Chapter 1 Pengakuan Ibu Bogor, 2001 Waktu belum beranjak dari pukul sembilan malam, helaan nafasku yang terasa begitu dalam terhembus diantara tugas praktikumku yang saat ini baru saja aku selesaikan. “ sabar pang... sabar... sebentar lagi kamu akan terbebas dari tugas tugas yang menyebalkan in...
https://s.kaskus.id/images/2024/07/26/7874626_20240726061225.jpg Izinkan saya kembali bercerita tentang sebuah kejadian di masa lalu dalam dekapan kabut, aku terhangatkan oleh kalimat cintamu, kalimat sederhana penuh makna yang terucap diantara hamparan bunga bunga edelweis yang menjadi simbol ke...
Untuk para pembaca thread ini, mohon maaf karena adanya beberapa perubahan isi cerita kerena menyesuaikan dengan data penulisan yang terupdate, jadi untuk para pembaca, harap membaca ulang kembali untuk judul cerita dengan judul awal SANTET - Dendam Berakhir Petaka, saya ubah menjadi PETAKA - Akhir
Chapter 10 “ bukan menyeramkan lagi kang….itu super menyeramkan…” ujar mang ayip yang sepertinya kini sudah merasa lega karena telah berbagi cerita tentang kejadian menyeramkan yang telah dialaminya “ ohh iya kang…saya mempunyai sedikit pandangan atas kejadian yang telah saya alami ...
Chapter 9 “ untuk sementara waktu ini, ita enggak boleh keluar rumah, abah takut anak ini akan memberi malu pada keluarga kita.....” ujar abah diantara keberadaan abah yang kini tengah berdiri tepat d pintu kamar “ bah…apa enggak salah abah bicara seperti itu, atang enggak setuju bah….k...
Chapter 8 Seiring dengan perkataan abah yang terdengar meninggi, aku bisa mendengar suara deritan dari kursi kayu yang sepertinya telah dihempaskan oleh abah dengan cara mendorongnya, dan hal itu jelas telah menimbulkan rasa kekhawatiranku akan kemungkinan abah bertindak kasar terhadap ambu “ ...
Chapter 7 Munculnya perasaan takut di hatiku ini, kini telah membuatku merasa ragu untuk melakukan tindakan apapun di dalam menyikapi situasi ini, dan dikarenakan saat ini aku sudah tidak menemui lagi adanya tanda tanda yang mengarah pada keberadaan seseorang di dalam kamar mandi, aku memutus...
Chapter 6 “ apa mungkin aku yang telah salah dengar ya….” gumamku seraya menyingkirkan butiran air hujan yang menghalangi pandangan mataku dalam memandang ke arah rerimbunan semak ilalang dan juga pepohonan besar yang berada di kawasan hutan kecil perbukitan Cukup lama juga aku terdiam di d...
Chapter 5 “ saya kurang begitu tahu, hanya saja semenjak saya menikah, saya sudah mengalami sakit kepala seperti ini....” Selepas dari jawaban ambu tersebut, ibu diswaya kembali melontarkan beberapa pertanyaan yang terhubung dengan riwayat penyakit ambu serta pola makan ambu selama ini, hin...
Chapter 4 Melihat saat ini ambu hendak berjalan memasuki rumah, ningtias bergegas mencium tangan ambu untuk berpamitan pulang, dan kini selepas dari ambu yang telah memasuki rumah, aku segera memberikan sejumlah uang kepada ningtias, sebagai tanda terima kasihku karena ningtias telah membantuku d...
Chapter 3 “ ka ningtias itu warga baru di kampung kita ini kang....bagaimana kang, apa kang atang setuju....?” “ sebaiknya jangan ta….akang merasa enggak enak kalau harus merepotkan orang yang baru kita kenal…” “ merepotkan bagaimana sih kang....justru dengan kita meminta bantuan ...
Chapter 2 “ siapa di situ….!” tegur abah dengan suaranya yang meninggi dan berbalas dengan keheningan malam, mendapati hal itu, tanpa sedikitpun merasa takut atas kemungkinan adanya sesuatu yang tengah bersembunyi di dalam rerimbunan semak ilalang, abah terlihat mulai berjalan menghampiri ...
Chapter 1 Senja hari di bulan oktober 1984 “ sudah jam berapa ini....?” Pertanyaan yang terucap dari mulutku itu, mengawali keterjagaanku diantara rentang waktu pergantian senja menjadi malam, dan kini di saat aku menyadari bahwa kondisi kamarku masih dalam keadaan gelap akibat dari lampu ...
Chapter 12 dan seterus nya kok gak ada gan Iya, koq hanya edited... please penasaran Untuk chapter 11 sudah ane update ya sis/gan :Peace:
Chapter 17 “ sebaiknya kita menjauh dulu dar, karena kita enggak tau dengan apa yang akan terjadi pada imse...” Selepas dari perkataan nenden tersebut, gue dan nenden segera bergerak menjauhi tubuh imas, dan disaat itulah gue melihat imas kembali menggeram disertai dengan pergerakan tubuhnya y