Sebelumnya kenalin, nama gw sune.. seorang mahasiswa sebuah Perguruan tinggi Swasta di Bandung. Cerita ini adalah pengalaman gw dengan seorang wanita yang begitu aku kagumi,


“Kha bangun..!!!”

Sebuah sms yang bangunkan aku dari lelapnya tidur, saat sebagian orang masih terlelap tidur, saat matahari masih bersembunyi di timur. Sms sepertilah pula yang slalu ku terima setiap pagi. Dengan langkah gontai akupun bangun, menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim. Kemudian ku balas sms itu
“iya udh slt subuh ko!?ade?”
“ya udh lah, kha mlm tdr jm brp?”
“stngh 4, abis nyari kodok di sawah!hehe.. abis ngrjain tgs..emg knp? eh de jgn lpa srpan sblm brgkt skul ok!?”
“heuheu dasar!Jgn gadang trz ih!!ntr skt lagi..OK deh!!”

Setiap pagi, hari- hariku slalu ku lalui dengan dia. Walaupun hanya sebatas telepon atupun sms. Wanita yang ku kenal 5 tahun yang lalu. Wanita yang mebuatku bersemangat menjalani hari demi hari, menghadapi hidup yang semakin berat untukku. Wanita yang slama 5 tahun ini aku kagumi karena kedewasaannya, sifatnya yang hangat, dan juga kepribadiannya yang begitu ramah, baik dan slalu membuatku berarti karenanya.
Ada keinginan untuk ku bisa lebih dekat dengan dia, tapi apakah aku pantas??apakah aku bisa??. Pertanyaan itu yang slalu menghantuiku, menghentikan semua keinginanku untuk bersamanya. karena aku sadar siapa dia dan keluarganya di kota kelahiranku, keadaan terlalu sulit
Aku sudah banyak kenal wanita, dan akupun sudah pernah merasakan indahnya mencintai dan dicintai. Tapi semua itu berbeda ketika ku lihat sosok dirinya. Wanita yang sempurna. Ya sempurna dengan semua kekurangan dan juga kelebihannya. Yang slalu membuatku berfikir dua kali untuk mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya.
Padahal sahabat- sahabatku slalu mendukungku untuk jujur padanya. Kata mereka dilihat dari sikap dia sebenarnya dia juga mempunyai perasaan yang sama padaku. Tapi tetap aku tidak berani. Dan aku slalu berfikir mana mungkin wanita seperti dia mempunyai perasaan padaku.
AaarrrrRrgh!!! Pusing aku memikirkan dia. Akupun segera bergegas mandi dan berangkat kuliah.
***
Di perempatan jl. Pangeran Dipenogoro, seperti biasa ketika aku akan pulang ke kota kelahiranku, slalu ku sempatkan membeli setangkai bunga mawar merah buat dia. Walaupun sebenarnya mawar itu lebih banyak layu ku simpan daripada ku berikan padanya. Aneh memang, tapi ya itulah aku. Terlalu malu untukku berikan bunga mawar itu padanya.
Sering terpikir apa yang akan aku bicarakan ketika bertemu dengannya, ku siapkan semua kata- kata yang akan aku ucapkan nanti. Tapi semua itu hilang begitu saja ketika ku berada di hadapannya. Lidahku kaku untuk memujinya, yang keluar hanya ejeken kecil yang emang slalu aku lontarkan padanya. Ejekan yang Slalu buat dia tertawa. Waupun gak jarak dia marah karena ejekanku yang berlebihan. Tapi Ejekan itulah yang slalu membuat aku dekat dengannya.

***
Cara yang unik yang slalu aku lakukan. Aku sering bercerita tentang wanita yang aku kagumi slama ini ke dia, semua yang aku rasakan, semua kuceritakan. Aku tidak tau apakah dia sadar atau tidak kalau slama ini wanita yang slama ini slalu ku ceritakan panjang lebar padanya adalah dirinya sendiri.
“mgkn dianya jg udh bosan,nunggu kha ngmng. Mksd de mo ngmng heg, g jg gpp.tp psti bkl penasaran trus?”
“ tapi ka g brani de!!”
“ya trserah kha aj mo ngmng ato ga, yang pasti kha bkl penasaran sbnrnya gmn prsaan dia ke kha?!”
“ka takut di tolak.trz takut dia ngejauh.”
“ayo dounk. Masa cwo pengecut?=)”

Dasar!!!coba dia tau sebenarnya orang yang aku maksud adalah dirinya sendiri. Cara yang aneh untuk mengungkapkan semuanya. Tapi itulah caraku, minimal aku bisa berkata jujur dengan persaanku padanya. Walaupun dengan cara aku berbohong padanya.
***

Hari itu aku bertekad untuk berkata jujur padanya, aku tidak peduli sebahagia atau sesakit apapun yang akan rasakan nanti.
Sepeda motorpun melesat, berputar- putar mengelilingi pinggiran Kota Cianjur, udara Cianjur yang saat itu cerah membuatku semakin bulat untuk jujur padanya. Sambil berkeliling aku kumpulkan semua keberanianku untuk jujur padanya. Tapi sayang, sampai akhirnya kita harus berpisahpun karena dia ada acara lain, aku tidak berani jujur padanya. Akhirnya diapun pergi menuju tempat lesnya.
Dengan perasaan yang campur aduk antara takut, malu, dan penasaran. Aku beranikan diri untuk jujur padanya walaupun hanya melalui sms.

“De tau g kl slma ni cwe yg slalu ka criatain itu de.”

Dengan was- was ku tunggu balesan darinya. Tidak berapa lama smspun ku terima

\t“Dhe tuh nunggu kha ngmng tau. Tp kha g ngmng2.”
\t“emang de tau gitu klo cwe itu de,tau dr mna??”
“ya tau lah, Felling aja. Kha tuh aneh sih, de pgn mastiin bnr g cwe itu dhe. Tpi kdg kha sk d putar puter. Jd aja de bingung,ntr disangka ke GRan!Knp cb g ngmng dr dlu. Skrg mh de dah mkr klo kha g suka ma de.”

Gemetar menjulur keseluruh tubuh, lemas terasa begitu sangat. Aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang, yang terpikir hanya penyesalan. Menyesal kenapa tidak dari dulu perasaan ini ku ungkapkan. Mengapa aku terlalu bodoh untuk tidak menyadari perasaan yang sama yang dia rasakan padaku.

***
Sudah beberapa hari ini aku tidak pernah berhubungan dengan dia lagi. Entah apa yang kurasakan saat ini. Gelisah, sedih, bahagia, semua bercampur jadi satu.
Bermain futsal dengan teman- teman adalah caraku untuk bisa melupakan semua ini. Walaupun dalam hati kecilku aku kangen dia, rindu dengan senyumannya. Kepolosannya, sms- smsnya.
Tidak sadar karena keasyikan bermain futsal, ternyata ada 2 sms dari dia. Dengan hati begitu senang, kemudian ku buka sms itu.
“Dhe sedih kha gni, Dhe g mau kha kyk gini .”
“Kha ngmbek m ade? ”
Aku bingung, balesan apa yang harus ku tulis. Akhirnya ku beranikan diri untuk membalas sms itu.
“Ka g mrh ko!!hehe..”
“tapi ko ga sombong ga ngesms de?”
“takut ganggu, trz lg bnyk tugas.”

Lama ku tunggu balesan sms itu. Tapi setelah beberapa saat 2 smspun beruntun datang.

“ smpet de syg m kha lbh dr sorg kha. Tapi kha yang ngubah perasaan de utk g mkrin itu,cz de g ykn. Ya udh gmn kha aja skrg mh.mavn de klo de sllu ngrpotn n bkn slh.”
“De pgn kha ky dlu.Titik.!!”

***

Setelah kejadian itu, kami masih sering berhubungan seperti biasa, aku tetap menjadi diriku seperti dulu. Walaupun ku rasakan ada yang berbeda pada dirinya. Sempat ku tanyakan apa sebabnya, dia hanya bilang dia berubah karena diriku.
Aku masih tetap mengaguminya, seperti dulu.

Ya Allah andai saja ada kesempatan kedua.