Dulu lebih bagus memang. Katakan tidak, kena 3/4, sisanya karena pangeran penguasa makanya sampai sekarang aman :D Besan bermasalah dan dendam, kenalah kasus pembunuhan si cantik caddy golf :malus: Apalagi ya....Oh ya.. Dulu juga enak, kaum radikal makin berkembang pesat :D Pokoknya asal ga te
AHY sama Ucup Mansyur saja pasangannya :recsel: terserah siapa yang mau di depan atau di belakang posisi mainnya :recsel:
Daripada gagah2an buat acara besar2an nan konyol seperti itu, para komisaris dan pejabat2 Jakpro yang sudah2 di suruh jualan lotek saja. Lebih untung dibanding buat acara kebut2an mobil listrik konyol
Belum sempat menjadi duta besar Tionghoa seIndonesia Raya dalam Pilpres mendatang tapi sudah terlahir di dunia lain. Kalau dibilang turut berduka cita ya... gua akan jadi berdusta karena gua ga ikutan berduka cita. Jadi ya berdoa semoga keluarga yang ditinggalin dapat di beri ketabahan dan bisa seg
gabener meski tidak becus dan ketidak mampu tapi kenaifan berpolitiknya di manfaatin oleh politisi dan bohir hitam. Contohnya politisi golkar ini, gua yakin dia tau gabener itu skillnya itu ga ada, cuma orang2 seperti gabener ini memang paling dicari oleh para politisi dan bohir hitam karena gampan
Jalan tolnya entar jangan melintasi sumatera barat. Provinsi paling tidak tau berterima kasih dan paling blangsak.
standart janda. Ngucapin selamat natal saja haram, tapi ucapin gong xi fa chai dan terima angpao itu boleh :malus Wahai para kristiani, pengen diucapin selamat natal ? kasih duit juga di amplopin, auto halal :D
Media Indonesia, Kalla Group, 212Mart, para pengusaha pancilok, halooooooooo. Mana nih konstribusinya buat gabener ? keberhasilan formula e ini akan menjadi bahan kampanye buat gabener lho...
Masuk pesantren diajarin pendidikan seks langsung sama kakak pembina, kalau beruntung langsung diajari oleh guru ngaji atau pak ustad langsung. Ibarat malam lailatulqadar, mungkin seperti itulah perasaan para santri saat di rudapaksa
Solusinya sungguh luar biasa :recsel: Apakah solusi ini merupakan hasil pemikiran jebolan cendikiawan dari institusi pendidikan pesantren ? Kalau memang iya, sungguh layak di pertimbangkan bagi semua perusahaan, institusi pemerintah maupun para akademisi untui menerima lulusan pesantren. Kualitas