilihan
Manusia di bank negara,
manusia berjiwa anjing membuka rekening baru kesekian kalinya
Manusia di jaring-jaring bisnis ibukota,
manusia anjing itu menginvestasikan uangnya
Manusia di rumah bertingkat,
manusia anjing it bingung memilih daging (manusia) apa yang menjadi menu malam ini
Anjing berhati manusia,
makan daki minum keringat hasil darahnya sendiri
Manusia berhati anjing,
makan daging minum susu hasil darah anjing berhati manusia
aku ingin menjelaskan bahwa menjadi tombol enter
tidak selalu menyenangkan
matahari baru menampakkan diri setengah hati
sudah datang seorang lurah yang masih gaptek teknologi
menekan tubuhku sungguh kencang luar biasa
bungkuklah aku hingga dasar
langsung ko tidak sadar
baru sadar dan mencoba untuk bangkit
datang lagi wabah penyakit lebih dahsyat dari sebelumnya
dia adalah pengamat politik bersama anaknya yang gila
main game perang amerika lawan jepang
tembak, tembak, dan tembak
bunuh, bunuh, dan bunuh
pencet enter terus-menerus aku terbunuh
tombol enter tidak bisa kehilangan nyawa
makanya aku melek lagi harus ketemu sama peneliti
yang mau nulis penelitian tentang hakikat hidup manusia
dia pusing sendiri jadinya karena membicarakan tentang ada
frustasi dan marah-marah aku dimaki
katanya aku tidak berfungsi
susunan penelitiannya jadi ngawur reputasinya hancur
kalau membicarakan masalah hancur sebenarnya hidupku paling hancur
sudah habis dicaci-maki masih saja digunakan lagi
habis manis sepah dipakai terus-menerus
kali ini menteri datang sambil mendeham
disuruh sekretarisnya yang cantik dan seksi untuk menyusun jadwalnya
jadwalnya banyak bukan main semua cuma main-main
kerja menteri sama sekali tidak ada
dari gedung yang satu ke gedung yang lain
semua cuma pertemuan belaka bicara lama tanpa hasil apa-apa
aku yang jadi korban sang sekretaris marah-marah
karena jadwal bentrok terus disangka aku pengadu domba
memangnya bapak menteri domba aku menggerutu
gerutuku tidak pernah didengar bahkan oleh kuping terlebar
makanya aku menulis puisi karena pasti akan ada orang membaca
setidak-tidaknya anak sastra atau mungkin dosen sastra
aku tidak mau kalah sama presiden
kalau presiden sedang pusing dia langsung bikin lagu
aku setiap hari pusing pasti laguku lebih banyak dari presiden
tetapi karena tidak mampu membuat lagu makanya aku membuat puisi
puisi memang paling jago membuat pembaca jadi pusing
contohnya adalah puisi ini
dibilang puisi bahasanya standar
dibilang cerpen alurnya nyasar
makanya aku selalu berlindung di bawah lindungan kontemporer
kalau ada yang mengkritik aku bilang saja padanya
ini adalah puisi kontemporer
tuan jangan sok mengkritik kalau tidak tahu seni
selesai urusan
oke supaya anda yang sedang membaca tidak pusing
aku akan menjelaskan inti dari puisi ini
intinya yaitu aku ingin menjelaskan bahwa menjadi tombol enter
tidak selalu menyenangkan
tersenyumlah
2011
dia merasa maesa adalah sesosok wanita
yang senantiasa galau jiwanya
sehingga membutuhkan seorang pria
buat teman berbagi cerita
untuk mencurahkan kegalauan hatinya
dia bawa setangkai bunga untuk maesa
dipetik dari pohon kamboja
kenapa harus bunga kamboja?
karena baginya bunga kamboja adalah lambang rasa cinta
yang tak lekang oleh masa
baru mau dicari si maesa
eh, langsung ketemu tanpa sengaja
di situs kaskus the largest indonesian community
aduh, itu hati langsung melayang tinggi sekali
di situs kaskus si maesa sedang menangis
setitik airmata di pipi kanan
tokoh itu bertanya,
kenapa anda menangis, pengarang?
maesa menjawab seraya menghilang,
karena mereka bilang aku agan.
tokoh itu ingin ketemu maesa lagi besoknya
mau menyerahkan bunga kamboja
yang kemarin lupa dia berikan
tapi kok, di situs kaskus maesa sudah tidak ada
tokoh itu cari kemana-mana
tapi maesa tak ada juga
hanya ada jejak airmata
hampir terhapus oleh senja
suatu senja di bawah purnama
tukang pos mendatangi rumahnya
mengantarkan surat yang diamplopnya tertulis nama dari maesa
kepada pria bunga kamboja
tokoh itu dengan cepat membuka
amplop dan mengambil surat yang tersimpan di dalamnya
hanya secarik kertas kecil dengan tulisan tinta ungu
tak ada seorang pria mau berteman akrab dengan diriku
apalagi capek-capek jalan berduaan denganku
Buat 5 finalis yang berhasil maju ke lomba puisi Bienal Sastra Utan Kayu-Salihara harap cek email kalian ya untuk melengkapi data diri.
Selamat Berjuang Gan, Semoga Menang!
Untuk Agan yang tidak menang, jangan galau ya. Agan tetep bisa mendukung para finalis dari KASKUS di acara penutupan Bienal biar Mereka menang Gan!
Datengnya kemari Gan!
Penutupan Bienale Sastra
Teater Atap Salihara, Sabtu, 29 Oktober 2011, pukul 20.00 WIB.
Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia 12520
Selain ada lomba puisi, bakal ada penampilan Gugun and The Blues ShelterGan.
Terbuka untuk umum.
grg. memberi reputasi
1
22.6K
Kutip
559
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!