Etnis Tionghoa selalu dianggap bukan sebagai bagian dari Indonesia. Padahal kalau ditelusuri dari sejarah, kita semua jg pendatang. Padahal kalau mengacu dr konteks pribumi adalah org yg pertama kali mendiami suatu wilayah maka nenek moyang kita berasal dari Yunan (Cina Selatan). Kebencian etnis Ti
Itu salah satunya sudah disebutkan di atas,cari subsitusi bahan bakar. Plastik dikurangi atau pakai yg ramah lingkungan dsb. Karena begini pandemi yg katakanlah merenggut nyawa banyak org supaya bumi membaik rasanya kurang elok ya. Kalau salah salah satu dr korban itu org terdekat kita tentu lain...
Memang alam pulih dari kerusakan yg ada. Tapi kita sendiri dalam prosesnya memang sudah mulai memperhatikan alam seperti mencari subsitusi bahan bakar ke listrik dsb. Dan gw kurang setuju kalau bumi membaik karena ada pandemi, karena banyak menelan korban jiwa.
Dilihat dulu sektornya apa. Apa benar terkena dampak dari covid 19. Sektor pangan dan medis justru meraup untung. Dan yg mengaku terkena dampak, itu sejauh mana. Kalau misalnya baru sampai pada tahap tersendat tapi tetap untung, hanya saja di bawah target lalu diklaim sebagai kerugian ya mana bis...
Pemudik memang manusia yg sudah tahu bahaya covid 19 dan memaksa tetap pulang tanpa memikirkan yg didatangi. Masyarakat yg didatangin dan disinggahi jg manusia loh. Gak usah ditarik jauh2 si, intinya melindungi diri sendiri dan melindungi org lain makanya dilarang mudik. The end..
Public figure wajar, karena ada citra yg harus dia jaga. Pemberontak tanpa kenal takut, pembangkang, bad boy, ya itu citra yg ingin ditampilkan dan harus dijaga. Sah2 saja, karena public figure. Yg perlu diingat jgn sampai dalam pencitraan tersebut melanggar norma hukum.
Namanya masih bocah ya labil. Public figure lagi, semakim provokatif semakin dibicarakan orang. Itu marketing loh. Kalau pendapat gw, ya pasti takut lah , mana ada yg gak takut mati. Buktinya? Koar2 sok2 berani, eh ada yg jatuh di masjid juga berhamburan toh.
Tergantung sudut pandang aja. Kalau berpikir dgn begini jelas bahwa uang tidak mengoyahkan iman seseorg ya bagus. Tapi kalau berpikir itu melecehkan dan malah mengganggu ya bisa juga. Sebaiknya bikin konten ya hindari hal sensitif, pelajari dululah norma sosial dan kearifan lokal kita ini, terkenal
Yang namanya di negara otoriter, apa yg dititahkan berlaku utk yg di bawah dia bukan utk kalangan sendiri. Apalagi Korut banyak kali propagandanya. Negara tertutup? Mungkin rakyatnya iya, tp dr segi lain2? Mana bisa Korut mengembangkan ini itu sendiri kalau gak berhubungan langsung atau tidak lan...
Kgk sensitif. Yg pertama nasi kucing uda melekat di masyarakat. Anjing sendiri sebagai diksi kental dgn makian kasar. Apalagi yg nerima org muslim, haram pula bagi mereka. Mungkim benar utk lucu2 an tp gak tepat sasaran dan waktu nya.
jujuisme912 bukan.. tapi karena sosial media itu gak menjadi prioritas dalam hidup gw. Umpama gw punya pacar, ya bukan interaksi komen berbalas komen, like berbalas like di sosmed yg penting tp di real life bagaimana. Dan gw bukan seleb atau gila perhatian publik yg urusan pribadi diumbat dan menja
Moses tambunan kalau setengah2 iya, kalau tegas ya gak. Tahu kenapa negara ini kelompok radikal bertebaran? Karena terlalu lembek hukumnya. Sudah banyak contoh kok, kalau hukum menjerat, yg koar2 gede seperti gak tersentuh hukum pun ciut, bahkan kabur.
Kerja sesuai porsi, bisa melakukan lebih ya bagus. Tapi tetap ditegaskan dr awal, ini membantu, bukan ttgwb elu. Masalah tuduhan dll, tegasin aja dgn elegan, jelaskan dgn dingin, jgn sudah dibantu malah menyalahkan, itu tidak tahu diri namanya.
Taiknya lemparin aja ke rumahnya. Masalah hewan gak diundang masuk rumah ya racun aja, kgk ada bedanya dgn hama kok. Pecinta binatang komplain? Silahkan kalau ada usul lebih baik.
Mabuk agama lebih gawat dari mabuk alkohol dan narkoba. Nalar kgk jalan, selalu membenarkam perbuatan salah dgn embel2 memuliakan nama Tuhan, giliran dikepret langsung playing victim seolah2 satu dunia menzolimi. Negara harus represif terhadap perilaku manusia2 egois begini, pidanakan jadi ada efek
Pandemi ini gak lepas dari politik, karena dijadikan momentum utk melegalkan langkah dan tujuan politik. Dilakukan dari skala kecil sampai skala besar yaitu negara. Kemanusiaan dan pandemi menghantam umat manusia masih belum bisa menyatukan dan mengalahkan keserakahan dan kekuasaan.
Selama ini yg gw tahu hanya dari kaumnya kura2 aja. Ternyata ada banyak yg bisa lebih dari itu. Sungguh alam ini menakjubkan.
Suka atau gak bakal banyak yg berubah akibat Covid 19. Pola pikir, tatanan hidup, tatanan sosial, rutinitas, ekonomi dll. Mekanisme hukum alam dalam banyak hal diimplementasikan. Yg "kuat" yg bertahan. Kuat dlm hal apa? Ya banyak hal, you name it.
Alangkah baiknya negara sendiri diurus dulu sebelum menawarkan bantuan ke negara lain. Sama hal nya kalau pemerintah melakukan hal yg sama seperti Trump, tentu jg banyak penolakan dan kritik. Kritik ya bukan hujatan, biasakan kritik dgn tujuan menbangun dibanding hujatan yg hanya mengumbar kebenc...