Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

VerazorBuzzAvatar border
TS
VerazorBuzz
Meminta Maaf dalam Budaya Jepang
[quote=]
hallo agan dan aganwati ketemu lagi dengan ane verazorbuzz, sekalian ngabuburit ane bikin thread aja dah , moga aja berguna bagi agan dan aganwati sekalian emoticon-Smilie [/quote]


[quote=]

anti repost gan emoticon-Blue Guy Peace[/quote]


[quote=][quote=]
[/quote]

secara umum, mengenai kata maaf, entah kenapa saya pribadi sering [sekali] mengucapkannya.

Secara khas, orang-orang jepang menyatakan permintaan maaf lebih sering dibanding orang barat. Mungkin hal ini disebabkan adanya perbedaan kebudayaan di antara keduanya. Orang barat tampak enggan untuk mengakui kegagalan mereka. Sejak meminta maaf berarti mengakui kegagalan atau kesalahan seseorang, maka hal itu dianggap bukan yang terbaik dilakukan bila masalah tersebut dapat diselesaikan melalui meja pengadilan.

Meminta maaf dianggap sebagai suatu kebajikan di jepang. Meminta maaf menunjukkan bahwa seseorang bertanggung jawab [pada sesuatu hal] dan menghindari situasi saling menyalahkan satu sama lain. Ketika seseorang meminta maaf dan menunjukkan penyesalannya, maka orang jepang bersedia memaafkan. Bila dibandingkan dengan negara barat, maka di jepang jarang ditemukan kasus pengadilan.
Ketika meminta maaf, orang jepang sering menundukkan badan. Semakin anda merasa bersalah, semakin dalamlah anda menundukkan badan.

Di bawah ini merupakan beberapa pernyataan untuk meminta maaf.

[quote=]
sumimasen
mungkin ini adalah ungkapan yang paling umum untuk menyatakan permintaan maaf. Beberapa orang jepang mengucapkannya sebagai “suimasen”. Sejak “sumimasen” dapat digunakan dalam beberapa situasi yang berbeda [ketika meminta sesuatu, berterima kasih pada seseorang dan lain-lain], dengarkan baik-baik pada kalimat yang diucapkan. Kalau anda meminta maaf pada sesuatu yang telah anda lakukan, “sumimasen deshita” dapat digunakan.
[/quote]

[quote=]
moushiwake arimasen
ungkapan ini bersifat sangat formal. Biasanya diucapkan pada orang yang kedudukannya lebih tinggi dibanding kita. Ungkapan ini menunjukkan perasaan yang lebih kuat dibanding “sumimasen”. Ketika anda meminta maaf pada sesuatu yang telah anda lakukan, “moushiwake arimasen deshita” dapat digunakan. Sama seperti “sumimasen”, “moushiwake arimasen” dapat digunakan pula untuk mengungkapkan terima kasih.
[/quote]

[quote=]
shitsurei shimashita
ungkapan ini formal, tapi kesannya tidak sekuat seperti “moushiwake arimasen”.
[/quote]

[quote=]
gomen nasai
ungkapan ini bersifat umum. Tidak seperti “sumimasen”, penggunaannya terbatas untuk meminta maaf saja. Sejak kesan yang dimiliki kurang formal dan terkesan seperti kekanak-kanakan jadi tidak cocok bila digunakan pada orang yang lebih tinggi kedudukannya.
[/quote]

[quote=]
shitsurei
memiliki tingkatan yang biasa. Ungkapan ini biasanya digunakan dalam bahasa laki-laki. “shitsurei” juga dapat berarti “permisi”.
[/quote]

[quote=]
doumo
bersifat umum. Ungkapan ini juga dapat digunakan untuk menyatakan “terima kasih”.
[/quote]

[quote=]
gomen
tingkatannya sangat biasa. Penambahan dengan partikel akhiran “gomen ne” atau “gomen na” [bahasa laki-laki] juga digunakan. Ungkapan ini hanya dapat digunakan kepada teman dekat atau anggota keluarga.[/quote]
[/quote]

[quote=]
sekian thread dari ane semoga bermanfaat bagi para agan dan aganwati sekalian . Bisa dong kasih ane emoticon-Rate 5 Starsama emoticon-Blue Guy Cendol (L) , tapi jangan kasih ane emoticon-Blue Guy Bata (L) . Ane berharap thread ane kali ini bisa menjadi ht , dan jangan lupa untuk tinggalkan comment nya ya gan emoticon-Smilie [/quote]


[quote=]
0
2.3K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.