Akhir Juni saya teledor ngirim OTP ke pembajak, jadinya Whatsapp sempet diambil alih pembajak. Syukurnya setelah sabar menunggu seminggu akhirnya bisa saya ambil kembali.
Baguslah ada juga yang tau diskusi itu. Tapi memang hasil rapid test nggak bisa menjamin kita terkena virus atau tidak. Lebih baik jaga diri dan ikuti protokol kesehatan yang ada. Ngomong-ngomong, maksudnya PCR ya, bukan CPR?
Kalau dari berita yang pernah saya ikuti, si pelapor ini sering bikin laporan di polisi. Banyak juga sukses penjarain orang. Saya bahkan pernah nonton siaran langsung wawancara dia di TV dengan Farid Gaban, bahwa dia akan melaporkan Farid Gaban ke polisi atas penyebaran berita bohong atas sindirann
Nah. Saya barusan ikut rapid test kemarin. Cuma diambil darah dari ujung jari terus ditaruh di test pack. Ini kan yang sebenarnya bermasalah? Tidak akurat seperti memberikan harapan palsu. Seingat saya Pandu Riono (kalau nggak salah namanya ini), mengatakan sebenarnya biaya PCR tidak semahal itu,
Saya biasanya nonton tv, jadi nggak punya link. Makanya mau tanya-tanya di sini. Soalnya waktu rapid test digugat, seru banget nonton wawancara si penggugat itu dengan epidemiolog. Ada mungkin 30 menit lebih. Gugatannya mengenai rapid test sebagai syarat wajib bepergian. Saya pikir masuk akal, bahw
Tapi bukannya banyaknya juga yang positif palsu dan negatif palsu? Kalau positif palsu pasti akan merugikan si pasien, terutama dari segi ekonomi. Harus bayar lagi untuk tes lanjutan, bahkan mungkin tidak bisa bekerja lagi. Kalau negatif palsu artinya merasa aman dan bisa jadi penyebar di sekelil...
endh0g Oh begitu. Jadi memang rapid test sebenarnya sia-sia saja. Tapi apakah ada perbedaan antara rapid test yang diambil darah di jari dan di ambil di lengan? Saya dapat kabar hasilnya berbeda.
Cuma mau tanya. Beberapa minggu lalu saya nonton di KompasTV saat ada gugatan mengenai rapid test, ada wawancara dengan penggugat dan epidemiolog (Pandu Riono, kalau nggak salah). Dikatakan kalau biaya rapid test dan pcr itu sebenarnya nggak jauh beda. Bahkan beliau mengatakan rapid test harusnya...
babysitter89 Kemungkinan besar saat nomor itu didaftarkan, WA yang lama juga sudah hilang. If you have two-step verification enabled, your number will not be permitted to reverify on WhatsApp within 7 days of last using WhatsApp without your PIN. Thus, if you forget your own PIN, but didn't provide
over.power Saya sudah lapor ke provider dan pihak Whatsapp juga. Tapi ini murni kecerobohan saya tanpa sadar memberikan OTP ke pembajak. Sekarang sih sudah bisa saya ambil lagi. Langsung pakai two step verification.
Tepatnya sih 30 hari jika tidak pernah login/menggunakan Whatsapp nomor tersebut, account akan direset ulang. Itu yang saya baca saat mencoba mengembalikan Whatsapp saya yang dibajak bulan lalu.
Memang notifikasinya sama, karena tanpa SIM card nomor tersebut pun tetap bisa login. Tanggal 27 bulan Juni lalu soalnya Whatsapp saya baru dibajak. Makanya saya bisa mastiin begitu. Itu berdasarkan pengalaman saya, ya.
Saya baru aja ngerasain Whatsapp dibajak tanggal 27 Juni bulan lalu. Syukur-syukur tanggal 5 Juli akhirnya bisa kembali juga. Mana itu nomor yang pertama kali dipakai dari zaman kuliah. Jangan anggap tidak serius masalah pembajakan ini, karena pembajaknya juga sempat ngutak-ngatik pula di account...
Setuju. Awalnya saya juga biasa aja. Tapi sejak Indonesia mendapatkan pinjaman besar, saya merasa curiga sendiri ada konspirasi di belakangnya. Cuma kita nggak bisa menampik bahwa virus itu memang ada. Tinggal jaga diri sendiri masing-masing. Kalau bisa bantu, tolong bantu. Kalau nggak bisa bantu...
Ini bukannya berita sudah semingguan yang lalu, ya? Saya sudah beberapa kali nonton liputannya berita ini di tv. Tumben media online kalah cepat sama tv.
neyzlimit Kita semua di forum bebas mengeluarkan pendapat, tapi tidak perlu menghina orang lain lah. Itu yang selalu saya pegang. Kita juga perlu menyesuaikan diri terhadap kemajuan teknologi. Namun, di sisi lain sebisa mungkin tetap mempertahankan prinsip. Itu pun saya butuh waktu beberapa bulan...
neyzlimit Heran saya terhadap orang yang menilai orang lain seperti ini. Saya nggak ngomongin agama, dikatakan munafik. Mengejek kotoran unta juga. Mungkin cuma sekedar bocah yang kejar postingan dan belum pernah tahu dunia nyata. Masih sekolah? Sudah kerja? Menganggurkah? Padahal saya cuma berpen
neyzlimit Aduh.... Bingung mau ngomong apa lagi kepada member kaskus di forum Berita & Politik ini. Selalu saja menilai orang lain buruk. Terlalu banyak negatif thinking dan ketidakdewasaannya. Komentarnya saja banyak one liner. Entah bagaimana kehidupan kalian sebenarnya di dunia nyata. Meman
Kan alasan saya karena terpaksa. Lagian saya juga dari awal sudah ngomong nggak mau manasin. Nggak perlu juga ngomong kasar. Saya nggak pernah ngomong kasar di forum ini. Satu hal lagi, promo cashback pun hanya saya pakai di Tokopedia atau Bukalapak. Nggak pernah di luar dua itu.
Bukan mau manasin. Tapi saya pribadi memang nggak mau taruh uang di dompet digital. Nggak punya Gopay juga, bahkan nggak minat instal aplikasi Gojek atau Grab. Saya cuma punya Dana dan Ovo, karena terpaksa. Soalnya promo cashback Tokopedia dan Bukalapak dialihkan ke sana semua. Tapi saya nggak ba...