lalu kita berbincang malam ini dengan secangkir kopi... sebungkus kretek yg tinggal beberapa, menemani dialog kita menuju pagi... kadang kau cukup hebat... menepuk-nepuk banyak hati yg menyerah, memapah banyak semangat yg tertatih... aku ingin tau bagaimana denganmu... bukankah kita bergelimang ...
saya salah satu pejuang rindu :cool: hahaah bang gesperrrrr malam ini aku lgi libur bikin puisi :o aku asyik menikmati setiap kata dari puisimu :( hohoho duh Hayaci ga sanggup bacanya :genit bikin melayang puisinya :genit sampe hati aku jadiin suami deh :genit duh jangan itu... itu puisiku sebag
:kagets: sepertinya abang tampan ini mulai mengeluarkan jurus modusnya. kemaren2 biasanya kalo di godain cuma malu malu guk guk doang :kagets: anyway, ijin quote puisi yg buat si stepi yaaaa :request aku gak modus kok aku cuma usaha* :( iya fan saya emang aslinya pemalu, soalnya kalo supel suka ...
*idih dopost semprul* buat puisi aja deh klo gitu... aku merindu bukan karena inginku... semua karena kau yg berlari-lari fikiran, semua karena kau yg tiba-tiba mengusik renung... lalu jika kujabarkan semua alasan tentang rinduku padamu... masih percaya bahwa merindumu bukan atas inginku?
aaahh llamaaaa shiteeee ampun dah. berat, berat Hayaci ga sanggup :ngakak bentar-bentar. aku beresin dulu nih puisi-puisi aku bawa ke lapak sendiri :ngacir: malam ini aku nulis puisi bang, ntar quote dan balas ya? kita duet di lapak poetry ku :kissing: hayati...hayati... kamu ini gampang bener
Melangkahlah sebagai pemenang Pemenang pada kepuasan diri Jalan disekitarmu yang tak kau hiraukan Gambaran di dinding kehidupan yang kau acuhkan Pada akhir juga bersapa sepi Adakah sisa pada perantaian waktumu? :travel fan..fan.. ini lo kamu lagi digoda *udah boleh nge cie...cie-in blom* :o
hola tampan, nona ini datang lagi :o melepas sedikit penat yg menyesakkan ~~~ menapaki rindu yang menggebu dalam bimbang aku rindu tapi ragu aku mau tapi kelu aku resah juga gundah meraba rindu yang merintih dalam ketidakpastian haruskah aku menunggu? atau malah melepaskan? beri aku petunjuk bahw...
abang gasperlonggar apa kabar nyah :D seperti biasa mlipir dimari~ hap!:Paws: Marilah kau, Adinda. :bettys Lakukanlah yang menurutmu benar, Segala bentuk tindak dan katamu membuat aku dan dia semakin pudar. :o Inikah mau mu, Adinda? Apakah kau senang? Tetapi sayang seribu kali bayang, Kehadiran
kepada pemuda-pemuda pemersatu ikrarmu kini kian remang ditelan zaman masihkan teduh tidurmu kini... kepada pemuda-pemuda 78 tahun yg lalu janji memang tinggal janji... pemanis perjuangan... kepada pemuda-pemuda yg berjanji... pasang telinga dari balik nisan-nisanmu kini hanya ada pemuda-pemuda ...
jelas aku rindu... mendung kemana engkau ?? ayo datang lagi bisikan lagi kabar gembira lewat kelabu yg rendah... lalu jatuh seketika tetes-tetes rindu... bersenandung pada genting-genting dan pelepah pisang yg menari-nari... aroma yg kautinggalkan pada bumi... jelas aku rindu... hujan jangan marah
jelas aku rindu... mendung kemana engkau ?? ayo datang lagi bisikan lagi kabar gembira lewat kelabu yg rendah... lalu jatuh seketika tetes-tetes rindu... bersenandung pada genting-genting dan pelepah pisang yg menari-nari... aroma yg kautinggalkan pada bumi... jelas aku rindu... hujan jangan mar...
Sekeping Cinta Dalam Berniaga senja ini kulihat parasmu lagi menyambangi hati yg menikmati semesta air mukamu nampak sayu, ada rentetan lelah seharian ini lalu menjingga seiring tersapu senja sungguh rasanya kebagiaan sedekat ini dengan memandang saja aku telah bahagia mata kita bagai telah me...
mengenang... bukankah begitu menyenangkan... namun sesak tertinggal setelahnya bagai duri yg tinggal lalu lenyap perlahan pernahkah bertanya-tanya? mengapa suka dan duka berdampingan ? mungkin ada tawa yg tiba seiring mengenang lalu kesedihan menyadarkan setelahnya semua tak kembali... semua tak la
mungkin, kau telah lama berlalu namun jejakmu masih terasa disini masih hangat memberi debar yg tenang lalu bagaimana aku menafikan kau yg bersemayam debar ini yg menuntun lajuku kembali pulang pada ranah yg pernah ada kita disini aku masih menanti... aku menunggu di sisi yg sunyi kekasih pada p...
Sebersit ingatan yang sengaja kutulis pada halaman tengah sebuah buku. Dan jika nanti halaman itu kembali kubuka. Lalu basah terpapar air mata. Hingga tintanya luntur tak lagi dapat terbaca. Maka akan lebih mudah kurobek. Tanpa harus merusak halaman lainnya. sama-sama kang, selamat memintal a
tak adakah yg mencintai Oktober? bukankah sudah terlalu banyak, orang mengagumi Juni dan Juli? terlalu sering orang menanti September mengenang Januari...memeluk Februari... berteduh pada November yg melankoli berlarian dengan Desember... lalu bersemangat dengan Maret April yg diberi tawa, atau Mei
Selalu. Menjelang terpejam, aku simpan senyummu pada lipatan buku. Kuselipkan di sela-sela sajak pada halaman yang sunyi. Kelak. Akan aku hadiahkan buku ini padamu. Agar sekalian kau tahu, adalah kau pemilik senyum teduh di ruang waktuku. Sedang aku? Masih setia pada sajak yang belum ingin beran...
pada taman yg lebih ramai mekar bunga aku hanya termangu menatap sekeliling seakan tak mampu memetik setangkai-pun ibaku bukan tentang tangkai yg kupaksa patah tapi kemana setangkai patah itu tersemat lalu layu dan bersemayam... abadi...
nyatanya masih ada saja... negeri ini masih barbar, masih mengerikan tuk disapa ramah... disana... tanah yg masih wangi darahnya kancil yg tegap menentang perusak dari tangan mereka... mereka siapa... pak tani kah? nyatanya kancil teman pak tani ya, mereka korporasi-korporasi rakus mencungkil-cu...
hah dew... hari ini kau begitu syahdu terpatri pada dinding maya begitu manis... lebih melankolis dari senja yg oranye yg menghitung detik menyapa malam... matamu sembilu pada hati diam-diam mengoyak renungku bak di cibir sekutipan puisi Chairil Anwar "mampus kau dikoyak-koyak sepi" uc...