Chapter 65 Adzan maghrib berkumandang, suamiku belum menampakkan batang hidungnya. Aku memilih masuk ke dalam kamar setelah sebelumnya menyalakan lampu di seluruh penjuru rumah. Aku memakai headset untuk menghilangkan rasa takut. "Aaaaaaaa," jeritku. Seseorang menyentuh kakiku. "Le
Chapter 64 Deru kendaraan masuk ke halaman rumah ibu. Aku hapal betul itu suara mobil David. Aku berjalan pelan menyambut cilokku. Uhuk! Suamiku maksudnya. "Assalamualaikum," "Waalaikumsalam, mana ciloknya?" "Ya allah, udah kek punya utang aja, baru nyampe udah ditagih c
Chapter 63 David menyusulku ke rumah Bude Yayuk bersama Dio. Pasti ini akal-akalan David meminta Dio mengantarnya. Dasar seribu akal. Kuakui, aku memang salah pergi dari rumah tanpa pamit kepada suamiku, kalian tahu, kan, kalau wanita sudah cemburu buta maka dia akan melakukan segala cara. Begitu
Chapter 62 Pov David. Sepanjang perjalanan Sabil hanya meringis. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Aku sangat kuatir dengan keadaannya. Kami tiba di rumah sakit satu jam kemudian. Sabil dibawa masuk ke dalam UGD. Aku mondar-mandir menunggu dokter keluar ruangan. Keringat dingin mulai bercu
Chapter 61 Pov David. Aku mengantar tamuku keluar dari cafe. Tamuku ini ingin menyewa cafe untuk acara pertunangan, dari dekorasi dan lain sebagainya beliau meminta dari sini, pokoknya tahu beres. Aku baru sempat melihat HP ketika ada lebih dari sepuluh panggilan tak terjawab dan satu pesan masuk
Chapter 60 Entah kenapa ketika melihat David, aku sangat membencinya, sebetulnya kasihan sekali dia semenjak aku hamil dia tak terawat. Aku tak mengada-ada, melihat wajahnya bikin mual parah, kepalaku langsung kliyengan. Apa semua orang hamil begini? Aku takut sekali jika David berpaling dariku,
Chapter 59 Pov David. Kalian tahu bagaimana rasanya bisa memperistri orang yang kalian sayang? Tentu saja jawabannya, rasanya seperti menjadi ironman! Eh, bukan, ding! Rasanya kayak ada manis-manisnya, gitu! Yaelah, malah ngiklan! Plak! Dulu, Sabil berkali-kali menolakku, dia takut karena tak sep
Chapter 58 Huwek, huwek! "Daviiiiid, aku gasuka aroma parfum kamu itu! Buang!" Aku menutup hidungku dengan baju, kepalaku kliyengan parah. Rasanya kayak mabuk darat. David menaruh parfumnya kembali. "Ganti baju sekarang! Rendem dulu baju yang udah kamu pakai itu!" teriakku.
Chapter 57 Setelah tiga jam kami menunggu, akhirnya tiba giliranku diperiksa oleh Dokter Astutik, walaupun sudah sepuh beliau masih tetap cantik. Beliau memintaku menceritakan apa yang aku rasakan. Beliau juga menanyakan kapan aku terakhir haid. Apa hubungannya coba? Beliau memberiku wadah kecil d
Chapter 56 "Kata orang, jatuh cinta itu cuma sekali." "Terus?" jawabku sambil memotong sayuran. "Buktinya aku bisa jatuh cinta berkali-kali dengan kamu." "Pagi-pagi gombal terus aja, Pak! Cinta yang sebenarnya itu bantuin kerjaan istri!" David meringis sa
Chapter 15 Chat ditutup oleh Ricca yang mengirimkan emoticon hati,hal itu membuatku senyum-senyum sendiri. Tapi beberapa saat kemudian senyum di wajahku pudar, saat melihat sosok yang sedang berdiri memperhatikan di luar sembari melipat kedua tangannya di dada. 🖤🖤🖤 Sorot mata lelaki
Chapter 14 Mas Fian melepaskan genggaman tangannya dan memelukku erat. Lalu membawa tubuhku untuk berjalan keluar bersamanya. Ibu yang tidak terima, berteriak-teriak seperti orang gila, tidak lama Desi datang menghampiri dan memeluknya. Mas Fian menyuruhku masuk ke dalam mobil. "Duduk didepa
Chapter 13 "Jujur padaku, Mel! Aku ini mencintai kamu apa adanya, tapi tolong ... kamu jujur!" "Aku sudah jujur! Kamu kenapa, sih?" "Kamu bohong! Kamu sudah menikah?" "Kamu jangan kemakan omongan ngaco Ricca, Dim. Masa iya aku sudah-" "Aku akan menca
Chapter 12 "Neng!" panggil Bik Nani di ambang pintu, membuatku menjeda suapan kedua. Aku menoleh ka arahnya dan menjawab, "Iya, Bik?" "Itu di ruang tamu ada temannya datang cari," katanya membuatku penasaran. "Ricca?" Bik Nani menggeleng. "Laki-laki,
Chapter 11 Kulihat Mas Fian sedang lekat menatapku, pasti saat aku masuk tadi, si Nenek Gambreng telah bercerita yang tidak-tidak tentangku. Kira-kira hal apa yang ingin Mas Fian bicarakan denganku? Ya ampun aku deg-degan banget ini. "Kenapa melamun, Dek? Duduk di sini, sebentar! Mas mau bic
Chapter 55 Tok, tok, tok! Aku duduk di sofa dengan wajah sebal menunggu suamiku membuka pintu. Siapa kira-kira yang mengganggu kami. Pintu terbuka, seorang wanita tersenyum sumringah kala melihat suamiku membuka pintu. Dia nyelonong masuk ke dalam ruangan kami. Oh, tak tahu sopan santun rupanya d
Chapter 54 Secara diam-diam aku menghubungi David. Takut juga kalau di jalan ada apa-apa secara Lisa sedang ada masalah. Kalau dia tak fokus bisa kecelakaan, kan bahaya. David memintaku untuk menunggu, katanya dia pulang sore. Nanti pulang kerja langsung nyusul ke sini. Tapi, aku kok gak tega meli
Chapter 53 "Aku berangkat kerja dulu, ya, Yang!" Kucium punggung tangan suamiku dengan takzim. Dia membalas dengan mencium keningku. Kuantar suamiku ke teras kemudian setelah mobilnya tak terlihat aku menutup pagar dan bersiap-siap mandi. *** Motor kulajukan pelan ke rumah mertua yang
Chapter 52 Kami sudah sampai di rumah. Yey! Panas juga rasanya pantat duduk selama hampir sepuluh jam karena macet. David keluar dari mobil dan menurunkan oleh-oleh yang kami beli tempo hari. Aku membuka pintu rumah untuk memudahkan suamiku masuk membawa banyak barang. Di dalam rumah nampak bersi