Cermin Air Tak Pernah Dusta (Reborn) Remang-remang jadi terang Transparan jadi kebiasaan Tempat persembunyian kian tak kelihatan Hanya ada hitam dan semakin hitam Mulai diperlihatkan Mulai ditampakkan Warna lain disamarkan Hingga pada suatu ketika Dipandanginya Mencari cacat cela raut muka Perna
Kalau Diminta Memilih Aku pasti akan mengambil yang baru Lama, usang, sebentar lagi dipinggirkan Dibuang atau dilupakan Mungkin dikenang Sekali waktu Itu pun ketika bertemu Atau hanya basa basi pengisi Salam-salam menyampahi Hutan menjadi lebat Lupa babat membabat Binatang kian tak bersahabat Lum
Dalam Himpitan Bintang timur perlahan redup Memendar-mendarkan bening matamu Tak seperti dahulu Di senyum manis Senja berubah sinis Barisan belibis terbang tak lagi bersuara Sepasang-sepasang memisahkan diri Entah di balik bakung Atau di sela-sela kangkung Yang bunganya mulai mekar Cekung lesung pi
Ketika dalam Perjalanan Jalan ini akan berkelok Setiap tikungan membuat mata terjaga Seperti penjagaan ketika tidur belum dimulai Hayalan kemudian hilang Lamunan buyar Perjalanan panjang setapak demi setapak Kaki melangkah Dalam pasrah Ada kalanya kalah Pertarungan padahal tak terlihat Musuh berse
Ketika dalam Perjalanan Jalan ini akan berkelok Setiap tikungan membuat mata terjaga Seperti penjagaan ketika tidur belum dimulai Hayalan kemudian hilang Lamunan buyar Perjalanan panjang setapak demi setapak Kaki melangkah Dalam pasrah Ada kalanya kalah Pertarungan padahal tak terlihat Musuh berse
Pagi yang Dingin Pagi diselimuti mendung Burung berkicau Itu dirimu Kucing mengeong Itu dirimu Anjing menggonggong Itu juga dirimu Sayangnya Aku menyayangimu Nasihat datang bak semilir Angin pagi Dingin dan mendinginkan Menusuk pori-pori Dari kulit ari Hingga ke jantung hati Dan itu kamu Sayangny...
Malam Kian Berjalan Pesta kian riuh Tamu satu persatu meninggalkan peluh Tak terkecual keluh Perabot berserak terlabuh Gelas di tangan mulai diacungkan Sambil berteriak dengan kebanggan "Aku sudah mendapatkan!" Giliranmu kapan? Denting gitar mengiringi Dipetik berkalikali Sumbangnya, ad
Di Kandang Ayam, Aku Sedang Pamer Kebolehan! Aku sepertinya sedang berada di kandang ayam Menjadi pejantan di antara kerumuman Ketika bertemu pejantan lain, Aku berkata, "Lihatlah tubuhku, isi kepalaku, kerumanan betina, dan pejantan lain mereka terpesona!" Makanan aku diberi Hingga ken
Jantung Kota Cahaya mercuri terlihat beda malam ini Gelombang di atas air memantulkan warnawarni Laron sedang merubung banyak sekali Pertanda musim penghujan baru dimulai Sementara aku melihat genangan air di sana sini Sedalam mata kaki atau lebih barangkali Mungkinkah aku sedang bermimpi? Hulir m
Jantung Kota Cahaya mercuri terlihat beda malam ini Gelombang di atas air memantulkan warnawarni Laron sedang merubung banyak sekali Pertanda musim penghujan baru dimulai Sementara aku melihat genangan air di sana sini Sedalam mata kaki atau lebih barangkali Mungkinkah aku sedang bermimpi? Hulir m
Gasing Berpusing Jangan berhenti berkeliling Ikuti kepala pusing Menanti, penantian sedang menggelinding Menabrak, tabraki orangorang yang pening Dalam kebijakan miring Dalam peraturan kering Dalam pergantian gasing Biarkan kepala jadi gasing Biarkan mata juling Biarkan telinga sunging Biarkan gasi
Maka Biarkanlah! Katanya, Itik sudah bisa berenang sejak lahir Katanya, Ikan sudah bisa menyelam Bahkan saat masih dalam kandungan Katanya juga, Setiap orang punya keistimewaan Tak diragukan Memangnya sanggup jika mereka dibiarkan? Membesar dan semakin besar Memintar dan semakin pintar Tak ada yan
Gasing Berpusing Jangan berhenti berkeliling Ikuti kepala pusing Menanti, penantian sedang menggelinding Menabrak, tabraki orangorang yang pening Dalam kebijakan miring Dalam peraturan kering Dalam pergantian gasing Biarkan kepala jadi gasing Biarkan mata juling Biarkan telinga sunging Biarkan gasi
Rengas Tercerabut! Tak mesti tua Ranting jatuh, jatuh saja Yang termakan usia Atau yang muda Penyakit menggerogotinya Jangan heran Ketika pohon jingah besar tertimpa hujan Di tepi aliran Roboh hanyut terbawa ke hilir tepian Kesombongan lenyap dalam waktu singkat Padahal biasanya orang takut men
Tentang Kepergian di antara banyak hari rasa melukis warnawarni selepas rintik menghujani pada sudut kesadaran luka menorehkan ingatan malumalu menunjuk satu warna merah muda semanis pipi merona sayangnya, duri bidara menusuk dalam tepat di tengah batok kepala berbalut dendam kau bilang, itu sala