Chapter 5 Perjumpaan Yang Tidak Terduga “ kang apang, bangun kang, waktu sholat subuh sudah hampir habis nih ” aku terjaga dalam ekspresi wajah yang masih menunjukan rasa ketakutan, gerakan tanganku yang saat ini secara refleks menyapu wajahku ini dengan telapak tangan, kini telah membuat ant
Chapter 4 Terlahirnya Sebuah Rencana Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku itu, perkataanku itu kini terhenti seiring dengan tatapan mataku yang mendapati adanya keganjilan di salah satu sudut ruangan dari ruangan yang diperuntukan untuk buang air kecil, dalam pengelihatanku saat ini, ter
Chapter 3 Petunjuk Dari Halaman Buku “ ahh... kamu ini bicara apa sih med, seperti menasehati orang yang baru pertama kali bertakziah saja ” Tanpa menunggu adanya perkataan yang terucap dari mulut ismed di dalam menanggapi perkataanku itu, aku dan ida langsung berjalan menghampiri jenazah ar
Chapter 2 Kabar Berita Yang Tidak Terduga “ cukup bu, cukup... ” ujarku dengan suara bergetar, butiran air mata yang telah sedari tadi menggenang di kedua kelopak mataku, kini bisa aku rasakan mengalir begitu saja tanpa bisa aku menahannya. “ ibu harus berobat bu, ibu bisa menggunakan gaji ap
Chapter 1 Pengakuan Ibu Bogor, 2001 Waktu belum beranjak dari pukul sembilan malam, helaan nafasku yang terasa begitu dalam, terhembus diantara tugas praktikumku yang saat ini baru saja aku selesaikan. “ sabar pang, sabar..., sebentar lagi kamu akan terbebas dari tugas tugas yang menyebalka
Izinkan saya kembali bercerita tentang sebuah kejadian di masa lalu dalam dekapan kabut, aku terhangatkan oleh kalimat cintamu, kalimat sederhana penuh makna yang terucap diantara hamparan bunga bunga edelweis yang menjadi simbol keabadian... Chapter : DDK - Chapter 1 DDK - Chapter 2 DDK - C...
Untuk para pembaca thread ini, mohon maaf karena adanya beberapa perubahan isi cerita kerena menyesuaikan dengan data penulisan yang terupdate, jadi untuk para pembaca, harap membaca ulang kembali untuk judul cerita dengan judul awal SANTET - Dendam Berakhir Petaka, saya ubah menjadi PETAKA - Akhir
Chapter 10 “ bukan menyeramkan lagi kang….itu super menyeramkan…” ujar mang ayip yang sepertinya kini sudah merasa lega karena telah berbagi cerita tentang kejadian menyeramkan yang telah dialaminya “ ohh iya kang…saya mempunyai sedikit pandangan atas kejadian yang telah saya alami ...
Chapter 9 “ untuk sementara waktu ini, ita enggak boleh keluar rumah, abah takut anak ini akan memberi malu pada keluarga kita.....” ujar abah diantara keberadaan abah yang kini tengah berdiri tepat d pintu kamar “ bah…apa enggak salah abah bicara seperti itu, atang enggak setuju bah….k...
Chapter 8 Seiring dengan perkataan abah yang terdengar meninggi, aku bisa mendengar suara deritan dari kursi kayu yang sepertinya telah dihempaskan oleh abah dengan cara mendorongnya, dan hal itu jelas telah menimbulkan rasa kekhawatiranku akan kemungkinan abah bertindak kasar terhadap ambu “ ...
Chapter 7 Munculnya perasaan takut di hatiku ini, kini telah membuatku merasa ragu untuk melakukan tindakan apapun di dalam menyikapi situasi ini, dan dikarenakan saat ini aku sudah tidak menemui lagi adanya tanda tanda yang mengarah pada keberadaan seseorang di dalam kamar mandi, aku memutus...
Chapter 6 “ apa mungkin aku yang telah salah dengar ya….” gumamku seraya menyingkirkan butiran air hujan yang menghalangi pandangan mataku dalam memandang ke arah rerimbunan semak ilalang dan juga pepohonan besar yang berada di kawasan hutan kecil perbukitan Cukup lama juga aku terdiam di d...
Chapter 5 “ saya kurang begitu tahu, hanya saja semenjak saya menikah, saya sudah mengalami sakit kepala seperti ini....” Selepas dari jawaban ambu tersebut, ibu diswaya kembali melontarkan beberapa pertanyaan yang terhubung dengan riwayat penyakit ambu serta pola makan ambu selama ini, hin...
Chapter 4 Melihat saat ini ambu hendak berjalan memasuki rumah, ningtias bergegas mencium tangan ambu untuk berpamitan pulang, dan kini selepas dari ambu yang telah memasuki rumah, aku segera memberikan sejumlah uang kepada ningtias, sebagai tanda terima kasihku karena ningtias telah membantuku d...
Chapter 3 “ ka ningtias itu warga baru di kampung kita ini kang....bagaimana kang, apa kang atang setuju....?” “ sebaiknya jangan ta….akang merasa enggak enak kalau harus merepotkan orang yang baru kita kenal…” “ merepotkan bagaimana sih kang....justru dengan kita meminta bantuan ...
Chapter 2 “ siapa di situ….!” tegur abah dengan suaranya yang meninggi dan berbalas dengan keheningan malam, mendapati hal itu, tanpa sedikitpun merasa takut atas kemungkinan adanya sesuatu yang tengah bersembunyi di dalam rerimbunan semak ilalang, abah terlihat mulai berjalan menghampiri ...