Siang hari yang mendung, Kala dan Erika untuk makan sambil membicarakan pekerjaan. Erika mendengarkan setiap ucapan yang dituturkan oleh Kala. Ia sekarang sedang menjadi the real bos-nya. Kriiiingggg....kring.. Leo, wakil direktur perusahaan miliknya menelpon. Ia diminta segera ke kantor. Erika m
Keesokan paginya, badan Erika terasa ngilu dan sakit. Kala membuka mata dan tersenyum. Istrinya mulai mengeluh kondisinya padanya. Lalu ia menyuruhnya untuk istirahat dulu di ranjangnya. Kala mencari bajunya yang berserakan satu per satu. Ia mencuci muka dan menuju ke dapur. Pak Hari mulai datang...
Hari sudah siang, Erika sudah siap untuk bertemu dengan klien dan aku sudah bersiap-siap memanaskan mobil untuk mengantarnya. Saat Erika masuk, ia sedikit karena aku yang di dalam. "Aku yang bakal nganter kamu" "Nanti kamu bosan. Kayaknya agak lama" "Gapapa. Nanti sekali
Seiring kedekatan Kala dan Erika mulai terjalin kembali. Kala membawa. Erika ke eumah orang tuanya. Di moment itu Kala membicarakan terkait masa depannya bahwa ia akan segera mengesahkan hubungannya dan nantinya ia akan tinggal bersama keluarga Erika, itu permintaan dari keluarganya. Ayahnya pun ...
Keputusan untuk menghakhiri hubungan Erika dan Tama sudah bulat. Erika sudah menyampaikan ke ayahnya, giliran ibunya yang belum. Ia akan segera menghadapi kemarahan ibunya seperti saat dulu membatalkan pertunangan dengan Doni. Namun apapun itu, sudah menjadi pilihan Erika. Ia kali ini akan lebih ...
Meeting dadakan di hari libur selesai, Erika ke ruangannya dan melihat Tama yang sedang tidur di sofa. Ia mendekat dan merapikan rambut yang menutupi wajahnya. Tama yang belum sepenuhnya tidur membuka mata dan meraih tangan Erika. Mereka duduk bersebelahan sambil Tama tetap menggenggam erat tanga...
Orang-orang kantor hampir 60 persen lebih menuju kantin saat jam istirahat, empat puluh persennya lagi pergi ke luar. Kala berjalan sendiri dan masuk ke pintu menuju tangga. Ia turun beberapa tangga dan dikeluarkannya bungkus rokok. Tak butuh waktu lama rokok itu sudah ia sesap. Cekrek.... Kala m
Kala merefleksikan diri tentang penyebab Erika yang mencoba memutuskan hubungan secara sepihak. Sementara Kala akan tetap membiarkan Erika sendiri namun bukan berarti ia menyerah, memperjuangkan cintanya merupakan pilihannya. Eve senyum-senyum melihat pemandangan yg jarang ia temui. Pemilik tanah
Erika tidak menyangka kalau ibunya tega menyuruh orang untuk mengeroyok Kala. Kekasihnya juga sama sekali tidak menyampaikan apapun padahal dia tahu. Dia merasa seperti orang bodoh. Dia duduk meringkuk di kamarnya sambil menangis. Pak Hari mendengar anaknya menangis di kamar namun saat ia akan mas
Erika tidak menyangka kalau ibunya tega menyuruh orang untuk mengeroyok Kala. Kekasihnya juga sama sekali tidak menyampaikan apapun padahal dia tahu. Dia merasa seperti orang bodoh. Dia duduk meringkuk di kamarnya sambil menangis. Pak Hari mendengar anaknya menangis di kamar namun saat ia akan mas
Waktu menunjukkan empat seperempat sore, Erika duduk sendiri di dekat jendela kafe. Segelas lemon squash tersaji di depannya menemaninya sedari awal sampai di tempat itu. Dilihat pergelangan tangannya yg terpasang jam tangan beberapa kali. "Erika ya?" tanya seseorang di depannya. Erika m
Eve duduk di depan meja resepsionis. Ia teringat percakapannya dengan Kala. Sepertinya Kala masih menyukai bosnya, namun tembok mereka terlalu tinggi terlebih Kala memutuskan keluar dari kantor. Eve mulai penasaran dengan hubungan Kala dan Erika dahulu di kantor ini. Lamunannya buyar saat teman di
Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Hipir mudik orang-orang memadati jalanan. Kala dan Erika duduk berharapan dengan obrolan seputar kehidupan dan pekerjaan mereka. Kedua tangan Kala mengenggam terkait satu sama lain. Ia mulai menarik napas dan mengeluarkannya prlan-pelan. "Erika, aku cuma akan
"Bagaimana hubungan lu?" Kala memutar bola matanya dan menaikkan bahunya. "Kalau sudah ya sudah, lanjut ya lanjut aja." Tiga pria lajang sedang duduk di samping api unggun menghadap ke arah laut. Tian, Kala dan Niko memutuskan untuk berkemah di akhir pekan. "Jadi lu tu
Kala cuma bisa meringis kesakitan saat ia diobati. Wajahnya sebagian memar, tangannya lecet-lecet namun ada retak di lengan kiri bawah, dan bagian perutnya perih. Beberapa jam yg lalu ia baru saja di serang oleh dua orang tak dikenal. Ia segera menelpon Niko saat ia sudah hampir tak sadarkan diri...
Di eperan rumah, Kala dan Erika menikmati suasana malam yang tenang. Di langit memang tidak ada bintang, namun cahaya bulan cukup terang. "Erika, bagaimana kalau kita nikah?" ucap Kala. Erika menaruh tehnya ke meja, "Kenapa tiba-tiba?" "Kita nggak bisa hanya stuck gini s
"Nanti malam kita makan bareng di luar, aku dah buat reservasi. Pakai gaun ya, Sayang. Lokasi nanti aku share. See u" Seperti itulah kiranya chat Kala yang membuat Erika senyum-senyum dari pagi sampai sore. "Lin, bos kita lagi kasmaran kayaknya dari pagi senyumnya diobral" ucap
Angin di musim kemarau bertiup semakin kencang. Debu-debu yang terbawa berpindah ringan kesana kemari. Terik matahari menambah panas suasana yang melelahkan. Dari hasil diskusi Pak Hari dan Erika terbentuk tim investigasi. Erika menceritakan kondisinya ke Kala dan asisten pribadinya. Kala sementara
Hampir seminggu permasalahan terkait produksi tak kunjung usai. Erika kerja sampai larut dan dia harus kesana- kemari menghubungi para supplier dan mencari tahu informasi dari para buruh yg dulu pernah bekerja di sana. Malam Sabtu, Kala mengajaknya untuk pulang bersama namun Erika mrnolaknya lagi.
Langit cerah dan bersih. Biru menenangkan hati. Udara sejuk dari pepohonan yang berdiri tegak menghiasi sudut-sudut bangunan. Sepasang kakak adik sedang bermain bersama, sangat lucu dan menggemaskan. Sempat terjadi perdebatan diantara mereka, tanpa sengaja kakiku hampir melangkah ke sana. Namun m...