Ibarat kejadian pencurian, barangnya dikembalikan, orang yang mengambil ketemu. Karena sudah dikembalikan, urusan selesai? Ya terserah yang punya urusan lah, suka-suka dia :ngakak:ngakak:ngakak
Bagaimana mengukur yang tak terukur? Manusia dengan semua keterbatasan berusaha mengukur yang tak terbatas. Sesuatu yang jelas terukur bisa dianggap bukan Tuhan. Jika tak terukur, apakah dia Tuhan? Ini yang sulit dibuktikan. Maka konsep Tuhan pasti mengundang kontroversi.
Ini nih yang bikin negara bangkrut, menambahkan beban subsidi buat orang yang engga menghasilkan. Pajak gue bayar buat bikin hidup gue lebih baik, infrastruktur bagus, layanan administrasi lancar. Bukan buat kasih makan orang yang cuma bisa mengeluh menyalahkan Tuhan.
Coba diam aja, nggak akan begini :betty Banyak jagoan keyboard berkeliaran, yang jempol nya Jahannam :ngakak
Logika terbalik, mending 3.1 buat tanah atau modal investasi. Main emas kek, atau pendidikan anak juga investasi. Biar lo tua engga luntang-lantung karena anak juga sibuk gali lubang tutup lubang. Secara kalau anak hidup lebih baik juga pasti ingat sama orang tua.
Tidak ada korelasinya, dalam politik semua itu alat demi tercapai tujuan. Mau dibikin tiap 3 tahun, bisa pemilu terus. Kapan kerjanya. Yang 5 tahun sekali aja engga kelihatan kerjanya :betty
Wah bahaya kalau dijadikan dalil atas sebuah perbuatan. Bisa-bisa nanti ada kasus orang ditabrak karena alasan wajahnya najis :cd
Gimana engga surplus, iuran naik, kunjungan RS turun, pada takut di kopet kan Begitu kena kopet betulan, klaimnya dana pandemi, gimana engga surplus :betty
Kalau pakai akal tidak sesuai manual book pak Kyai, menurut pendapat seseorang yang ingin sekali ku sebut namanya
Ini yang merendahkan perempuan, cuma jadi pelayan suami. Ibu kartini menangis lihat ini. Bukannya tambah maju malah mundur ke zaman batu.
Lihat pelaksanaan nya kayak apa nanti, orang kampung enggak akan mau di isolasi, banyak gesekan pasti, Salah satu problem nya adalah stigmatisasi negatif soal covid, ini yang jadi PR.