lalu apa bedanya dengan makanan yang dibacain bacaan tertentu, lalu dimakan, karena bisa dipercaya bisa memberikan keselamatan misalnya, bukankah itu mirip dengan apa yang dilakukan suatu kaum juga kalau anggap makan kue keranjang haram
kalau 02 petugas bersih-bersih dah dikasih amplop khusus, jadi ndak ngerepotin yang datang bertamu... lebih pro jadinya
kembalikanlah hak guru untuk melempar penghapus, untuk memukul pake penggaris kayu, untuk menghukum angkat satu kaki sambil menjunjung kursi, di jemur di lapangan dari awal jam belajar hingga bel pulang, menempeleng siswa yang tidak bisa di atur... biarkan guru menghukum anak-anak yang memang butuh
jw.89 kalau boleh jujur masa itu bukan masa kelam, malah itu berbuah indah di masa sekarang, seperti apak yang disampaikan oleh rekan-rekan yang lain, adanya aku malah lebih respect ama guru yang seperti itu, karena aku emang ngerasa salah saat itu dan wajar mendapaty hukuman/teguran ya itu tadi,
cukup larangan orang dari pulau yang sudah kita tau yang mana untuk dikembalikan ke asal mereka, termasuk yang sudah memiliki ktp di tempat datang, balikin mereka semua ke tempat asal mereka
ga lah, kualitas beras di bulog itu beda, dan tidak berpengaruh dengan kenaikan beras kenaikan beras terjadi karena memang kondisi gagal panen dan iklim yang buruk, akhirnya karena permintaan tetap sedangkan hasilnya berkurang, terjadilah kelangkaan kebanyakan orang Indonesia ndak bakal mau makan b