"ANTY GAK SETUJU YAH KALO KAMU PELIHARA KUCING DI RUMAH!" Bentak Tante Elsa saat gue menjawab panggilan masuknya. "Lah, siapa yang mau melihara Kucing, sih. Tant! Aku juga gak mau melihara kucing." "Itu kamu nanya beli kucing dimana mau ngapain?" Tanya Anty Elsa. La
Sedikit memenung, gue duduk di depan rumah memandangi tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh subur di halaman depan rumah. Hati dan pikiran gue terus memikirkan, tepatnya bertanya, "Ada apa dengan Tante Elsa?" Sudah 4 hari semenjak kejadian penyerangan itu, selama dua hari dia berada di rumah ini,
Diam dan nikmati; Tanpa berbagi, Tanpa suara sana-sini Cukup simpan semuanya untukmu sendiri! Sekali lagi, aku bisa saja pergi tanpa pernah kamu sadari langkah pertama yang aku mulai; Untuk berhenti, Untuk tidak melanjutkan apa-apa saja yang sudah aku mulai, Disini. Apa kamu bisa melihat tandan...
"Alo" Ucap gue saat Alodya membukakan pintu kamar kosnya dan langsung memeluknya. "WID!" Alodya terheran dengan sikap gue, namun seolah mengerti dia langsung mendekap tubuh gue dengan kedua tangannya, "Astagaaaa Wid, ini apa? Darah? Wid!?" Alodya begitu terkejut saat t
Nata terlihat menelan ludahnya sebelum berbicara, "Gue gak mau sebenernya ngomong gini, jujur gue agak sedikit enggak rela. Tapi gue lebih enggak rela kalo engga gini. Le, gue sadar gue udah sia-siain kesempatan terakhir dari Karina. Mungkin setelah ini gue bakal bener-bener kehilangan dia. ...
Keesokan harinya gue bangun di pagi hari dan tidak ada orang selain Mbak Sun saat gue ke luar kamar untuk mandi. "Mbah sama Tante Elsa kemana, Mbak?" Tanya gue pada Mbak Sun. "Ibu mah biasa Den lagi senam kalo non Elsa sih kayanya lagi joging tapi gak tau dimana, bawa mobil soalnya...
Tanpa berlama-lama gue langsung menghubungi Karina. Dan Karina pun langsung menjawab panggilan telepon gue. "Karinaaaaaa." Sapa gue. "..." "Hellooooo." "..." "Anybody home?" "..." "Dih di cuekin gak tuh gue." "..." Ka...
"Haaahhh…" Tante Elsa menghela nafasnya. "Yaudah terserah kamu ajah gimana ngenilai Anty." Ucap Tante Elsa lalu hendak meninggalkan kamar ini. "Tant…" Panggil gue lalu Tante Elsa berbalik arah. "Do you angry?" Tante Elsa tersenyum, "No, Anty gak ...
10 hari bersama Tante Elsa di safe house-nya benar-benar membonding hubungan gue dengan Tante Elsa. Gue tidak lagi ragu menceritakan bagaimana dan siapa saja circle pertemanan yang gue punya, walau tidak semuanya gue ceritakan. Gue juga tidak lagi ragu menceritakan masalah percintaan gue yang ter...
Mantap mass... Lanjt😁 Siappppp Ini baca novel kek baca riset, musti mikir sat Iyaaa. Kenapa, ya? Gue juga baru sadar, nah. Mantap boss lanjutkeun... Siappp grak, pak. Makin seru aja nih, mungkinkah safehousenya tante ada di daerah yg zaman dulu disebut sebagai daerah MMC Hmmmm. Dimanaa yaaah
sucubus99 Jelasssss, siapa yang bisa ngalahin guild gue bahkan 7 aliansi guild juga gak akan bisa, meheheheheh
Gaes sorry belom bisa bikin indeks. Masih sibuk bangat... sumpah! Ini ajah langsung copas dari word ke sini, blm sempet dikoreksi lagi (pasti banyak typo). Maaf, yah. Ohya kalo ada indeks yang link nya salah atau bahkan rusak. Boleh dikomen dibagian mananya, biar nanti malem gue benerin. Malem ta...
Sejujurnya gue masih agak kenyang, namun melihat masakan yang dibawa istrinya Pak Margono yang masih muda (gue jadi ngiler pengen ngembat, makanannya woiiiiii!!!) entah mengapa rasa ingin makan timbul. Terlebih melihat Tante Elsa yang sudah makan dengan lahapnya terlebih dahulu gue jadi tergoda (...
Gue menatap langit kemerahan dari peron Stasiun Lempuyangan setelah kereta yang ditumpangi Wulan untuk pulang melaju meninggalkan Stasiun ini. Bersamaan dengan kumandang adzan magrib gue berjalan perlahan menembus kerumunan orang yang hendak menaiki kereta lain yang sebentar lagi akan tiba. Di ...
Pukul 11.01 gue tiba di Stasiun Lempuyangan, satu jam lebih awal dari yang diminta Wulan untuk menjemputnya pada pukul 12 siang. Gue sengaja datang lebih awal karena ingin sejenak bersantai di Stasiun Lempuyangan ini; gue ingin jajan jajanan yang ada di Stasiun ini, ngopi dan mungkin makan siang ...