S4ViTr1Avatar border
TS
S4ViTr1
Pribumi dalam Keabadian Nama Jalan di Negeri Penjajah
Pada masa-masa terakhir kami sebagai Praja IPDN dalam menempuh pendidikan di kawah candradimuka, Ksatrian IPDN Jatinangor, kembali kami menjalani studi banding ke luar negeri.

Kegiatan yang anda semua mengenalnya di sini dengan sebutan Wahana Karya Wisata Praja IPDN, pada tahun ini diadakan di Eropa. Kami, Praja IPDN, berkesempatan mengunjungi beberapa negara dan kami mendapatkan banyak ilmu juga manfaat yang sangat berharga. Kelak, semua biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan WKWP IPDN ini akan terbayarkan dalam bentuk pengabdian tanpa pamrih oleh kami kepada gatra Nusantara.


~~~~~~~~~~~~~~


Di sela-sela kegiatan kami, Praja IPDN, dalam menjalani WKWP IPDN-2011 di Amsterdam, Belanda, kami berkesempatan mengunjungi sebuah jalan kecil di daerah Osdorp. Sekilas tak ada yang istimewa dari jalan ini. Dengan jumlah lajur tak lebih dari 2 mobil, juga ditambah tidak adanya kegiatan yang mencolok (hanya ada deretan rumah dan sejumlah mobil pribadi yang terparkir) semakin menegaskan kesan "ketidakistimewaannya". Apalagi dengan panjangnya yang tidak lebih dari 1 km, menjadi mudah luput dari perhatian orang.

Tapi, dengan bekal pengetahuan kami, Praja IPDN, yang sangat luas, kami sudah sejak lama mengetahui keistimewaan jalan ini. Sehingga ketika kebetulan WKWP IPDN-2011 diselenggarakan juga di Amsterdam, kami tidak sabar untuk dapat segera mengunjungi jalan yang dimaksud. Alasannya tentu saja untuk dapat berbagi dengan anda semua, dalam semangat pencerahan dan edukasi.

Keistimewaan dari jalan ini yaitu nama jalannya, Irawan Soejonostraat!

Di bawah kami tampilkan foto eksklusif dari plang nama jalannya:



Memang, selain Irawan Soejono, ada beberapa tokoh Indonesia lain yang diabadikan dalam bentuk nama jalan (Munirstraat, R.A Kartinistraat, Sjahrirstraat, dan Mohammed Hattastraat). Tapi Irawan Soejono "istimewa"; nama dia diabadikan menjadi atas jasanya membantu Belanda dalam melawan agresor Nazi Jerman.

Terbesit kesan ketidaksetiaannya terhadap tanah Pertiwi. Di satu sisi memang kekejian Nazi Jerman tidak dapat dipungkiri, tapi di sisi lain mengapa dia mesti mengorbankan nyawanya membela tanah penjajah, sedangkan di kampung halaman semua meradang berontak, ingin lepas dari cengkraman penjajah Belanda. Irawan Soejono mati ditembak tentara Nazi Jerman ketika berusaha melarikan diri sewaktu tertangkap sedang membawa mesin stensil.

Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, begitu pepatah menyebutkan. Irawan Soejono sendiri merupakan anak dari Adipati Ario Soejono, menteri pribumi pertama dan satu-satunya dalam kabinet Belanda.

Nama jalan itu sendiri diresmikan pada tanggal 4 Mei 1990. Ini merupakan nama jalan Indonesia pertama di negeri Belanda, sebelum ada nama-nama jalan lainnya yang diatas kami juga sebutkan.

Dengan mengenal sejarah Irawan Soejonostraat, sebaiknya kita dapat belajar mengenai arti perjuangan dan kesetiaan, yang terkadang terkesan konyol dan buta.

Kisah lain seputar WKWP IPDN-2011 akan kami sajikan bagi anda pada kesempatan lain.



Salam BHINNEKA NARA EKA BHAKTI
Berbeda-beda namun untuk satu tujuan mengabdi

0
5.3K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.