Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wisnugrohoAvatar border
TS
wisnugroho
Lapak Nasi Kang Eko Tembus 54 Juta Perbulan

Dalam sehari, saya biasanya dapat Rp. 1.800.000, kemudian saya gaji dua orang tukang masak Rp. 40.000 perorang. Untuk warung ini, saya sendiri yang menjaganya. Kang Eko

Dalam beberapa bulan belakangan ini santer diberitakan kenaikan bahan pangan strategis, seperti beras, cabai, sayur-mayur, daging, tahu, dan tempe di pasaran. Namun, tak semua pedagang merasa perlu gulung tikar menyoal kondisi tersebut. Meski harga pangan primer terus melambung dan membuat kocar-kacir para pelaku bisnis pangan, tapi akhirnya persoalan itu mampu diatasi dengan cara mereka sendiri, contohnya Kang Eko ini. Harga cabai yang pernah melonjak hingga 150 ribu perkilo gramnya, tak membuat Kang Eko patah semangat, malahan dia tetap membuka lapak nasinya di tepian jalan Hayam Wuruk, Harmoni, Jakarta Pusat.

Usaha lapak nasi yang sudah digelutinya sejak SD (1994) saat usianya 10 tahun, hingga kini masih menjadi mata pencaharian utamanya. Berkat pengalamannya menjual nasi selama belasan tahun, dia mengaku sudah terbiasa dengan fluktuatifnya harga bahan pangan di pasaran. Biasanya, Kang Eko akan menaikkan harga paket nasi dari biasanya bila bahan pangan pun masih tetap labil dalam jangka satu bulan. Meski begitu, dia tak mengambil untung banyak, sebab baginya berjualan bukan hanya mencari penghasilan namun juga menuai berkah. “saya paling naikin harga 500 rupiah saja karena kalau banyak-banyak juga nanti gak berkah.” Jelasnya.

Bagi Kang Eko, berdagang atau berjualan nasi bukan sekedar mencari nafkah, namun lebih dari hasratnya yang ingin meneruskan usaha almarhumah Ibunya. Sewaktu SD, di setiap pagi sebelum ke sekolah, biasanya Kang Eko membantu Ibunya mendorong gerobak nasi hingga ke lokasi jualan dan membantu membereskan segala perlengkapan jualan. Sepulang sekolah, giliran Kang Eko yang menjaga lapak nasi hingga habis terjual. “Biasanya, saya jaga dari siang sampe sore sekitar jam 4. Itu sudah habis jualannya, ludeslah terjual.” Tutur Kang Eko.

Penghasilan Kang Eko terbilang fantastis sejak area dagangannya itu menjadi sentra bisnis dan perkantoran. Di area jalan Hayam Wuruk, Harmoni itu, terdapat pusat halte busway, sentra bisnis dan area perkantoran. Tak ayal, Kang Eko selalu ketiban untung besar akibat pesanan para karyawan dan ratusan orang lainnya yang beraktifitas di wilayah tersebut. “Dulu, penghasilan saya dan Ibu lumayan, cukup untuk putar modal. Alhamdulillah, sekarang saya sudah bisa putar modal dan menabung untuk sekolah adik saya.” terang Kang Eko. “Dalam sehari, saya biasanya dapat Rp. 1.800.000, kemudian saya gaji dua orang tukang masak Rp. 40.000 perorang. Untuk warung ini, saya sendiri yang menjaga.” tambahnya.

Bila dikalkulasikan, penghasilan Kang Eko perbulannya terbilang fantastis. Bagaimana tidak, dia mampu meraup 54 juta perbulan dari lapak nasinya itu. Kang Eko yang mengaku tamatan SD ini, tak merasa gusar di tengah ketatnya persaingan hidup di Jakarta. Menurutnya, manusia hanya berusaha dan Tuhan yang menentukan rejeki mereka.

*Tulisan ini, didedikasikan untuk Kang Eko. Semoga usahanya semakin maju dan mampu menyekolahkan adik-adiknya sesuai cita-cita mereka, amin.


Inilah menu spesial dari Kang Eko…

Yah, aabis…laris manis yah!

Mas, enak gak?

Kelihatannya, enak yah….
0
5.4K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.