Kayaknya kebalik, justru yang gila agama kebanyakan miskin. Ini nih kenapa sertifikasi perlu. Biar kotbah berbobot dikit. :wakaka
Biasanya karena tekanan sosial. Ngelihat teman-temannya udah pada nikah jadi pengen buru-buru nikah. Kuatir dicibir nggak laku sama tetangga. Mungkin kalau di perkotaan orang-orang lebih cuek tapi kalau tinggal di perkampungan, ya mungkin pada malas aja diomongin. Selain itu, mereka biasanya menj...
Kalau bagi ane, pertanyaan yang unfaedah dan nggak mendatangkan cuan emang lebih baik dicuekin aja. Paling males sama pertanyaan yang kepo abis.
Jangankan pedofil, gembong narkoba saja diidolakan di Indonesia. Semua serba terbalik pokoknya kalau di sini.
Emang Joanna dan Danish itu dulu tomboy ya? Seinget ane Joanna selalu menampilkan image cewek rebel dan sering foto seksi. Kalau Danish dari sananya model dan menurut ane sih nggak setomboy Raya Kohandi, paling inget waktu Danish ikutan MTV Ajang Ajeng.
Tergantung orangtuanya juga, gan. Kalau orangtua toksik, dijamin nggak betah tinggal serumah. Jangankan sudah menikah, waktu masih single tinggal bareng orangtua toksik saja rasanya seperti neraka. Bukan bermaksud durhaka, tapi orangtua toksik itu benar-benar ada. Berbahagialah yang orangtuanya n...
Ewaxsv bener gan. modal bacot saja pada percaya padahal aslinya ybs cuman pengangguran, sulit cari uang akhirnya jadi paranormal. nggak semuanya tapi banyak yang begitu. apalagi masyarakat kita percaya klenik sehingga gampang masuk perangkap jahat mereka alias tertipu.
Ada benarnya, meskipun itu hanya sebagian kecil dari sekian faktor aktivitas yang dapat mempersempit rezeki. Coba kalau rumah kotor dan berantakan, pasti pikiran lebih nggak fokus atau ruwet. Kalau bersih dan rapi, biasanya pikiran akan lebih plong, tenang dan lebih siap cari cuan. Apalagi sekara...
Kalau menurut pengalaman ane pribadi, ada peramal yang benar-benar bisa meramal dengan tepat (ini ane sampe takjub karena jarang ketemu peramal yang ramalannya tepat) dan ada peramal yang hanya sok tau saja, jadi dia meramal semata-semata demi uang. Peramal yang sok tau ini kalau ramalannya meles...
Pansos kok. Telpon-telponan sama "Pria Panas" aja dipamerin ke khalayak umum. Harusnya kan percakapannya itu bukan jadi konsumsi publik karena isi pembicaraan 17++.
Di zaman sekarang, banyak pelaku bertingkah seolah-olah yang menjadi korban. Harus lebih jeli melihat kejadiannya supaya pihak yang salah tidak menjadi pihak yang benar.
Toxic parenting itu benar-benar ada. Bagi yang bilang tidak ada, itu karena mereka saja yang belum pernah mengalami.
Mungkin maksudnya ingin mendatangkan pemasukan bagi kas daerah. Tapi masalahnya, sedang pandemi begini siapa yang mau datang nonton. Wisatawan asing juga mungkin malas ke Indonesia yang menjadi salah satu episentrum Covid-19.