Janji 11 Aku berjalan gontai menembus titik air yang terjun bebas dari langit, tak ada tujuan lain selain rumah dan beristirahat di kamar. Setelah kejadian dompet tadi aku memutuskan untuk tidak berlama-lama di sanggar. ingin cepat-sepat membaringkan badanku ke kasur dan bermimpi. Paling tidak aku
ijin nenda gan :linux2: marih om Sakedjiwa sih gw :nohope: Tyo suka sama tika? Apa mereka pacaran? Gw udah lupa :Peace: Buruan ditembak, daripada keduluan terus :p :hammer: iya lo emang sakit jiwa. lupa kan? lupa? :D mari disimak lagi deh. *modus naikin page view*
Janji 10 Sejak kejadian itu, aku kadang berbalas pesan dengan Tika pada malamnya. Sekedar menanyakan hal-hal yang aku ingin tahu. Mulai dari sini mungkin bisa dibilang aku sedang melakukan misi pendekatan. Dan sejauh ini respon dari Tika tidak begitu buruk, tak jarang dia mananggapi dengan antusias
daaannn ini yg paling gw tunggu, tika :ngakaks Entah kenapa yg gw inget dr janji lu ya cuma tika :hammer: Cintaaaaa....... Kau membuat ku gila..... Membuat logika menjadi tak bermakna... Karna hanya suara hati yang terlihat nyata... :hammer: yayaya, Tika emang paling ditunggu. sakit dhie?
akhirnya muncul jg :o Nunggu lama gk diapdet" :nohope: kali ini ane tuntaskan kok. semoga bisa cepet. :D
kayanya udah penah baca sama nih cerita :malus diulang dari awal yah.. :nyimak deh :matabelo: SR numpang komen gan. idem ma agan diatas. semangat update and kelarin ceritanya gan. Yup, ane posting ulang. biar gak bingung yang baca.
Janji 9 Aku terbangun dari tidurku, aku melihat layar ponselku, “hai Tika”. Mungkin semalam aku yang menulis, aku segera mengahapusnya dan menuju kamar mandi. Hari ini agak mendung, membuat udara sedikit dingin dari biasanya. Aku keluar kamar mandi dengan menggigil dan berselimut handuk. Aku ...
Janji 8 Sangat tidak menyenangkan menjadi pemuja tanpa diketahui, menahan karena terlalu takut untuk bicara, jangankan menjurus ke arah perasaan untuk sekedar mengobrol saja aku tak berani. Aku terlalu tegang saat menghadapi momen yang tepat untuk itu. Ya begitulah aku. Aku kadang menyesal kenapa...
Janji 7 Aku terus menjalani hari-hari yang hampir sama, bangun pagi, main PS atau belajar, berangkat sekolah, menjadi pengagum dari depan kelas, pulang kerumah, istirahat. Paling tidak begitulah urutan hari-hariku, hingga aku melewati tahun pertama di sekolah ini. Agaknya aku sedikit senang, karena
Janji 6 Siang itu wangi tanah basah yang terguyur air hujan mengisi hidungku. Wangi yang begitu khas, yang sangat aku sukai juga. Aku tak menggubris teori apa yang sedang dijelaskan di depan kelas. Agaknya konsentrasiku terpecah setelah hujan turun, terus hanyut dalam suara rinai hujan. Aku lihat s
Janji 5 Aku terbangun pagi-pagi, dan seperti biasa aku harus menarik nyawaku yang masih melayang-layang didunia mimpi dengan bermalasan di kasur. Setelah agaknya badanku sudah mudah untuk digerakkan, aku mulai ritual pagi dengan bersemedi dikamar mandi. Pagi sampai menjelang waktu sekolah aku habis
Janji 4 Tidak ada senyuman lagi yang keluar dari Ina saat kita berpapasan. Tak ada lagi yang membuat aku salting. Tak ada lagi waktu yang terbuang untuk memikirkannya. Memang harusnya perasaan ini hanya ada didalam hati saja, tidak diutarakan. Minggu-minggu berikutnya semua terasa flat, tidak ada
Janji 3 Esoknya, aku terus coba mencari kesempatan untuk berpapasan dengannya. Paling tidak untuk say hello. Tapi setiap bertemu dengannya hanya ada senyuman, tak ada perbincangan. Dan juga tak ada inisiatif dari diriku untuk memulai pembicaraan. Sungguh aku mengutuk diriku yang terlalu malu untuk
baru aja mengkhatamkan cerita soal andini. entahlah, kalo gw diposisi lo, mungkin gak akan terima ivan yang mau tanggung jawab. tapi lo lebih milih ngiris hati sendiri ngeliat orang yang di sayang pergi gitu aja. bagus sih, tapi ya sakit.
lapak baruuuu kisah lamaa :hammer: Emang tas nya itu cewek serupa dengan tas lu kah? Sampe bisa ngoprek tas orang gitu :ngakaks hahaha, kisah lama siapa tau bisa.... ah sudahlah. gak serupa sih, tapi karena panik karena udah pada dilapangan semua, jadinya gitu. hahhaha padahal bentuk dan isi dale
Janji 2 Aku kembali memikirkan kejadian salah kelas waktu itu, membayangkan wajah wanita yang mengagetkanku. Sayang pertemuan waktu itu dalam kondisi yang salah (salah kelas maksudnya) jadi tak ada kesempatan untuk sekedar mengetahui namanya. Untuk selanjutnya mengetahui namanya adalah misiku. Set
pejwan.. terharu :mewek janji doang, gak ada realisasinya :batas :ngacir: ini mau direalisasikan mbak. tapi dari awal yah. biar inget lagi. :D
Janji 1 Ini adalah sebuah cerita tentang diriku. Jauh sebelum sekarang, saat masih memakai seragam. Kadang jika diingat, masa-masa berseragamlah kita bisa menikmatinya tanpa banyak beban. Berbeda saat kita sudah menjadi siswa yang paling tinggi, terlalu banyak beban yang mau tidak mau harus diseles
Janji 1 Janji 2 Janji 3 Janji 4 Janji 5 Janji 6 Janji 7 Janji 8 Janji 9 Janji 10 Janji 11 Janji 12 Janji 13 Janji 14 Janji 15 Janji 16 Janji 17 Janji 18 Janji 19 Janji 20 Janji 21 Janji 22 Janji 23 Janji 24 Janji 25 Janji 26 Janji 27 Janji 28 The Story Continues~ Bagian I Bagian II Bagian III Bag...