Bagian 26 . . "Kamu cantik, Lan." "Perempuan, ya, pasti cantik, Sa," ucap Bulan tersipu. Dia mengambil gorengan di depannya lagi untuk menutupi kegugupannya. Perempuan mana yang tidak salah tingkah saat dipuji oleh orang yang ditaksir? "Tunggu di sini dulu. Aku mau beli
Bagian 25 . . Hidup kalau tidak ada masalah mungkin terasa hambar. Seperti masakan tanpa garam, ya, kan. Kalaupun tidak ada masalah, pasti hidup yang dijalani tidak terlalu menantang. Jantung kadang dibuat berdetak cepat sampai hentakannya membuat dada berguncang. Laki-laki mana yang bisa menangis
Bagian 24 . . "Ayah udah bilang dari dulu, jangan deket sama anaknya rentenir!" "Yang Ayah maksud siapa? Angkasa dari kecil selalu nurut apa kata Ayah. Sekarang apa lagi? Aku nggak ngerti." "Anak b*doh!" "Aku emang b*doh, Yah. Kalo tau dari dulu kenapa aku dijad
Aku baru tau ada tumpeng pungkur Om. Kalo ditemptku ya kenduri biasa aja. Niatnya sama untuk mendoakan almarhum/almarhumah
Bagian 23 . . Desa Banjar Sari dari tahun ke tahun jalannya masih sama. Berbatu dan masih berupa tanah. Namun, parit sudah diperbaiki. Lampu jalan sudah terpasang rapi. Bedanya ada sebuah tower yang menjulang di pojok bagian utara dekat ladang. "Aku nanti tinggal di mana?" tanya Bulan pen
Bagian 22 . . Menjelang senja perdebatan panjang tiga anak manusia ini baru berhenti. Energi mereka terkuras. Raut wajah mereka tidak menampakkan kebahagiaan. Aura mereka sama-sama gelap. Murung dan marah. "Kalo kamu maksa tinggal di sini, aku nggak ijinin! Kita bakal ikut tinggal di sini sam
Bagian 21 . . Rumah-rumah berderet dengan pagar berbagai ukuran nampak sepi. Padahal masih sore. Bagaimana jika malam tiba? Moga saja tempat yang dihuni Bulan aman-aman saja dari orang yang mau berbuat jahat. Terdengar ramai di kontrakan Bulan. Seketika Angkasa dan Bintang berlari ke sana. Angkasa
Bagian 20 . . Bintang dan Angkasa sedang duduk di teras musala. Jarak dari kontrakan Bulan hanya 200 meter. Jadi, mereka tadi cukup berjalan saja. "Aku curiga sakitnya Bulan itu dari perbuatan dia sendiri," ungkap Angkasa. Bintang mengernyitkan dahinya. "Ngomong yang bener kamu, Sa.