kalau memang B2B, berarti sudah yakin bisa membiayai diri sendiri. tapi feasibility study-nya terlalu optimis, ndak masuk akal. akhirnya buntung terus. padahal sudah kanibal trayek kereta jkt-bandung.
Ya itulah ketidakadilan yang terjadi di jaman suharto. Tidak ada yang berani menyentuh militer di jaman dia. Untuk bisa mencari tahu siapa pembunuh marsinah yang sesungguhnya mesti menunggu suharto lengser dulu.
Orang yang menjadi tersangka kasus korupsi, lolos cuma karena keburu sakit dan mati. Kok bisa jadi pahlawan?
ya kalau memang proyek infra tidak takut rugi demi pembangunan, ya turunkan tarif tolnya. itu saja sih.
Sampai segitunya PSI. Sudahlah, lepaskan saja sebutan partai anak muda untuk PSI. Sudah menjelma menjadi partai bangkotan biasa :D
Di sisi lain, untung ketahuan sekarang. Jadi bisa berusaha mencegah supaya tidak menulari keluarga di rumah.
Bener kata doi, ini masalah sepele sebenarnya, dibiarkan berlarut-larut, dan malah menutupi isu-isu lain yang lebih penting.
Salah satu penyebab defisit berkurang karena anggaran pemerintah (kecuali KL tertentu) diblokir sampai mencapai 60-70%. Alasannya karena duitnya dipakai untuk MBG.
Duit ratusan trilyun itu kalau dipakai membangun rel KA biasa di Kalimantan atau Sulawesi hasilnya akan berguna bagi lebih banyak orang, daripada KA cepat Jkt-Bandung yang sudah tidak kurang-kurang pilihan angkutan umumnya.
algielagie suromenggolo kalau jkt-sby mending naik kereta cepat lah. Kelihatannya saja pesawat cepat, tapi posisi bandara jauh dari pusat kota, harus check in 1 jam, jalan kaki jauuuh menuju gerbang, menunggu boarding, belum lagi delay bisa sampai 4 jam (buangsat!), mendarat jalan kaki jauuuh lag...