Empat pertandingan semifinal Campus League Futsal Regional Yogyakarta 2025 menyajikan tontonanpenuh drama, kejutan, dan emosi dalam satu hari, bertempat di GOR Ki Bagoes Hadikoesoemo, Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, Selasa 11 November lalu. Dari pagi hingga malam, lapangan jadi saksi bagaimana empat tim berjuang mengamankan langkah ke partai final, tiap tim masing-masing punya kisahnya sendiri.

Semifinal dibuka dengan penampilan impresif dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Putri yang tampil luar biasa dominan. Tanpa banyak basa-basi, “Si Biru” menggulung Universitas Tidar tanpa balas dengan skor fantastis 9-0. Serangan mereka seperti tak terbendung, aliran bola cepat, penyelesaian tajam, dan semangat tak kenal ampun. Kemenangan besar ini bukan hanya tiket menuju final, tapi juga pesan tegas bahwa UNY datang bukan cuma untuk bermain aman, tetapi mereka datang untuk menunjukan kepantasan mereka untuk jadi juara.

Tak lama berselang, giliran tim putra UNY yang turun ke lapangan menghadapi tuan rumah, Universitas Islam Indonesia (UII). Atmosfer pertandingan terasa berbeda berkat sorak penonton yang memenuhi tribun dari supporter tuan rumah yang pastinya dominan, dan ketegangan terlihat di setiap sentuhan bola. UII sempat membuat harapan supporternya hidup saat menyamakan kedudukan di menit-menit akhir, memaksa laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Namun, nasib berkata lain. Sebuah gol bunuh diri dan tambahan satu gol dari UNY membuat skor berakhir 3-1. Hasil yang pahit bagi tuan rumah, tapi manis bagi UNY yang kini punya dua wakil sekaligus di partai puncak.

Sore hari, panggung semifinal putri kembali memanas. Universitas Negeri Malang (UM) datang dengan satu misi, yakni membalas kekalahan mereka di fase grup dari Sang Penantang tangguh Universitas Gadjah Mada (UGM). Dan mereka melakukannya dengan cara yang elegan. Bermain efektif dan penuh percaya diri, UM menang degnan torehan skor 3-1 atas UGM, sekaligus menegaskan bahwa kerja keras, disiplin, dan evaluasi yang matang mampu mengubah hasil pertandingan dan menumbangkan tim yang kuat sekalipun. UM pun memastikan tiket ke final, siap menantang UNY dalam duel klasik dua kampus negeri besar ini.



Semifinal hari itu ditutup dengan duel paling ketat yang mempertemukan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) kontra Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Laga berlangsung intens sejak menit awal, tapi Atma Jaya tampil lebih tenang dan efisien. Gol tunggal Jendry Pratama Johanis Manaha menjadi pembeda, sementara kiper Patrick Aditya Wardana tampil gemilang menjaga gawangnya tetap "perawan" hingga akhir laga. Dengan kemenangan tipis 1-0, Atma Jaya melaju ke final menghadapi UNY, membawa semangat dan kedisiplinan khas mereka.

Satu hari, empat cerita, dan tak ada satupun pertandingan yang berjalan tanpa emosi. Dari dominasi UNY Putri, drama tumbangnya tuan rumah di laga UNY vs UII, kebangkitan UM, hingga ketenangan Atma Jaya, semuanya memperlihatkan bahwa Campus League yang jadi ruang pembuktian bagi karakter, strategi, dan semangat sportivitas generasi muda Indonesia.