Aku mengamati sejenak sekelilingku sebelum keluar dari kendaraan. Setelah menarik napas beberapa kali, aku akhirnya keluar dan berjalan menuju pintu masuk utama gedung perkantoran tempat Mas Raka bekerja. Meski kedua tungkaiku terasa lemas, tapi aku berusaha membuat langkahku terlihat tetap tegak...
"Mbak Yah, bapak sudah kasih pakaian kotor sisa perjalanan dinasnya?" tanyaku saat memasuki dapur dan mendapati asistenku itu sedang memasukkan helai demi helai pakaian kotor dalam mesin cuci. "Ini, Bu. Baru saja dianter ke sini," jawab Mbak Yah. Mataku terarah pada tumpukan p...
Kurogohkan tangan ke dalam saku celana Mas Raka dengan jantung berdebar kencang. Terasa olehku sebuah benda berbentuk pipih yang pastinya adalah ponsel Mas Raka. Kutarik cepat benda tersebut, kemudian menjatuhkan celana jeans Mas Raka begitu saja ke atas lantai. Kubawa benda itu duduk di tepian t...
Perlahan aku bangkit, kemudian berjalan menghampiri Mas Raka yang masih terlelap. Berusaha tak menimbulkan suara, aku akhirnya berhasil mencapai tempat tidur. Namun aku kecewa, karena mendapati ponsel Mas Raka ternyata berada dalam saku celana yang tengah dipakainya saat ini. Aku menghela napas s...
Part 7 Pov Dira "Ehem!" Sengaja aku berdehem sedikit keras supaya Mas Angga dan Maya menyadari kehadiranku di sini. Sesuai dugaan, keduanya sama-sama berhenti saling mengoceh. Maya menatap benci ke arahku, begitu pun Mas Angga. Terserahlah. Toh apa perasaan mereka terhadapku pun aku s
Part 6 Pov Dira "Begini saja, Nduk. Kamu tinggal lah dulu di sini selama beberapa hari sambil merenung. Pokoknya, jangan buru-buru memutuskan cerai. Bapak dan ibu ndak setuju." Merasakan suasana menjadi tegang, bapak berinisiatif agar kami semua sedikit mereda. Tapi tetap saja, di kalim
CHAT MESRA DI PONSEL SUAMIKU Part 5 Pov Dira "Ayah jangan keterlaluan begitu sama anak sendiri! Bukan Angga yang nggak mau mempertahankan pernikahannya, tapi Dira yang terlalu angkuh mengakui kelemahannya." Ibu memprotes kata-kata ayah. "Ibu benar, Yah. Jangan begitu terhadap Mas
CHAT MESRA DI PONSEL SUAMIKU Part 4 Pov Dira Di sinilah kami. Duduk berlima di sofa ruang tamu, dengan ayah mertua yang bertindak laksana hakim sedang memimpin sidang. Dengan tak tahu malunya, Maya duduk menempel ketat pada Mas Angga. Seakan ingin menunjukkan padaku betapa ia sangat berharga di
CHAT MESRA DI PONSEL SUAMIKU Part 3 Pov Dira "Aku mempertahankan perempuan mandul sepertimu supaya nama baik keluarga besar tidak tercoreng, Dira. Tidak ada satu pun keturunan keluarga Bagus Sudrajat yang bercerai. Suka tidak suka, kamu harus tetap jadi istriku." "Jangan mimpi! Ak
CHAT MESRA DI PONSEL SUAMIKU Part 3 Pov Dira "Aku mempertahankan perempuan mandul sepertimu supaya nama baik keluarga besar tidak tercoreng, Dira. Tidak ada satu pun keturunan keluarga Bagus Sudrajat yang bercerai. Suka tidak suka, kamu harus tetap jadi istriku." "Jangan mimpi! Ak
CHAT MESRA DI PONSEL SUAMIKU Part 2 Pov Dira "Dira? Ngapain kamu pegang ponsel, Mas?" Kepalaku langsung menoleh ke asal suara, di mana Mas Angga yang ternyata baru keluar dari dalam kamar mandi tampak berdiri dengan ekspresi tercengang kala menyadari aku sedang berbicara dengan seseora
FANTASI GILA SUAMIKU Part 10 Setelah Mas Aldi menutup pintu utama, aku pun segera merebahkan diri di atas tempat tidur. Tak hanya fisik, mentalku pun sungguh sangat lelah. Rasanya begitu nyaman berbaring di atas ranjang empuk ini. Aku bahkan tak ingat bahwa aku belum mandi seharian ini. Rasa kan
FANTASI GILA SUAMIKU Part 9 "Nana ... calmdown, please. Jangan menangis. Kamu nggak sendirian. Tadi Mila bilang apa di telepon?" Mas Aldi mencengkeram pelan kedua lenganku. "Mi-mila bilang a-aku ... harus menginap di klinik Mas Aldi," jawabku terbata. "Oke kalau begitu,
FANTASI GILA SUAMIKU Part 8 "Tenang saja, Na. Mas Aldi nggak akan macem - macem, kok. Nanti langsung anterin pulang ke sini Mas, kalau udah selesai." Mila beralih pada dokter Aldi. Sebenarnya aku agak berat hati jika harus pergi tanpa Mila. Namun aku juga tak enak jika harus memaksanya
FANTASI GILA SUAMIKU Part 7 "Kamu tunggu di sini saja, Na. Biar aku lihat ke luar," ujar Mila kemudian menurunkan kedua kakinya turun dari ranjang. Aku hanya diam tak mengatakan apa pun, sibuk menekan rasa takut yang kembali menyapa. Dan selagi Mila ke luar, aku kembali merasakan firasa
FANTASI GILA SUAMIKU Part 6 Setelah semuanya selesai, aku kembali menutup pintu brankas serta lemari. Dada ini berdebar luar biasa ketika mengangkat tas yang kini terasa berat, lalu berjalan menuju pintu kamar. "Dasar kurang ajar!" Aku kaget bukan kepalang saat mendengar suara makian M
FANTASI GILA SUAMIKU Part 5 "Layani aku sekarang, Na. Kau tahu kan, apa obatnya jika aku sedang merasa stres?" Mas Rafli berkata sambil menatapku. "Habiskan dulu kopinya, Mas," ujarku datar. Mas Rafli menurut. Dilepaskannya lagi tanganku, lalu meraih cangkir kopi. Aku memperh
FANTASI GILA SUAMIKU Part 4 "Ini Bu, obatnya." Bik Nah yang baru saja kembali dari apotek langsung menyerahkan satu strip obat tablet yang dibelinya untukku. "Kembaliannya Bik Nah simpan saja," ujarku saat wanita itu mengulurkan sisa kembalian uang padaku. "Terima kasih,