Jejak Baru tahu Waktu itu kau pergi Bawa langit biru Kau tenggelamkan semua jari Napasku memburu Seketika pita suara jadi mati Baru tahu Sejak itu aku mencintai Blitar, 2023
Sore Mendung Langit putih beku Mengasingkan matahari sejak dua hari lalu Mengendap lelakuku Menghitung perihal waktu kapan bertemu Jam dulu memang pernah sama Tapi menitnya sering kali berbeda Kita memang dua Bisakah menjadi sepasang angka Probolinggo, 2023
Diangkat Tali kupu-kupu terbang Tarik jadi satu sekumpulan ilalang Diangkat tinggi-tinggi ke atas Menuju atap sejengkal pembatas Saya tahu atas itu luas Diharap alang-alang bisa bebas Menyibak gumpalan terang Jejaki belukar berdentum garang Probolinggo, 2023
Kini Diam Semalam gurun dingin menjelajah waktu Kakinya menguning tapaki langit biru Baru keluar lagi tanpa diberi tahu Tiba-tiba datang seketika membisu Aku bingung dan bertanya kepadanya Tapi ia hanya berikan isyarat mata Manakala waktu purba kuberi nada Mungkin kini ia telah bernyanyi ria Prob
Pelangi Purba Berhati ketika bertemu pelangi Multiwarna menjulang panjang dan tinggi Ditariknya garis ufuk diam sendiri Sementara aku kedap sunyi Mengulang rindu tak berperi Meskipun itu menyakiti diri sendiri Aku rindu langit yang masih menghitung jari Aku rindu suara samar tanpa menyakiti Aku r
Tertinggal Kemana dingin itu berlari Ia diam-diam meninggalkan sepi Sekarung penuh Tak habis dimakan separuh Lantas sisa diberikan siapa? Apakah panas mau menerima? Kelihatannya tidak Ini terlalu awal, bisa-bisa ia tersedak Probolinggo, 2023
Buku Merah Buku merah di seberang kaca itu ingin kubeli Berbekal puasa nasi pagi hari, kubusungkan niat beli Satu-persatu koin berganti Pagi-pagi tanggung nyeri Demi beli Dapat arti Probolinggo, 2023
Dalam Peraduan Debu diterjang pengendara panas, uap enggan turun melerik letakutan Bisa dilihat dengan jelas, lalu-lalu lalang benar-benar gila merayap jalanan Sedangkan aku cuma berani memandang dari kejauhan, menghitung embun yang kembali. Terbang pergi lalu mati Kuucapkan selamat, perihal ting
Dewasa Sepadan dengan ketua Angin memakan ikal Melahap gelisah tertua Dimuntahkanlah segugus akal Ketika sudah begitu Masih pantaskah berlarian? Dewasa telah berkacak pintu Matanya ragu kedip sempoyongan Probolinggo, 2023
Tanam Simpan rambutku pada peti itu Jaga baik-baik seperti hidupmu Setelah setahun kemudian taman Tunggu tumbuh menyisakan sebulan Ketika meninggil rapikan daunnya Kaitkan ujungnya pada rona jingga Karena segar tak memulu hijau Kuning pun tak melulu silau Probolinggo, 2023
Memandang Memandangmu memang asik apalagi ditemani kopi tadi pagi Dibuat penuh bisik sampai-sampai enggan berbagi Apakah berlebihan merajut citramu dengan bayang-bayang yang lugu? Mungkinkah saya melampaui nalarmu hingga suaramu jadi lagu? Saya tak tahu dan tak mau tahu Probolinggo, 2023
Hujan Hampir Malam Awan menangis Angin menggerutu sinis Langit malah merokok Lengang jalan penuh kedok Seharian begini Senandika diulang dari dini Menungut ilalang Menenangkan diri kurang menang Probolinggo, 2023
Imajiner Layar multi warna membawa jutaan berita, dari sewajarnya hingga dikatakan maha karya Satunya merujuk permukaan tanah merah menyala dan yang satunya lagi memerah langit dengan beribu gaya Sedangkan aku menapaki wajahmu, semu dan ragu-ragu. Membayangkan tangan kemustahilan tak bertemu Lag...
Latihan Soal Jalan masih berdebu seperti biasa dan namamu masih berputar di kepala Tak kenal pusing menghitung jarak beserta keliling Kuhitung satu demi satu hingga angka menjawabku dengan kelu Tapi mengapa namamu tak semudah itu? dan malah jadi rumus baru? Haruskah menyerah? Melepas dan pasrah...
Perspektif Ekspresi tak memulu dihargai Uang peraga kerap berharga Semisal sunyi malah antri Seketika dahaga minum pil pelega Jadilah kita makan kata Seporsi murah penuh arti Belum kenyang makan pemanggang Tetap bunyi nomor satu pilih nasi Pulang jadinya bawa ilalang Bungkus kaki dengan penuh tal
Perihal Hujan Siapa juga yang tak kenal hujan Buktinya segala ada padanya Laris manis digadai kontan Siapa juga yang tak takut hujan Buktinya makin dewasa kita Pakai mantel lindungi kedinginan Siapa juga yang tak butuh hujan Buktinya saat kemau tiba Kita tanam utuh biji puji-pujian Siapa juga y
Kontemplasi Langit pucat hati Kian detik jatuhi sepi Tak sudi mengakhiri Tangis seribu tepi Menepi Berdiri Mimpi Bukan dibuat diakhiri Probolinggo, 2023
Pinggir pantai Siang menyalak kurang kerjaan Pantai jadi enggan beri pertanyaan Cukup ia asingkan bunyi-bunyian Bakar habis kata vokal dan konsonan Jadilah bibir hanya bisa diam Cukup mata mondar-mandir menyelam Sebuah gulungan laut pecah dalam Seketika terpejam langit sudah kelam Probolinggo, 20
Pertanyaan & Selamat Selamat telah berjalan sejauh ini Jejaknya jauh dari mudah dihayati Menempuh kumpulan hari-hari Tiap kali disempurnakan jadi sepi Sampai kapan? Menempuh tak jelas keadaan Sampai kapan? Cuma memandang dari kejauhan Probolinggo, 2023
Siang Tadi Bayangan sendiri menyeberangi perempatan Merangkak pelan menghitamkan jalanan Sedangkan matahari berdiri makin tinggi Tersenyum bulat sumpahi hari segenap gigi Pepohonan sendiri sedang nongkrong Jaga jalanan yang sementara ini bolong Lalu lalang dituntut hati-hati Apalagi persoal jaga