Selepas menikmati sarapan pagi di hari lebaran nan masih membuatku tak percaya, kalau aku sekarang sudah di kelilingi oleh keluarga Paman yang begitu respect. "Oh ya, Hanafi. Besok pagi, Paman dan Tante mau silaturahmi ke keluargamu. Kamu mau ikut pulang, kan?" Aku diam membisu, ku pand
Hari-hari telah berganti. Demi menyambung hidup di Kota Rembang, aku memutuskan kembali ke jalan gelap, menjadi pencuri. Awalnya tidak ada niatan untuk mencuri, tapi mau bagaimana lagi, hidup terkadang membuat pilihan yang teramat sulit, dan mencuri adalah pilihan terbaik saat itu. Malam lebaran te
Beberapa kota-kota di jawa barat dan jawa tengah sudah terlewati, jam sudah menunjuk ke angka lima pagi, bus baru sampai Kota Pekalongan. Jalanan disini cukup padat. Bagaimana tidak padat, jalanan kota dan jalan pantura di satukan. Jalan agak macet, tersendat. Lampu merah di mana-mana. Sinar ment...
Pagi hari di kampus. Dita sudah duduk di salah satu kursi yang terletak di lobi kampus. Matanya terus menatap ke lorong utama. Tubuh itu akhirnya muncul. Edo memakai kemeja kotak-kotak dengan senyum mengembang melambaikan tangan kepada gadis itu. "Tumben, datangnya telat?" "Biasa s
ninggalin jejak dulu, lanjut baca. lumayan nih udah banyak part. :recsel Jangan sungkan-sungkan gan :2thumbup
Empat jam berlalu, aku masih terjaga. Teringat dengan obrolan tadi bersama Pak Tua yang sekarang sedang terlelap di sebelahku. "Kau tahu, Mas? Hidup adalah pilihan? Dan cuma ada dua pilihan di kehidupan ini?" Pak Tua itu sudah macam Pak Jaya. Memberi pertanyaan klasik akan tetapi menarik
Hari keenam, sebenarnya masih ada satu hari lagi aku tinggal di rumah Pak Jaya. Tapi, aku memutuskan untuk pergi. Pak Jaya sempat menolak, berat melepaskanku pergi. Bahkan dia ikhlas memberikan tumpangan gratis menginap selama aku tua. Tapi aku menolak, aku harus kembali pergi, urusanku disini su...
wew baru ngajak kenalan udah dipupus aja harapannya :mewek Perjuangan cinta itu memang berat gan :mewek
Hari kelima, tepatnya hari jum'at. Kembali melesat ke mantan sekolah yang penuh dengan kenangan manis dan pahit. Jam 11.00, aku sudah merapat, tapi apa yang ku dapat? Sekolah sepi? Menemui satpam jaga, bertanya-tanya. Ternyata hari ini sekolah pulang lebih cepat. Sudah tiga hari pula, sekolah men...
Jakarta. Malam itu di hari yang sama. Di tempat yang lain. Di salah satu rumah arsitek ternama di negeri ini. Pria berusia 27 tahun, bernama Jimmy sedang sibuk merancang desain rumah. Dia duduk takzim di hadapan laptop sembari menyeruput kopi hitam dan menghisap rokok dengan sangat nikmat. "Pa
"Hanafi, kau tahu tidak. Kalau aku boleh bercerita, kenapa aku sampai sekarang belum mencari pasangan pengganti lagi? Hidup menduda?" Aku menatap mata Pak Jaya, seperti ada rahasia besar yang disimpan di balik bola matanya. "Boleh saja Pak, justru aku suka dengan cerita-cerita cinta
Pagi itu. Suasana kampus masih terlihat lengang. Kabut tipis menggantung di ujung gedung. Cahaya matahari menyiram permukaan bumi dengan hangat. Burung-burung gereja berkicau riuh di atas sana. Pemandangan yang memesona. Tidak semua orang menikmati dan merasakan pemandangan indah itu. Mereka terl...
Hari keempat di bulan suci ramadhan. Aku mulai menyusun rencana konyol, walau sebenarnya hati kecilku menolak, tapi otakku sudah merespon untuk melakukan hal bodoh itu. Apapun yang terjadi, aku siap menerima. Selepas dzuhur, aku bersiap diri untuk bertolak ke SMA Pancasila, tempat sekolahku dulu....