ya jadi nggak perlu salahkan pihak lain kalau ada radikalisme dan tribalisme yang ujung-ujungnya jadi perang saudara, triggernya di mereka sendiri kok Setan besarnya ada di diri mereka sendiri Gak juga.. yang ane permasalahkan disini adalah intervensinya.. Biarkan mereka berperang sendiri...
suku-suku itu doyan perang? berarti anda menafikan kenyataan kalau di Asia Tenggara itu ada contoh nyata Indonesia, dimana dulunya banyak suku-suku, clan dan faksi-faksi di Indonesia juga yang doyan perang dan saling bunuh satu sama lainnya tapi pembentukan faham Nasionalisme dan mau disadari atau
yeah right :malus setan besarnya namanya radikalisme agama, nggak di Libya, Somalia, Mali, Chad, Afghan, Iraq, Suriah, sampe dalam skala tertentu di Pakistan semua konflik-nya bermuara kepada radikalisme. Dan dalam skala tertentu diperparah oleh tribalisme dan kurang kuat-nya sentimen Nasionalis
Alasan apapun digunakan tidak bisa membenarkan intervensi negara lain terhadap urusan domestik.. Membayangkan US/Rusia/RRT membantu oposisi untuk menggulingkan Presiden kita hanya akan membuka luka yang bertahun2 gak akan terlupa.. Peristiwa PRRI/Permesta sampai sekarang masih menimbulkan kecuriga
Kasian rakyatnya.. padahal ekonominya bertumbuh.. setelah membangun sekian lama dirusak dalam sekejap.. dan butuh berapa dekade untuk membangunnya kembali.. Pilihannya hanya 2.. menghamba tirani atau menghamba tirani yang lain..
Nato bisa saja nalangin barang ini... kan bisa bayar unitnya, bayar penaltinya.. Masalahnya hanya 1.. duitnya darimana..
Kapal ini di desain tahun 60an.. waktu itu belum kepikiran mengenai pasive radar, dan RCS.. senjata yang meluber2 keluar bikin pantulannya memenuhi layar radar.
gak bakal bisa. wong negara kita sama malaysia dan singapura aja sering ribut. bahkan rakyat kita di bawah pengennya langsung perang aja sama si malaysia kalo negara kita, malaysia, dan singapura yang bakal jadi calon pemimpinnya aja terus2an berantem, pakta pertahanan ASEAN cuma jadi omong koson...
yup bisa dong... dalam kasus UAE, F-16 itu pake integrasi THALES, jadi malah ada kemungkinan besar F-16 kita bisa terintegrasi dgn KRI. Oh ya jgn lupa.. banyak barang THALES yg terintegrasi dgn SUKHOI lho... (liat kasus India dan Malaysia) termasuk meng integrasikan DAMOCLES malah THALES udah b
kalo membangun arsitektur datalink, sebenernya Indonesia gak jalan ditempat lho gan... liat postingan ane diatas... udah dipikirkan dan dikerjakan, bekerja sama dengan THALES. Sebagai self declared SAAB sales ane menyerah.. kekekeke.. :shakehand ================== Btw, itu punya Thales apa bisa
Link-T (Thai) itu masih under development gan... belum di instalasi ke F-16 thai setau saya meskipun saab bukan anggota NATO tapi udah biasa joint operation bareng NATO, dan mereka mengaplikasikan Data Link standar NATO (Link-16). Kalo bicara arsitektur, itu sudah menyentuh physical layer lho... g
Permisi saya newbie penasaran sama yang namanya datalink... Sebenarnya ada berapa banyak datalink ? Atau sebenarnya cuma satu tapi penggunaannya yang beragam dan dinamain sesuai fungsinya? Makasih sebelumnya NATO punya sendiri bisa dilihat di wiki, ini hanya di gunakan 41 negara. Rusky punya se
F16 setara block 52 sdh make link 16 (dan smga sdh d upgrade k versi terbaru) tp ttp cmn bs sesama F16 sementara ini tp jika gripen msuk inventory maka F16 dan gripen bs saling bertukar data tp blm bisa data fusion sperti sesama gripen. soal source code memang pnting. india beli source code dari r
@pecotot. Dari artikel agan diatas indihe sama Isroil saja perlu waktu 10 tahun untuk bangun arsitektur dan aplikasinya, kalau kita gak mulai dari sekarang, kapan lagi.. Maksud ane, mbok ya bersabar untuk membeli pespur gahar.. ada waktunya.. toh F-5 kroya sebagian juga diganti sama FA-50 kan.. Gr
hasil pengembangan thailand soal datalink ujudnya apa ya gan? apakah datalink erieye thailand sudah bisa menyatukan komunikasi semua jenis pespurnya? atau hanya sebatas barang saab doang? Kan masih proses pengembangan.. NATO saja perlu waktu puluhan tahun untuk matangkan Link-16, F-15 saja bar
CMS- PT LEN dah bisa bikin, sudah diaplikasikan ke Van speijk class Hull-Harusnya sudah mampu CG- payung hukumnya dah di buat berarti dah saatnya punya kapal patroli besar, udah ga ada alasan lagi nih, cuman masa ga perlu data link, ga bisa connect sama MPA dong? Nah situ ada waktu luang ga biki
Datalink itu kayaknya feature standard untuk pesawat tempur deh mau F-16, Gripen atau Su-35 semua ada datalink... Itu tiga pespur punya kemampuan network centric semua koq... gak usah kuatir milih. Jadi Su-30 bisa saling transfer tracking target data dengan F-16 gitu ya gan..
Saya juga kepikiran andaikan bisa bikin sendiri cutter class untuk CG sebesar PKR, dengan range 5000 Nm, cukup 40 mm gun + wator cannon, ada hangar + on board Heli, berikut anti jamming yg bagus, biar bisa head to head sama CG nya Cina di NAtuna. Klo basisnya KCR 40 di stretch jadi 110 m kira2 gal