Andai wktu itu kuabaikan saja Pasti sekarang sy tidak akan jadi pecundang yg bertanya KENAPA!!! Pertanyaan sia sia yg muncul tiap hari ketika kubuka semuanya Padahal dirimu bukan siapa siapa Ini ....... Bawa pergi puing puing ini
seakan semua menubruk tanpa kendali satu persatu rubuh tanpa sempat kusadari entah kuasa apa yg mendekap sedari tadi mngkin sudah saatnya berbenah diri tapi bukan menghindar untuk lari menubruk dada membuat gontai berteriak memaki diri sendiri ?? aku tidak mau mempecundangi diri sendiri tajam nya s
Mari kuras habis telaga telaga jumawa Saat tak ada lagi diksi yg bikin kita tertawa Yang tersisa hanya jejakmu disana menari dalam kenangan penuh kembara Kau boleh pergi dengan sejuta tanya Juga boleh memaki dengan kehadiranmu yang maya Walau masih samar kemana gundah menitipkan saya Dalam anat
Mari mabuk dalam tiap tegukan pena yg terukir di udara kawan Ejek mereka dengan sajak sajak bengal biar mereka menyebut kita bajingan berjubah merah Jika ada badai yg mempertemukan inspirasi dalam tsunami amarah Kita sebut itu sebagai bisikan cinta utk bidadari yg bertengger dijurang neraka
Aku mencoba membacamu helai demi helai Kutandai tiap halaman yg kau ukir helai demi helai Kuberi kesan mendalam dalam aksara helai demi helai Ada sesuatu yg kutitipkan disana Tak perlu kau tau dalamnya lautan Sayangnya ia kutitip lewat bulir hujan Setelah pelangi terusik oleh desiran angin Dan kub
Ada rasa berat ketika kau bahasakan penyesalan Ada iba menyeruak dengan pedih yg tak bisa kusangkal Ketika kucoba menekan sisi kemanusiaanku Aku berusaha keras agar kau menganggapnya tulus Terserah jika kau katakan modus... Muntahkan saja semua maki mu... Aku belajar untuk berjalan menjauh Kuakui
Menjauh saja princess... Tak perlu kubisikkan atau ku buat membuncah Kehadiranmu mengalihkan dunia yg seharusnya tak layak kukatakan padamu
aku menari dengan bara api membakar sendiri relung hati hingga nyeri aku bersahabat dengan kehilangan semua yang kugenggam sudah pasti akan melayang aku jatuh cinta pada kegelapan tertahan kubiarkan diriku tenggelam pelan-pelan simfoni syahdu malam menghantarkan bulan bersemayam aku hanya terpeku...
So...here we go again Disana jagat inspirasi memanggil kita Kita yg disaksikan sejarah sebagai sajak sajak pemanis telinga Jangan pedulikan dan menoleh ke belakang Kita adalah bait bait aksara yg mengukir langit dunia dengan cerita... Meski matahari mengabaikan pena yg menghias cakrawala Ada bint...
Selamat jalan adek sepupuku Lama kita tidak bertemu tapi sekarang aku pun tak sempat menemui jasadmu Semua terngiang dg pilu...sikap ramahmu ,sapaan hormatmu ketika engkau menyapaku dan tawa mu yg khas bahkan celotehan kecilmu ketika engkau masih bayi Sungguh pedih takdir yg menemuiku Sungguh trag
Pernah mencoba skeptis dengan pemikiran sedikit terkikis Menggapai gapai makna yg menggantung dekat pelipis Dalam bingung tak ada jeda menantang kesadaranku dengan cara yg sadis Diluar sana banyak yg pesimis Menganggap diriku tidak realistis Sy bukan materialis dg lagak ku yang hedonis Apalagi de
Saat bermandi khayal mencumbu ruang kosong Satu dimensi buta sekilas bak lonceng berdentang Tak tersebut kisah dalam ruang yg terbentang Saat sisi gelap menyeret engkau menyepi dibalik pedang sudahi pertengkaranmu akan gundah yang datang Satu tikaman belati tak cukup runtuhkan tegarnya karang Wal
Sisi gelapku... Diam dan mendekamlah disana Dalam lubang hitam semesta tanpa cahaya Jika tak kulambaikan tikaman Maka engkau menyambutku dengan terkaman Tak ada takdir untuk kita bersatu Walau dentang waktu berputar dengan sendu
Mereka yg mendekap amanah semesta yg dititpkan dg kasih Nya Pedang ,api angkara....pun bijaksana Ketika bersaksi dengan tulus untuk sebuah hakikat manusia Ia bukan retorika Bukan esensi yg lupa akan siapa dirinya Dengan angkuh menyangkal segalanya Padahal ia bukanlah apa apa Bukan aku tau,bukan p
Selamat menulis kembali di poetry gan : ) Karya nya keren sekali ^^ Kehidupan apapun bisa saja menyenangkan. Jika hati mau menerima segalanya dengan lapang... Menikmati hidup dengan cara yang benar, Sudah kah ada jawaban? Salam kenal, Steff. D aku hanya kepingan bersayap satu berjalan dalam dim
Sisi gelapku...menarilah diujung terdalam hidup ku yg nisbi Ketika engkau kelak membawaku kedalam kelam Biarkan kepinganku berlari melewati poros suram matahari Kemunafikan bukanlah bahasa yg diucapkan tanpa dusta Sisi lain dari diriku dekaplah dengan utuh penuh seluruh Diriku berjuta terkurung ja
terpekur... dalam alam yang mungkin punya seluruh tanya begitu kau rengkuh ia, semua mengatakanmu gila....edan dan semua muatan begitu peduli sehingga aku melukis matahari dengan mega mendung yang pekat bintang di ufuk seolah redup... bukan aku...tapi kau...
mungkin ia bukanlah mimpi mimpimu yang manis tapi coba buka sedikit pintu agar semua lepas dari rangkulan bukan ia yg tak terperi... bukan ia yang tau dirimu penuh seluruh defenisi defenisi paradox sedikit melankolis biar ia mengalir....sekali lagi... walau bagai riak riak kecil danau yang tak per
.............. jika ada kerinduan yang mungkin tak tersentuh biarkan ia kita sapa dalam mimpi mimpi yang abstrak... percayalah... aku akan selalu menjadi lilin yang rela hancur demi menerangi hidupmu