#51 - Pertemuan Adalah Awal dari Perpisahan Kembali Radine membaca tulisan yang baru saja ia ketik. Ia terbiasa membaca tiga hingga empat kali sebelum akhirnya ia kirim tulisan tersebut ke alamat email milik Pak Wahyu, seorang redaktur harian yang terbiasa memuat tulisan-tulisannya. Pertemuan ada
#50 - Sayap yang Hilang Radine mereguk air, walaupun tidak terasa haus tapi ia harus membasahi tenggorokannya agar tidak kering. Sudah satu jam ia bicara. Diletakkan gelas dengan perlahan. Matanya kembali menatap pada audience yang ada dihadapannya. Ia ada disuatu ruang meeting Hotel bintang 4 di S
Haha... betul2... gak apa2 Lho pada rame dirumah ane, jadi 'hangat' deh thread ane.. haha... Tengkyu ya buat kalian berdua.. semoga kita semua makin sukses yaa...
Tengkyu gan sundulan, cendol2nya n komennya... ditunggu ya lanjutannya.. masih Ada 2 chapter terakhir yg jd epilogue...
Iya lah.. susah tau datengin emosi. Kalo agan bisa murah bawa2 emosi mendingan agan jadi bintang sinetron aja drpd jd penulis.. wkwjw
#15 - Pengalaman Istri di Raudah Berhubung sempitnya tempat di Raudah, maka ada penetapan jam-jam khusus untuk jamaah wanita. Pada saat jam khusus tersebut, giliran masuknya pun diatur menurut suku bangsa. Jadi para jamaah wanita yang berniat untuk masuk ke Raudah harus berkumpul di suatu tempat da
#6 - Penikmat Gemerlap Malam Vanya membaringkan tubuhnya di kasur. Tubuhnya diselimuti oleh bed cover tebal berwarna merah muda. Terasa nyaman karena suhu kamarnya cukup dingin akibat AC yang diatur pada suhu 18 derajat. Lampu kamar tidak ia nyalakan, sehingga satu-satunya cahaya hanyalah berasal
Tengkyuu yaa.. pas bagian ini emosi gue emangikut nyeret gue juga.. hik hik.. Tetep baca ya bro.masih ada bagian2 epilog buat dessert...!
#49 - Pelukan Terakhir Radine kembali mencoba bangkit, kakinya ia paksa untuk berlari menuju Akbar. Ia tak peduli lagi pada mobil yang menabraknya. Yang ada dipikirannya hanyalah ingin segera memeluk Akbar, menyelamatkan nyawa Akbar bahkan ia rela bila ia harus menukar dengan nyawanya sendiri. Te
Haha.. Iya nih pengen eksis jg disana.. Tp belum sempat.. Btw, tenang aja bro.. masih Ada lg kok yg mati hehe
#48 - Oh, Seperti Inikah Kematian? Senin di pagi itu langit Jakarta digelayuti oleh awan pekat yang tampak begitu berat. Seperti sedang susah payah menampung air dan sudah siap tumpah sewaktu-waktu. Sinar mentari pun tidak bisa menembus tebalnya awan sehingga suasana semakin temaram. Angin dingin b
Siyaaap, nanti ane jewer kupingnya yg suka quote panjang... hehe.. thanks bgt yaaa apresiasinya atas tulisan2 ane... jd makin semangadd nih
#47 - Negeri Dengan Sungai-sungai yang Mengalir Akbar bergegas keluar dari terminal kedatangan. Tangannya mendorong trolley yang rodanya berderit-derit akibat didorong terlalu cepat. Langkah Akbar mengayun panjang, ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Radine setelah hampir seminggu ditinggal.