Seseorang berlaku pamer karena dia menikmati "reward" dari perbuatannya itu. Reward ini bisa berupa kekaguman, rasa iri atau perhatian dari orang lain, terlebih dari orang yang dianggap "saingan" sosial mereka. Bahkan sekedar like, nambah follower atau quote di medsos bisa membu
:o apapun yang instan sepertinya mudah menyebar di negeri ini.. dapet duit instan, sembuh instan, kredit instan, skripsi instan, padahal kita semua tau mie instan sekalipun harus dimasak dulu.
upah naik ongkos produksi ikut naik harga barang jadi mahal upahnya jadi terasa kurang nuntut naik upah lagi lalu upah naik begitu aja terus sampe kiamat H+2 :D
Banyak yg reply soal fokus, karena ada benernya gan. Perhatikan tiap peluang sekecil apapun untuk mengasah keahlian. Mulailah dari situ, lalu tanya ke diri sendiri apakah bisa menikmati aktivitas itu. Jika agan bisa menikmatinya, maka nanti kalo ada peluang sejenis yg lebih menjanjikan, ambil aja...
Kasian mereka, menyisihkan waktunya untuk mengkonsumsi konten gituan, justru si pembuat konten yang dibayar :o
yah ane sih gak tau mereka udah melalui apa aja sampai mau bertindak demikian. Berat ataupun ringan, semua orang pasti menjalani perjuangannya masing-masing, dan kita semua tau itu. Tapi setidaknya tindakan itu sudah cukup menggambarkan mentalitas mereka. Pastinya masyarakat umum sudah bisa menilai
ada yang bilang.. kebahagiaan seorang yang single 10 kali melebihi orang yang menikah, demikian pula dengan kesedihannya. :o
Indonesia punya 3 reaktor tuh, dan gak ada 1 pun proyek pembangunannya yang dikorupsi. Sampai sekarang pun reaktornya dalam kondisi prima :o biasalah gan, budaya kambing hitam. di tengah bencana alam pun masih menyalahkan ini itu.. Riset teknologi nuklir Indonesia masih berjalan hingga saat ini,
Kantornya bagus karena butuh hasil maksimal dari para karyawan nya.. Jadi ga akan bisa bermales-malesan kalo ente jadi karyawan google.. Intinya.. Gua kasi lo kantor bagus buat kerja.. Kontribusi lo ke gua jangan lupa yaa.. #kata pimpinan :D iya bener, makanya keliatan sepi mungkin karena pada si...
:lehuga Ane yakin masakan "ekstrim" itu udah ada sejak lama, jauh sebelum ada aturan halal-haram, atau sebelum tercipta kebiasaan di masyarakat yang membedakan makanan yang lazim dan tak lazim, atau sebelum terjadi intervensi dengan masyarakat budaya lain yang memperlakukan hewan2 tersebu
Perlu diingat gansis bahwa karakteristik yang TS tulis itu gak bersifat mutlak lho ya. Semua orang pasti memiliki sifat-sifat yang disebutkan, satu atau lebih, hingga tingkatan tertentu. dan yang perlu dihindari adalah mereka yang dengan karakteristiknya tidak lagi mampu membina hubungan yang seh...
yah kalo artis udah gak laku mau gimana lagi, membuka bisnis mungkin udah keburu bokek, cari kerja mungkin gak punya skill. doain aja gan, semoga de-pe-er ke depannya makin pinter akting dan drama, dan juga melawak.. :o
yah begitulah kaum indon, gak bisa pake seragam sebentar langsung bikin kubu dan bertingkah songong. sehingga mungkin untuk menghancurkan negeri ini sangat mudah dengan banyak cara yang sederhana. :lehuga
nonton sesama pria berebut bola sebiji aja udah ribut sampe ada yang mati :lehuga bikin stadion di tengah laut ajalah wkwk :D semua orang meninggal pada waktunya, hanya caranya saja yang kadang sulit diterima, semoga diterima segala amal baiknya.
tahukah kamu, kita punya animasi GIF untuk menggambarkan peristiwa bersejarah ini lho.. https://s.kaskus.id/images/2018/09/14/772531_20180914052718.gif kumpulkan sampah pada tempatnya
Kalo menurut ane sih RTS makin kurang populer karena kesulitan adaptasi; awalnya RTS berkembang di PC. PC memiliki kontrol yg fleksibel khususnya untuk game jenis ini, yakni keyboard (100+ tombol) dan mouse (click and drag). Sehingga memungkinkan kita memainkan game dengan jumlah sprite buanyak dan
Nitrogen filled tyres.. Biggest scam of the century.. bener gan setau ane kalo beli nitrogen murni dikemas dalam tabung dan itu mahal, karena untuk memisahkan nitrogen dari gas lain perlu cara khusus ketimbang pake kompresor ban di dalam box. :o dan soal mengemudi jadi lebih ringan dan ban lebih