TS
Ace.Spade
[Orific] Story of Joni
Halo agan penghuni Fs, newbi mau buat cerita boleh gak gan?
apa? Boleh?
alhamdulillah deh
cerita ini hanya fiktif belaka meskipun beberapa kisah merupakan hasil dari pengalaman ane maupun kisah orang sekitar ane.
ceritanya sangat terpengaruh dari gaya menulis Hilman ( Lupus ), jadi bahasanya nggak baku alias bahasa nasional seadanya
silakan dibaca, maaf klo masih berantakan
maklum masih belajar
apa? Boleh?
alhamdulillah deh
cerita ini hanya fiktif belaka meskipun beberapa kisah merupakan hasil dari pengalaman ane maupun kisah orang sekitar ane.
ceritanya sangat terpengaruh dari gaya menulis Hilman ( Lupus ), jadi bahasanya nggak baku alias bahasa nasional seadanya
silakan dibaca, maaf klo masih berantakan
maklum masih belajar
Spoiler for Bab 1 (part1)= MOS:
[QUOTE=][QUOTE=]Hari ini hari minggu, tapi cuaca yang sangat menyengat membuat sebagian besar orang orang lebih memilih untuk tinggal dirumah daripada berkeliaran diluar saat cuaca seperti ini. Namun, ada sesosok manusia dengan langkah gontai terlihat sedang berjalan ditengah teriknya matahari. Terlihat keringat sebesar biji jagung mengalir deras dari sela sela rambutnya yang bermodel belah tengah menuju jidatnya yang cukup lebar itu. Dengan cekatan ia menyeka keringat yang naik di hidungnya yang tidak mancung itu. Tak salah lagi, dia adalah tokoh utama dari cerita ini. Meskipun wajahnya sama sekali tidak meyakinkan untuk dijadikan tokoh utama. Dan nama pemuda itu adalah Joni.
\t
Saat ini Joni adalah siswa baru di SMA Esok Hari. Selama masa MOS ( Membuat Orang Stress), Joni menjadi bulan-bulanan oleh kakak kelasnya yang haus akan darah segar siswa baru. Gimana nggak? Para kakak senior itu meminta para balon (Bakal Calon) adik kelas mereka untuk membawa benda benda asing. Cowok bertinggi 170 cm dengan kulit sawo mateng ( bahkan terkesan kematengan ) itu, bahkan nggak ngerti sama sekali dengan permintaan kakak kelasnya, seperti yang ini, dia menjadi lumayan pusing karena nggak bisa menemukan yang namanya cokelat ratu perak. Dia sudah coba cari kemana mana. Di Mal nggak ada, di mini market nggak nemu, di toko matrial apa lagi. Setelah seharian mencari ke seluruh pelosok negeri nggak ketemu , akhirnya Joni memutuskan pulang. Di perjalanan pulang, Joni melihat warung kecil dengan tembok bercat biru yang sudah banyak mengelupas disana sini. Dan sepertinya Joni melihat apa yang dicarinya sedari tadi.
\t
mpok, cokelat ini harganya berapa? Tanya Joni kepada wanita separuh baya yang mengenakan daster cokelat, sembari menunjuk ke arah cokelat yang dimaksud.
\t
oh, yang ntu mah harganye murah .
\t
iya , tapi murahnya berapa? Joni sambil mengambil beberapa cokelat dari dalam toples.
\t
\tgope dapet dua!
\t
kalo gitu saya beli empat deh, kata Joni sambil memberikan uang seribuan lecek dari kantong bolongnya.
\t
makasih ye.
\t
Joni pun pulang dengan hati yang lega setelah berhasil mengumpulkan item - item yang diajukan oleh seniornya. Sesampainya dirumah Joni mulai mengabsen item-item tersebut. Mulai dari cokelat ratu perak hingga teri bajak laut. hm komplit semuanya, ujarnya sambil tersenyum lega. tinggal tunggu sisanya dari mami deh.
\t
Pucuk dicinta nasi ulam pun tiba. Orang yang ditunggu oleh Joni, yaitu maminya sendiri datang dengan membawa sebuah kantong kresek hitam. nih yang kamu pesen, nggak ada yang lebih aneh lagi kan? ujar maminya yang siang itu juga ikut hunting barang barang aneh pesenan senior Joni. Joni Cuma tersenyum kecil melihat maminya tersayang keringetan. Itung itung bantuin mami ngecilin perutnya yang gendut, pikir Joni dalam hati. Seperti memiliki indera keenam, mami Joni langsung mengancam kalo kalo Joni pengen ngatain perut maminya yang gendut itu. Joni emang hobi ngomentarin keadaan orang dirumahnya bahkan disekelilingnya. Nggak perut mami yang buncit, kepala papi yang botak, sampe pipi adiknya, si Jini yang tembem kayak bakpao Cina juga kena sasaran. Namun Joni bukan tidak ada celah untuk di cela, badannya yang kurus menjadi sasaran empuk untuk membalas celotehan Joni.
\t
Tiba tiba terdengar suara pintu dibanting dengan kerasnya. Sampe sampe Joni en maminya jungkir balik saking kagetnya. Ternyata yang barusan berulah seperti itu adalah Jini yang baru pulang dari belajar kelompok. Belakangan ini Jini jadi getol banget belajar kelompok, sehingga Joni pun mencium gelagat aneh dari adiknya. Apalagi sejak datang tadi Jini cengar cengir terus.
\t
kenapa lo cengar cengir sendiri, udah gila ya?
\t
ye .kak Joni kali yang gila, udah deh nggak usah ngurusin orang, urusin aja tuh persiapan perang lo yang aneh aneh itu jawabnya sambil ngeloyor ke kamar meninggalkan kakak dan maminya yang terbengong bengong. Begitu masuk ke kamar Jini langsung membanting pintu kamarnya, kejadian tersebut ( baca: tsb ) sukses membuat mami dan Joni jaipongan saking kagetnya.
\t
Ketika sedang makan malam, papi yang biasanya semangat makan jadi males makan. Bukan gara gara ditinggal mami yang masih bantuin Joni yang nyiapin alat perang buat besok, dan ditinggal Jini yang masih mesam mesem sendirian, tapi lebih cenderung karena nggak ada yang bisa dimakan, lantaran mami nggak masak karena sibuk bantuin Joni.
\t
mami gimana sih, masa makan malem cuma pake nasi sama kerupuk? ujar papi protes.
\t
maaf honey soalnya tadi sibuk hunting barang pesenan Joni, aku jadi lupa mau belanja buat makan malem ujar mami. lagipula, di iklan aja ada anak kecil makan pake nasi sama kecap plus kerupuk aja bisa sehat.
\t
lagian, gituan aja diurusin
\t
iya tuh pi, mana nggak jelas gitu tiba tiba Jini ikut ngoceh. Jini emang paling hobi ikut campur sama urusan orang lain.
\t
yeee yang nggak penting tuh elo, dari tadi cengar cengir nggak jelas! Joni ikut panas.
\t
eh ni anak dua, malah berantem ini kan adegan mami sama papi yang berantem! ujar kedua orang tua Joni. Keributan langsung membahana ke seluruh penjuru rumah, sampe sampe tikus aja ikut berantem, gara gara tikus jantannya selingkuh. Kegaduhan memang menjadi bumbu sehari hari dalam keluarga tersebut, namun akan segera tenang saat jam tidur tiba. Kecuali cacing di perut papi yang masih demo gara gara belon dikasih pakan.
\t
Keesokan harinya, Joni berangkat sekolah dengan seragam wajibnya. Sebenarnya malu juga sih pake pakaian ginian. Udah tas Cuma kantong kresek, pake sandal harus terbalik, kaos kaki belang betong, trus pake topi koran lagi. Kebayang kan pake atribut super aneh kayak begini di atas angkot.
\t
mama, liat deh kakak itu aneh banget ya? ujar seorang bocah tk disebelah Joni pada ibunya.
\t
eh, nggak boleh begitu . biar jelek - jelek begitu, kakak itu nggak cakep lho ujar ibu itu dengan entengnya.
\t
Ucapan ibu itu barusan memang terlalu jujur, sampai sampai Joni hampir menangis, hanya saja dia gengsi dengan cewek cewek caem yang memenuhi angkot tersebut. Akhirnya Joni sampai juga di sekolah barunya. Sekolahnya memang bukan sekolah mewah, mungkin karena sekolahnya hanya sekolah swasta yang murah meriah. Mungkin alasan yang lebih tepatnya, karena dia nggak bisa masuk SMU negeri, karena nilainya yang jeblok.
Ketika Joni melihat hasil ujian kelulusan SMP dulu, Joni sempat bangga ketika nilai bahasa Indonesia en inggrisnya cukup mentereng, tapi ketika melihat nilai metematikanya Joni langsung jadi lemah gemulai. gimana nggak lemes ? nilai matematikanya waktu itu nyaris masuk jurang degradasi , padahal nilai standarnya 4,0 sedangkan nilai Joni 4,3. kebayang dong gimana jadinya kalo satu soal lagi Joni salah. hasilnya adalah bisa bisa doi di asingkan di kampungnya, yaitu di daerah lampung sambil ngangon gajah !!
\t
Yah, suatu hal bisa diambil hikmahnya , dari kejadian itu Joni mengambil kesimpulan bahwa dirinya saat itu terlalu jujur untuk ketegori pelajar modern. Padahal waktu itu teman temannya saling contek mencontek . namun saat itu Joni merasa mancontek adalah hal yang sia sia dan sangat bodoh. Oleh karena itu, mulai saat ini Joni nggak bakalan melewatkan saat saat mencontek. Meskipun Joni termasuk siswa yang nggak bodoh bodoh amat , tapi bodoh banget, he
[/QUOTE][/QUOTE]
\t
Saat ini Joni adalah siswa baru di SMA Esok Hari. Selama masa MOS ( Membuat Orang Stress), Joni menjadi bulan-bulanan oleh kakak kelasnya yang haus akan darah segar siswa baru. Gimana nggak? Para kakak senior itu meminta para balon (Bakal Calon) adik kelas mereka untuk membawa benda benda asing. Cowok bertinggi 170 cm dengan kulit sawo mateng ( bahkan terkesan kematengan ) itu, bahkan nggak ngerti sama sekali dengan permintaan kakak kelasnya, seperti yang ini, dia menjadi lumayan pusing karena nggak bisa menemukan yang namanya cokelat ratu perak. Dia sudah coba cari kemana mana. Di Mal nggak ada, di mini market nggak nemu, di toko matrial apa lagi. Setelah seharian mencari ke seluruh pelosok negeri nggak ketemu , akhirnya Joni memutuskan pulang. Di perjalanan pulang, Joni melihat warung kecil dengan tembok bercat biru yang sudah banyak mengelupas disana sini. Dan sepertinya Joni melihat apa yang dicarinya sedari tadi.
\t
mpok, cokelat ini harganya berapa? Tanya Joni kepada wanita separuh baya yang mengenakan daster cokelat, sembari menunjuk ke arah cokelat yang dimaksud.
\t
oh, yang ntu mah harganye murah .
\t
iya , tapi murahnya berapa? Joni sambil mengambil beberapa cokelat dari dalam toples.
\t
\tgope dapet dua!
\t
kalo gitu saya beli empat deh, kata Joni sambil memberikan uang seribuan lecek dari kantong bolongnya.
\t
makasih ye.
\t
Joni pun pulang dengan hati yang lega setelah berhasil mengumpulkan item - item yang diajukan oleh seniornya. Sesampainya dirumah Joni mulai mengabsen item-item tersebut. Mulai dari cokelat ratu perak hingga teri bajak laut. hm komplit semuanya, ujarnya sambil tersenyum lega. tinggal tunggu sisanya dari mami deh.
\t
Pucuk dicinta nasi ulam pun tiba. Orang yang ditunggu oleh Joni, yaitu maminya sendiri datang dengan membawa sebuah kantong kresek hitam. nih yang kamu pesen, nggak ada yang lebih aneh lagi kan? ujar maminya yang siang itu juga ikut hunting barang barang aneh pesenan senior Joni. Joni Cuma tersenyum kecil melihat maminya tersayang keringetan. Itung itung bantuin mami ngecilin perutnya yang gendut, pikir Joni dalam hati. Seperti memiliki indera keenam, mami Joni langsung mengancam kalo kalo Joni pengen ngatain perut maminya yang gendut itu. Joni emang hobi ngomentarin keadaan orang dirumahnya bahkan disekelilingnya. Nggak perut mami yang buncit, kepala papi yang botak, sampe pipi adiknya, si Jini yang tembem kayak bakpao Cina juga kena sasaran. Namun Joni bukan tidak ada celah untuk di cela, badannya yang kurus menjadi sasaran empuk untuk membalas celotehan Joni.
\t
Tiba tiba terdengar suara pintu dibanting dengan kerasnya. Sampe sampe Joni en maminya jungkir balik saking kagetnya. Ternyata yang barusan berulah seperti itu adalah Jini yang baru pulang dari belajar kelompok. Belakangan ini Jini jadi getol banget belajar kelompok, sehingga Joni pun mencium gelagat aneh dari adiknya. Apalagi sejak datang tadi Jini cengar cengir terus.
\t
kenapa lo cengar cengir sendiri, udah gila ya?
\t
ye .kak Joni kali yang gila, udah deh nggak usah ngurusin orang, urusin aja tuh persiapan perang lo yang aneh aneh itu jawabnya sambil ngeloyor ke kamar meninggalkan kakak dan maminya yang terbengong bengong. Begitu masuk ke kamar Jini langsung membanting pintu kamarnya, kejadian tersebut ( baca: tsb ) sukses membuat mami dan Joni jaipongan saking kagetnya.
\t
Ketika sedang makan malam, papi yang biasanya semangat makan jadi males makan. Bukan gara gara ditinggal mami yang masih bantuin Joni yang nyiapin alat perang buat besok, dan ditinggal Jini yang masih mesam mesem sendirian, tapi lebih cenderung karena nggak ada yang bisa dimakan, lantaran mami nggak masak karena sibuk bantuin Joni.
\t
mami gimana sih, masa makan malem cuma pake nasi sama kerupuk? ujar papi protes.
\t
maaf honey soalnya tadi sibuk hunting barang pesenan Joni, aku jadi lupa mau belanja buat makan malem ujar mami. lagipula, di iklan aja ada anak kecil makan pake nasi sama kecap plus kerupuk aja bisa sehat.
\t
lagian, gituan aja diurusin
\t
iya tuh pi, mana nggak jelas gitu tiba tiba Jini ikut ngoceh. Jini emang paling hobi ikut campur sama urusan orang lain.
\t
yeee yang nggak penting tuh elo, dari tadi cengar cengir nggak jelas! Joni ikut panas.
\t
eh ni anak dua, malah berantem ini kan adegan mami sama papi yang berantem! ujar kedua orang tua Joni. Keributan langsung membahana ke seluruh penjuru rumah, sampe sampe tikus aja ikut berantem, gara gara tikus jantannya selingkuh. Kegaduhan memang menjadi bumbu sehari hari dalam keluarga tersebut, namun akan segera tenang saat jam tidur tiba. Kecuali cacing di perut papi yang masih demo gara gara belon dikasih pakan.
\t
Keesokan harinya, Joni berangkat sekolah dengan seragam wajibnya. Sebenarnya malu juga sih pake pakaian ginian. Udah tas Cuma kantong kresek, pake sandal harus terbalik, kaos kaki belang betong, trus pake topi koran lagi. Kebayang kan pake atribut super aneh kayak begini di atas angkot.
\t
mama, liat deh kakak itu aneh banget ya? ujar seorang bocah tk disebelah Joni pada ibunya.
\t
eh, nggak boleh begitu . biar jelek - jelek begitu, kakak itu nggak cakep lho ujar ibu itu dengan entengnya.
\t
Ucapan ibu itu barusan memang terlalu jujur, sampai sampai Joni hampir menangis, hanya saja dia gengsi dengan cewek cewek caem yang memenuhi angkot tersebut. Akhirnya Joni sampai juga di sekolah barunya. Sekolahnya memang bukan sekolah mewah, mungkin karena sekolahnya hanya sekolah swasta yang murah meriah. Mungkin alasan yang lebih tepatnya, karena dia nggak bisa masuk SMU negeri, karena nilainya yang jeblok.
Ketika Joni melihat hasil ujian kelulusan SMP dulu, Joni sempat bangga ketika nilai bahasa Indonesia en inggrisnya cukup mentereng, tapi ketika melihat nilai metematikanya Joni langsung jadi lemah gemulai. gimana nggak lemes ? nilai matematikanya waktu itu nyaris masuk jurang degradasi , padahal nilai standarnya 4,0 sedangkan nilai Joni 4,3. kebayang dong gimana jadinya kalo satu soal lagi Joni salah. hasilnya adalah bisa bisa doi di asingkan di kampungnya, yaitu di daerah lampung sambil ngangon gajah !!
\t
Yah, suatu hal bisa diambil hikmahnya , dari kejadian itu Joni mengambil kesimpulan bahwa dirinya saat itu terlalu jujur untuk ketegori pelajar modern. Padahal waktu itu teman temannya saling contek mencontek . namun saat itu Joni merasa mancontek adalah hal yang sia sia dan sangat bodoh. Oleh karena itu, mulai saat ini Joni nggak bakalan melewatkan saat saat mencontek. Meskipun Joni termasuk siswa yang nggak bodoh bodoh amat , tapi bodoh banget, he
[/QUOTE][/QUOTE]
0
6.4K
Kutip
76
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•270Anggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya