dari retak jari-jari semak belukar genggam telaga kerontang sampaikan sesal pada semesta sumurku menangis debu-debu hilir yg mencari genangan tepian menganga... dahaga... pada senja yg dirundung renungku sampaikan kidung-kidung lara lukaku menganga pada gamping pada pancang bumi yg kita keruk me...
perkamen pada dinding sanubari entah telah sampai pada gulungan kesekian sejak sajak yg kutulis dari rumpun rindu itu seiring kutemani malam menjemput pagi entah berlabuh disisi lelapmu atau berlalu bagai saling melempar tanya yg menanti jawaban lewat lagu-lagu yg kita bagi di media sosial, bukanka
nyamperin rumah nih, duh udah lama gak ditengok jadi kek telapak tangan abang yg udah lama gak ada yg gandeng, banyak sarang laba-labanya *laahh dia curhat* :hammer: ini apa kabar semuanya pada sehat ya... mumpung masih suasana lebaran ane ngucapin selamat Idul Fitri 1436 H mohon maap lahir bati
Ramadhan... riak pada mata yg kubendung ini lalu perlahan menganak sungai masih saja selalu mengaku-aku rindu lantas, tak kukecup sepanjang malammu tak kupeluk sepanjang terjagaku... sedang cintamu kau obral seluas semesta aku masih saja mengendap-endap mencuri-curi kekhilafan, Ramadhan... sudah...
sudah lebih sebulan sumur nampak kehausan tak ada yg ingin ranting jatuhkan lagi... memandang pucatnya dedaunan mudah tersapu angin lalu lalang dirundung kemarau kerontang... mengutip apa yg efek rumah kaca tuliskan... hujan...hujan...jangan marah... hujan...hujan...jangan marah...
ternyata aku tak salah jalur jalur yang memaksaku singgah sejenak di sini ... melihat ukiran-ukrian kisah yang sejatinya pernah ku rasa bersama seseorang yang entah bagaimana aku deskripsikan terima kasih telah menerima kehadiranku, wahai engkau sang pengenang ... mungkin suatu saat aku akan sing...
kau rindukan aku, aku mendekat sayang... suka cita menyambutku tiba namun kau memeluk hanya beberapa saat, lalu kau kembali biasa saja.. bukankah 11 bulan yg lalu, kau merindukanku... tersedu-sedu mencintaiku ? bukankah kita lama berjauhan...? oh pendusta yg manis... oh sayang... bukankah tibaku...
mata-mata lapar mulai mencari-cari berbondong-bondong bertukar pakaian ramai-ramai menikmati merdeka sebagian dari kita tak sadar... benarkah kita telah berjuang?
hai dew... dewi cahaya yg kutimang dalam angan sebatas basa basi pagibuta ku untukmu... yg mungkin, masih terpejam dalam penantian menanti ibadah makan pagi maksudku... atau mungkin... kau menantiku? menanti kita yg kuhanyutkan dari lidah yg masih kelu pada pengakuan, duhai dewi yg kujaga dari d...
mengatasnamakan kesetaraan melepuskan ribut-ribut persamaan hak? merasa paling terdzolimi... dengan yel-yel pelangimu... lalu menyatakan cinta menang? lantas cinta mana yg kau bela? hai kaum yg tertulis dalam sejarah... mengenaskan...
ini thread masih idup ga ya? sudikah ada yg berbagi link donglot album flac nya? sudah lama tidak dengar ELT nih saya tau ELT ini dulu sewaktu sma, iseng cari wangsit di google malah link mengarah di sini hehehh. ELT ini mungkin satu2nya musik j-pop yg bisa saya terima selain do as infinity (so f...
kita adalah rencana malam hayati berbagi langit yg sama... serta gravitasinya... sejatinya udara yg kita hirup sama hayati yg berbeda hanya.. kau nyaman pada lengannya... aku nyaman berbantal lengan... saat rindu ini memang tak pernah sampai biarkan saja dia berlayar sendiri....
aku menuju kemari bukan sekedar menunaikan janji ada bait-bait yg menyamankan goresan tinta sesama penikmat senja entahlah apa kaupun penikmat kopi... disini... pada diksiku yg tak berarti ini ku torehkan tulisan malam bukan sekedar tepuk tangan tapi sejenak pejam menikmati tiap baitmu... membaca...
aku bergidik disemenanjung lelapmu seiring sujud yg mungkin t'lah kau tunaikan rinduku sekuat angin menusuk malam ini hayati lalu bagaimana kau bisa menemukan pelukku terlelaplah tanpa selimut... biar kau tau yg menusuk ini tak jera kukenakan seraya menanti pagi... memanen bening matamu yg kupet...
ah kau katakan kau tak meragukanku tapi kau masih saja cemburu bukankah cemburu menandakan bahwa kau ragukan kesetiaanku? bukankah kau pagi yang selalu kusapa dan malam yang selalu kurindukan? lalu kenapa kau masih berfikir akan ada dermaga lain yang kutuju tak pernah sedetikpun aku tak menginga...
aku sungguh tak meragukanmu, kekasih tak ingin terbesit sedikit saja untuk ragu kita hanyalah hati yg terbentang jauh sungguh risauku hanya karena kesetiaan... kekasih, kita manusia yg mudah goyah... untuk pertemuan lewat udara yg kadang monoton ujian untuk kita yg tak berpelukan tak hanya rindu...
lesu menuju peraduan... menyamankan diri dari kenyataan pagi tadi tak kutampik kegagahan catalan... bahkan sudah kuterka dia yg memakai mahkota aku hanya ingin memberi pelajaran... bahwasanya diatas langit masih terdapat langit jika saja sang nyonya tua merebut telinga besar... sejalan dengan per...
duhai ubikayu... lupaku sejak terfondasi bilik-bilik luka tersentak kala memandang kediamanmu disini kebun belajarku menggali isi hati menanam dan menuai apapun... tetap, kaya makna rumpun aksaranya jika tak sungkan terima rinai permintaan maaf ini sudikah kiranya kaki-kaki menginjak lagi...
hujan awal Juni... bak tumpahan kasih sayang Pemilik langit dan bumi sebab dari banyaknya tumpahan air mata di belahan dunia tepat pada pertengahanmu gerbang bulan mulia tersebut engkau Sya'ban, bahkan wangi Syurga terasa sedekat menarik nafas rindu para perindu... engkau bulan mulia... basah bi...