Bagaimana mungkin aku membaca? Sementara engkau tak pernah menulis Bagaimana mungkin aku mendengar? Sedangkan kau tak berkata-kata Kau hanya membiarkan aku menerka Meraba rasa
Mungkin kita tercipta seperti idghom Mutajanisain. Meski begitu, jangan pernah menganggapku seperti Nun mati diantara idghom Billagunnah. Jika kau lelah cukup menjadi seperti SAKTAH saja. Aku harap kelak semuanya menjadi seperti Alif lam qomariah. Dan semoga pada akhirnya kita akan seperti waqof ...
Jangat melihat kebaikan orang sebagai kebodohan yangg bisa dimanfaatkan Karena ketika orang baik terlihat bodoh, sesungguhnya ia tengah menilaimu.
Ya emang pada dasarnya JaSun itu sodaraan. Sodara gak selalu sama persis dan bukan berarti gak pernah berselisih. Orang2 yang "berkepentingan" lah yang memperkeruhnya. I like this thread.❤️
Dunia terlalu kejam untuk dirindukan Terlalu pahit untuk dinikmati Teramat sakit untuk digenggam Tuhan Bawa aku dalam pelukan-Mu
Tuhan Rangkul aku dengan penuh kehangatan Sebab gigilku bukan karena kedinginan Aku dirajam harapan Ditelantarkan impian Lalu dibunuh kenyataan
Aku bisa apa? Dilambungkan oleh harapan sendiri Lalu, ditumbangkan oleh kenyataan Tuhan Sungguh ini sangat memalukan
Hal paling memalukan adalah saat dengan pongah menentang Tuhan Lalu, merengek pada-Nya saat telentang penuh kekalahan
Cara terbaik mengatakan banyak hal adalah dengan diam Karena rasa sakitku terlalu berharga Sama berharganya dengan rasa bahagia di antara kepingan luka
Dalam gulitanya sebuah ketulusan Kau umpama srigala yg selalu kehausan darah Gagah dan garang tak terkalahkan lawan Nafasmu terengah di antara suapan yg melimpah Hidupmu dikelilingi domba-domba kesepian Dalam kacamataku Kau srigala yg tengah kebingungan Menggigil dengan tatap mata sayu penuh pengha
Aku adalah air Kesedihan dan kesenangan adalah angin Dan kemarahan adalah api Ketahuilah jarak antara kesedihan dengan kemarahan itu hanya satu jengkal saja Jika aku marah Kan kupastikan dunia hangus terbakar
Aku menorehkan pena di atas keningmu Menuliskan garis tanganmu Begitu bisikmu Lihatlah Dedaunan begitu resah Risau saling melambaikan ranting Berdendang kidung alam nan pilu Berlomba berkejaran dengan sang waktu Dimana debat dan pekat saling membahu Kunyalakan tungku asmara di sudut hatimu Kau me...
Senja berbisik pada angin dan menitipkan rindu Menghunus hasrat dalam larik indah Mengibaratkan risalah dalam noktah Mengibarkan panji sejuta kata bertuah Karenamu... Aku mencipta dan mencinta puisi
Ketika jiwa telah dijual pada malam Ketika kebebasan telah di-Tuhan-kan Maka punahlah wajah ibu nan kemayu Sirna kemilau mulia dari seharusnya Sedang gelandangan berjingkrak kegirangan Menyokong marga mengemis tuah Aduhai elok nan rupawan merenggut hiba Liur-liur basi beraroma munafik tumpang tin...
Jangan meletakkan aku di antara bintang-bintang. Aku takut kemilaunya membuatku merasa bersinar. Jangan menyandingkan aku dengan rerumpun bebungaan. Aku takut semerbaknya membuatku merasa harum. Letakkan aku di hatimu agar aku tau, kau memang untukku.