Kampus2 di jakarta, terutama swasta top, sudah biasa dgn ini. Malah ada sesi khusus mirip konser musik dan ada dj. Yg negeri jg sama. Bahkan kampus islam pake musik ini karena fleksibel. Kalo qosidah nasyid dikira pengajian ato nikahan.
Nonton league one di Inggris sama dgn main bola antar kecamatan disini. Cuma disana lapangan lebih bagus. Tp suasananya sama aja.
Realita Kaum privilege itu ada dua: orang kaya dan miskin. Dpt hak spesial, dibantu. Yg kaya masih lumayan bisa support ekonomi. Miskin? Cuma punya 2 tugas: komoditas politik dan agama. Orang2 miskin dipakai buat mereka2 yg ingin dapat suara dan pahala.
Entahlah apa yg enak lihat konten amatir seperti ini. Yg bagus profesional banyak, gratis, enak ditonton.
Nasi, sayur, telur/ikan. Bukan makanan yg dijual di jalan atau warung. Makanan yg dijual harga bumbu setara dgn harga bahan.
Genre apa dulu. Kalau mirip social network, biaya gak mahal. Yg buat film biopic mahal itu setting dan wardrobe. Apalagi kalo setting terlalu jadul. Harus pake cgi, sama dgn film2 fantasy dan aksi. Atau kalo mau yg nyata, biaya kudu besar buat siapkan setting asli. Film biopic drama dan romance,
Copas silahkan, tp jangan dari lokal dalam negeri. Copas dari luar, dan modif lah. Dikit aja gak apa. Intinya jangan copas dari salam negeri. Ribet kalo kena kasus dan variasi gak banyak. Yg banyak copas dan plagiat itu band2 tua jadul, penyanyi lama, dan pencipta lawas. Era 70an, 80an, dan 90an,...
Ada yg namanya wish fulfillment. Cerita2 dibuat untuk memenuhi keinginan, khayalan, dan nafsu manusia yg tdk bisa dipenuhi di dunia nyata. Template cerita manusia sempurna, zero to hero, punya cheat/anugrah, pahlawan kebajikan, sudah ada sejak zaman kuno. Ada pula isekai/dunia lain, surga vs nera...
Agama kan produk manusia. Dibuat untuk kontrol. Dan hancur jg karena manusia. Itu filsuf2 modern kalau hidup di zaman kuno pasti ajarannya dianggap agama. Karya fantasy2 jg sama. Kalau terbit di zaman kuno lalu dianggap beneran nyata. Kalau kitab2 kuno diterbit sekarang, sama dengan buku2 motivas...
Sejak dulu, kita pake produk impor. Tanpa India, nenek moyang masih buta huruf. Budaya, tulisan, dan agama semua impor. India, china, arab, eropa.
Intensitas kurang. Basket, voli, tenis, futsal; olahraga gerak cepat selalu menarik. Poin dinamis. Pemain2 sering unjuk skill. Sepakbola? Main lama, jarang gol, oper sana sini, defensif parkir bus. Kalaupun ada skill, jarang kelihatan. Tambah cheerleader lah. Ini kan permainan laki, masa gak ada p
dicky.farista Beneran kah? Spek nya bagus kah? Selera arab2 kere ke lokal sini gak aneh2 kan? Mereka gak mampu bayar escort elite di dubai, lalu pilih disini.