Semua juga pakai politik identitas, cuma caranya ada yg "sopan" dan ada yg kasar. Para calon berkunjung ke pesantren itu aja udah bentuk politik identitas. Tiba-tiba ada ulama dukukung si anu si itu, juga bentuk politik identitas. Cuma cara mengemasnya aja yg membedakan.
Semoga pemerintah sigap dalam melihat peluang ini, jadi kelak dapat menjadikan tawuran sebagai komoditas ekspor yg unggul.
Harusnya difasilitasi. Siapkan ruang tertutup, biarkan mereka mengeluarkan kemampuan dan bakat mereka. Ga merugikan negara ini kan.
Mungkin dia akan marah kalo ada umat muslim yg nipu, selingkuh, korupsi sambil ngemut es krim. Selama ini kan ga ada, jd fine fine aja.
Positif thinking aja, siapa tau lokasi pesantrennya di daerah perang jadi saat pengenalan lingkungan sekolah harus totalitas.
Mungkin maksud pak kyai itu begini, misalnya di sebuah kampung sering terjadi kasus pencurian, maka otomatis orang yg kemalingan ga ada lagi kalo si pencuri menghentikan aktivitasnya. Jadi anies bisa menghentikan dajjal kalo.......
Ingat... Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku dan kesempatan. Tetapi juga karena dibela oleh sekelompok orang.
Kenapa ga jadikan UMR sebagai batas kemiskinan ya? Apakah kita ingin terlihat kaya padahal aslinya miskin.
Bahkan pemain bola pun mau menjegal anies dengan maunya naik bus lalu turun di lobby. Padahal mereka kan bisa pesen gojek atau grab buat pergi ke stadion.