Setuju sama ente gan make sense, cuman kondisi TNI AL saat ini kan masih jauh dari mencukupi jumlah kapal2 patroli nya, apalagi yg seukuran 60m keatas (korvet) untuk bisa patroli sampe batas terluar ZEE. tentulah ga wise klo karena masalah BBM ini menjadikan regenerasi kapal2 TNI AL jadi mandek,
Wah, ini beneran menarik ya... Klo boleh saya ibaratkan seperti kita mau buat rumah baru dapat opsi 3 tukang dimana 2 tukang pernah buat rumah kita yg dikampung tetapi mereka (2 tukang tsb) tidak "mampu" atau enggan karena alasan anggaran kita minim untuk membuat rumah baru berikut dgn
gpp bro.. Asal misuhnya misuh misuh teknis biarin aja, Nambah ilmu newbie kayak ane juga... Tapi lau dak ga sehat harusnya sadar sendiri. Kan satunya senior (meskipun masih gadis - ngakunya) dan meskipun satunya 'termasuk' baru di formil tapi umurnya dah aki-aki bgingit ( ngakunya juga) Jadi kasi
Lagi nonton metro.. ada ibu Lizza lundin.. topiknya skarang Alutsista Made in Indonesia.. Bonefish masuk juga disitu..
Lha situ pikir jumlah kapal patroli saat ini sudah mencukupi dibanding jumlah luas lautan negri ini? nambah jumlah kapal itu akan terus diperlukan klo penegakan hukum di laut mau berjalan, nah yg jadi masalah kan dari pihak TNI kan sudah menghitung dengan jumlah kapal yg dimiliki saat ini, anggara
Ada, om. Ini ane kutipin pasalnya. BAB XVII PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI (SEA AND COAST GUARD) Pasal 276 (1) Untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan keamanan di laut dilaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan peraturan perundang-undangan di laut dan pantai. (2) Pelaksanaan fungsi seb
Yang pake kacamata kuda sekarang siapa? emang gua pernah ngomong gak perlu pake datalink? cek aja ditulisan gua, sekarang dan sebelumnya, malah gua support pengembangan data-link untuk platform TNI. ohh, gak perlu yang punya super-cruise, super maneuverability, semua cukup pake pesawat so-so, am
Kita lihat dari urgensinya kemana.. Kita sudah punya pengalaman membeli barang dari ruski dan amerika, meski ada offset maupun tetot, kedua negara ini tidak akan mungkin memberikan teknologi sensitif seperti tactical datalink. Kecuali munkgin kalau mau membeli 5 SkU sekaligus tapi kita lihat pengal
Gak sekalian aja apus TNI AU kalau gitu :ngakak all hail data link, technical spread sheet abaikan aja semua, gak perlu itu pesawat tempur yang bisa akselerasi tinggi, punya kemampuan weapon load tinggi, kemampuan manuver yang bagus, yang penting punya SAM aja banyak-banyak taruhnya dimana gan?
Super tucano atau Spitfire dengan datalink pribadi kek-nya Ok punya tuh, mungkin aja bisa jatuhin F-22, PakFa sama F-35 :cool Kekekeke.. Sutuc/ Spitfirenya dibantu AEW kan?.. bisa donk.. gak perlu pespur juga bisa.. yang penting punya radar yang cukup dan datalink yang Ok dan SAM yang akurat.
Kalau mau versi sendiri, nggak masalah. Tuh Thailand bekerja-sama dengan Saab bikin versi sendiri. Baru baca2 mengenai TIDL/TARAS.. komeng ane "sublime" Masuk akal kalau swedia sendirian punya teknologi lebih inovatif ketimbang NATO dalam hal jaringan data.. Mereka punya Erricsson yan...
masalahnya adalah kemampuan industri kita om...:D makanya wajib hukumnya setiap pembelian alutsista negara lain kita minta offset..:D Menurut ane udah tepat kalau kita lebih selektif, jangan semuanya mau dibikin sendiri, anggaran kita gak segahar US, Russia, RRT, Saudi, Jepang.. Contoh: Kapal pe
Ya. Swedia bisa menyediakan versi mereka sendiri (TIDLS/TARAS) atau versi Link 16. Atau kalau mau dua-duanya sekaligus. Atau kalau mau versi lain, mereka mau kerja-sama dengan negara lain kok. Ane gak tertarik kalau TNI punya bahasa yang sama dengan bahasa NATO, Rusky atau bahasa lain-lain.. Kit
IDF Northern Command officer says he thinks the U.S.-led coalition intervened too early against the Sunni militants, and 'not necessarily in the right direction.' By Gili Cohen A senior Northern Command officer said Thursday that the Western coalition is making a big mistake in fighting against
koreksi dikit om bukan bakorkamla tetapi diganti namanya jadi bakamla..:D soal perselisihan tinggal polairut dan TNI-AL yang mau legowo saja..:D Maksud ane Bakorkamla itu landasannya Kepres dan kepmen, jadi masih kurang greget dibanding rekan2nya misalnya KPLP.. jadi momentum UU Kelautan digunakan
Luar biasa bisikan SAAB.. Opsi 1. Su 35, tidak mungkin dalam waktu dekat, sulit tetot dan offset. Opsi 2. Gripen sangat murah hati dalam tetot.. memungkinkan dalam waktu dekat, bahkan mau dipinjemin lagi. Opsi 3. F-16 proyek sudah berjalan, tidak ada tetot.. Untuk kemandirian kita selayaknya mil
lebih murah, memberdayakan industri dalam negeri dan bisa menggarakkan ekonomi kalo bikin banyak..:D itu dia.. jadi dengan keuangan yang paspasan bisa lebih bijak pengeluarannya..
@wahyu.. Bakorkamla ini memanfaatkan momentum UU Kelautan.. soalnya dari dulu institusi ini yang paling keukeuh maunya institusi lain yang melebur atau di likuidasi ke Bakorkamla, sementara institusi lain itu ada yang dibentuk melalui Undang-Undang sementara Bakorkamla hanya melalui Keppres dan kep
Korea ini pinter.. bukan berarti mereka gak bisa bikin hovercraft.. tapi untuk apa memproduksi semuanya sendiri kalau toh yang dibutuhkan hanya sekian unit.. mending beli. Kecuali pespur, MBT, Kapal perang yang memang kebutuhannya masif baru dah bikin sendiri.
Alatnya murah, yg rada bagus tapi Taiwan cuma urusan 3jt satu unit sudah lengkap camera, gps, dll. Langganan cuma ratusan ribu per bulan per unit. Cari aja yg marine grade, pasti ada daripada jadi objekan dan bikin mental makin rusak. Perlengkapan monitoring juga gak susah, sekedar layar LCD dan br