tetangga saya meninggal karena pas nyetir motor menabrak angkot yang pintu supirnya terbuka tiba2 karena nggak ditutup dengan benar.
kalau warga sana malah ikut menyembunyikan orang2 serupa, ya jangan salahkan orang2 luar yang ogah percaya lagi sama mereka.
publik baru percaya kalau sesama orang sana mau tutup perbatasan & razia semua kendaraan. yang nggak ada surat2 lengkap, disita oleh polisi & yang menguasai ditangkap dengan tuduhan pencurian. kalau cuma aksi begini, mana orang percaya.
selama yang omong bukan simba, jangan dipercaya. ahok di 2017 dimuntahin sama pengurus2 banteng, muntahnya ditelan begitu omongan simba beda.
lebih bagus dibangun swasta/investor, karena lebih efisien & menarik. dibangun pemerintah sih blangsak, ujung2nya korupsi.
hapus sekolah kedinasan, ganti dengan beasiswa per kepala untuk yang setelah lulus jadi ASN & ditempatkan di luar jawa selama minimal 2n. macam hakim atau jaksa kan nggak perlu sekolah kedinasan. bahkan tentara/polisi pun untuk perwira lebih bagus diambil dari sarjana. subsidi pendidikan pun bag
basis pengguna yang susah didapat kalau mulai dari 0. thread IG aja nggak berkembang. belum bicara teknis macam UI, kapasitas server, sekuriti, dll.
lembaga di bawah kementerian itu lebih bebas konfigurasinya dibanding menteri yang diatur UU. posisi bisa banyak karena ada kepala, wakil kepala (bisa beberapa), dewan pengawas, dewan pengarah, dst dst. mau bagi2 jabatan bisa lebih leluasa.
kementerian cukup 10 aja, sisanya dilebur atau buat lembaga aja di bawah kementerian. urusan agama diserahkan ke agama masing2 saja.
kedua, karena betawi itu aslinya sedikit sebagai suku campuran. penduduk asli jkt itu sunda, namanya aja sunda kelapa aslinya. banten aja etnis sunda. cuma banyak orang sunda di jkt yang nggak bisa omong basa sunda jadi identifikasi diri sebagai betawi.
dapat golden handshake kok. problemnya: - rekruter takut orang2 ex startup karena gajinya gede - kemampuan terlalu spesifik, sementara perusahaan2 konvensional lebih generalis.