Andry Satrio mengatakan secara umum periode Januari—Maret 2022 telah menorehkan pemulihan dari sisi kinerja manufaktur.
Karena ada kombinasi antara mengalirnya likuiditas momentum Idulfitri dan juga kenaikan harga beberapa komoditas strategis.
Pertumbuhan ekonomi akan agresif pada kuartal II/2022 seiring dengan pelonggaran mobilitas masyarakat selama momentum Ramadan hingga Idulfitri.
Anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan Ajib Hamdani memperkirakan ekonomi pada 3 bulan pertama tahun ini hanya tumbuh 3,5 persen—4,5 persen.
Pengusaha domestik telah membaca prospek ekonomi Indonesia yang akan sulit tumbuh mencapai kisaran 5 persen pada kuartal I/2022, meskipun sektor manufaktur menunjukkan kinerja positif.