Jika sekarang, saat ini, di tahun ini, ada yang bertanya ke gue apakah gue pernah berpikir tentang menikah? Maka gue selalu menjawabnya dengan satu jawaban; Ga pernah. Jawaban yang bagi kebanyakan orang disekitar gue seolah gue akhirnya memutuskan menikah hanya antara dua alasan: keberuntungan ata
Setelah wisuda, gue langsung fokus menyelesaikan segala keperluan administrasi dengan pihak kampus agar gue ga perlu lagi sering bolak balik ke kampus suatu hari nanti. Dan sambil menyelesaikan urusan administrasi itu, gue juga telah mulai mengirimkan beberapa lamaran pekerjaan. Tentu saja lulus...
“Ini siapa?” Tanya Gue ke Ryan sambil memperhatikan sebuah foto yang Ryan tunjukkan ke Gue dari handphone nya. Sebuah Foto yang sepertinya diambil secara candid dan dari jarak yang cukup jauh, hingga gue harus men-zoom nya untuk dapat melihat target yang Ryan foto. “Ya gatau. Makanya Gue na...
Gue berada disebuah terminal di Kota Bandung tepat ketika mentari sedang bersinar diatas kepala. Gue akhirnya memutuskan untuk ke Bandung setelah semalam gue menghubungi Kak Canda. Nia yang tau gue akan datang langsung menghubungi gue tadi pagi dan menawark usean jika gue ingin memintanya untuk me
Setelah berulang kali berdiskusi panjang dengan Liana, gue akhirnya memutuskan untuk tetap menyelesaikan kuliah gue, yang mana hanya tinggal menyelesaikan skripsi saja. Menyelesaikan apa yang memang sudah gue rencanakan. Yang seharusnya akan terasa mudah jika gue ga masih tenggelam dalam duka kehi
Kehilangan sosok orangtua, yang pasti terasa berat bagi siapapun yang mengalaminya. Terlebih bagi orang-orang kaya Gue, yang selalu menjadi seorang penentang atas apapun yang Nyokap Gue bilang. Kalo kata Adam, Gue begini karna terlalu dimanja sama Nyokap. Padahal gue merasa sebaliknya, dia yang s
Kehilangan seringkali dijadikan alasan atas sebuah kehancuran yang terjadi setelahnya. Kehilangan, bagaimanapun juga, kerap kali dianggap sebagai pembenaran untuk berhenti berharap atau memperjuangkan harapan yang lain. Kehilangan mampu merubah seseorang menjadi lebih peduli, atau malah menjadi ti
Suatu hari di pertengahan semester sembilan, semester yang tengah gue usahakan akan menjadi semester terakhir gue kuliah, Bang Fiko, temen senior gue di kampus yang jadi atasan tim gue bekerja praktek memanggil gue untuk berbicara di ruangannya berdua. Gue meninggalkan meja yang gue gunakan untu...
Nyokap gue akhirnya harus kembali dirawat di rumah sakit setelah dokter yang tadi menangani beliau berbicara dengan Bokap. Tapi kali ini Bokap meminta gue dan Adam untuk pulang karna Bokap bilang beliau yang akan menjaga Nyokap malam ini. Gue berulang kali menawarkan diri untuk menjaga Nyokap namu
Aktifitas selama gue cuti kuliah saat ini adalah menemani Nyokap dirumah sampe Adam pulang atau sesekali mengantarnya berobat ke dokter, sesekali menjemput Liana ditempat kerjanya, main ke kampus sambil tetap menerima order design, mengisi beberapa acara dengan Band gue bersama Ryan karna band gue
Gue menunggu didepan sebuah ruangan dimana Liana berada di dalam mempertanggungjawabkan sebuah tugas akhir yang telah ia susun. Setelah hampir dua jam menunggu, Liana keluar dari dalam ruangan dengan senyum mengembang. Cukup untuk gue memahami bahwa ia mendapat hasil yang memuaskan. Ia memeluk gue
Proses pemakaman Nenek gue dilakukan pada hari itu juga. Kami baru selesai melakukan seluruh proses pemakaman saat hampir memasuki waktu maghrib. Setelah semuanya selesai, gue memutuskan untuk pulang. Gue pulang ke sebuah tempat yang seharusnya gue sebut rumah. Gue bergegas mandi, lalu masuk ke se
Liana langsung bergegas turun dari motor gue saat gue baru saja menepikannya tepat di halaman rumahnya. Dia langsung berjalan cepat masuk ke dalam rumahnya, bahkan tanpa menawarkan gue untuk masuk, atau sekedar menoleh ke gue. Dan karna gue cukup tau diri bahwa dia tengah dilanda emosi, maka gue m