Pagi itu, gua menjalani rutinitas seperti biasa; Mencuci pakaian, beres-beres rumah dan menyiapkan sarapan. Jam menunjukkan pukul 7 pagi, gua buru-buru kembali ke kamar, meraih handuk dan bergegas untuk mandi. “Yah, bangun…” Ucap gua seraya menepuk pelan ujung kakinya, yang lalu dengan cepa...
“Ya besok kan masih bisa…” Jawab gua singkat. Namun, Resti menggelengkan kepalanya; “Sekarang aja, buruan nyetirnya, biar nggak keburu gelap…” Gua lantas menambah kecepatan, menuju ke lokasi makam Larissa. Area parkir makam terlihat sepi, Beberapa orang terlihat berjalan keluar dari k...
“Kenapa masih dipake tuh celana?” Tanya gua, begitu ia selesai mengganti bajunya. Resti sudah melepas gaun pernikahannya dan menggantinya dengan kaos belel bergambar chipmunks dengan celana jeans super pendek yang dulu pernah ia kenakan namun gua komplain. “Emang kenapa, yang ngeliat juga c...
Gua mengetuk pintu kamar hotel tempat Mas Karlan sekeluarga menginap. Cukup lama gua menunggu hingga akhirnya Mas Karlan membukakan pintu untuk gua. “Kamu baru dateng?” Tanya Mas Karlan menyambut gua. “Iya…” Jawab gua singkat kemudian menyeruak masuk ke dalam tanpa menunggu dipersilahka...
Gua meraih ponsel dan mengecek pesan balasan dari Wawan; “Ribet!, Makanya gw bilang cuti aja!” “Ni gua berangkat” Balas gua. Lalu masuk ke menu panggilan terakhir, dan mulai menghubungi Resti. “Halo…” Sapa Resti dari ujung sana. “Kok nggak ngasih tau, kalo mami mau kesini?” Tany...
Saat ponsel kembali berdering, gua buru-buru berlari menuju ke kamar untuk menjawab panggilan. Gua mengernyitkan dahi menatap layar ponsel yang menampilkan nama Resti; “Halo…” Sapa gua. “Kemana aja sih di telpon dari tadi nggak diangkat?” Teriakan Resti menyambut gua. “Lagi nyuci…...
“Katanya dateng siang?” Ujar Wawan begitu melihat gua masuk ke dalam ruangan. “Lah, emang ini belom cukup siang buat lo?” Gua balik bertanya seraya menunjukan jam tangan gua yang menampilkan angka 10. Wawan, menarik ujung lengan kemeja panjangnya dan mengintip jam yang melingkar pada perg...
(H-6) Gua nggak tau gimana rasanya Resti yang berhenti kerja dan harus ‘dipingit’ di rumah. Sedangkan, gua yang baru sehari libur aja udah merasakan kebosanan yang luar biasa. Bangun siang? udah. Tidur-tiduran sambil main ponsel; udah, makan mie instan pake telor dua; udah, glesotan di lantai...
(H-7) Ponsel gua bergetar, dengan mata masih terpejam, gua meraba-raba area di sekitar ranjang, mencoba mencari ponsel yang sejak semalam sengaja gua buat dalam mode getar. “Halo” Sapa gua begitu berhasil menemukan ponsel dan kembali meraba tombol jawab. Teriakan Resti lalu menyambut pagi gua...
H-8)Tak banyak yang bisa gua lakukan saat hari-hari pernikahan semakin dekat. Gua masih tetap menjalani hidup seperti biasa, layaknya pekerja kelas bawah di Jakarta yang nyaris nggak bisa menikmati libur berkualitas. Disisi lain, Resti hampir seminggu yang lalu sudah tak lagi bekerja. Bukan, ia bu
Setelah hampir setengah jam ia habiskan untuk ‘menyiksa’ gua, Resti duduk dan berbaring telentang; kelelahan. Matanya terpejam, sementara nafasnya memburu. “Sasa tau nggak?” Tanyanya, masih dengan mata yang terpejam. “Nggak…” Jawab gua singkat, seraya mengelus lengan, leher, kepala ...
“Fu*k… bener kan, gua bilang apa… gua pernah ngeliat lo…” Boni bicara sambil memukul meja pelan. “Hah? Jangan bilang lo berdua satu sekolah?” Kali ini Resti angkat bicara. “We are…” Jawab Boni santai. “Seangkatan?” Kali ini Ines yang mengajukan pertanyaan, entah ia tujukan...
“Eh, lo dimana?” Tanya Resti melalui sambungan ponsel. Suaranya terdengar setengah berbisik, seakan nggak ingin ada yang mendengar bicaranya. “Masih di kerjaan…” Jawab gua singkat. “Jam segini?” “Iya, tapi bentar lagi balik nih… ada apaan?” Tanya gua. “Ada Mas Karlan sekelua...
Dulu waktu mau berangkat ke UK, ngeliat harga makanan di Bandara kaget; Mahal banget. "Ah, nanti kalo udah balik dari UK, jadi orang Sukses, pasti harga makanan disini jadi terlihat murah" Beberapa tahun kemudian, balik dari UK. Harga makanan di bandara masih terlalu mahal buat gua; mea
Gua menyalakan mesin motor, dari kaca spion terlihat Resti tengah memejamkan matanya seraya mulutnya komat-kamit seperti tengah membaca doa. Sementara, kedua tangannya melingkar di pinggang gua erat, sangat erat hingga gua kesulitan bernafas. “Boleh nggak pegangannya jangan terlalu kenceng, gua...
Buat yang belum tau pil koplo; Pil Koplo adalah obat golongan benzodiazepine, yang mirip dengan rohypnol, nipam, dan lexotan. Obat jenis ini tergolong obat anti cemas yang sifatnya depresan, jadi yang mengkonsumsi bisa merasakan sensasi teler yang bikin ‘santai’. Saat tahun 2000-an awal, obat...
Resti merubah posisi duduknya, kali ini ia membelakangi dan menyandarkan tubuhnya pada punggung gua. Kami berbincang, tak menatap satu sama lain, hanya memandang ke arah langit yang penuh bintang. “Klinik kecantikan harusnya bisa ngilangin bekas luka di jidat gw ya cad?” Tanyanya pelan. “Ke...
Malam itu, sepulangnya dari rumah Mas Karlan, jalan terlihat lengang. Tak seperti biasanya, kali ini Resti nggak memacu mobilnya dengan cepat. Ia mengemudi pelan dengan pandangan ke depan. Beberapa kali gua mendapati, tatapannya kosong. Seperti tengah memikirkan sesuatu. “Oi…” Gua memanggil...