Cabang olahraga sambo mungkin masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun di ajang PON Bela Diri Kudus 2025, olahraga asal Rusia ini mulai diperkenalkan luas dan tentunya menarik perhatian mengingat, olahraga yang hampir mirip gulat ini tapi memilik peraturan dan batasan yang berbeda, tentu memiliki resiko cedera atlet yang juga berbeda, namun penyelenggara berani menjamin untuk mengutamakan keselamatan para atlet, lewat penerapan standar pertandingan dan keselamatan yang sudah setara ajang Sambo internasional.

Menurut Budi Setianto, Technical Delegate Sambo PON Bela Diri Kudus 2025, seluruh pertandingan sambo di Kudus digelar dengan mengacu pada regulasi federasi internasional. Ia menegaskan, keselamatan atlet menjadi prioritas utama dalam setiap laga.

“Penanganan atlet sambo sudah punya standar yang sama secara internasional. Kalau memang harus dirujuk ke rumah sakit, ya langsung kita lakukan sesuai rekomendasi tim medis,” jelas Budi, Senin 20 Oktober 2025 lalu.

Dalam olahraga yang dikenal dengan kontak fisik intens ini, setiap insiden di arena langsung ditangani oleh tim medis yang siap siaga di lokasi. Jika kondisi atlet dinilai membutuhkan penanganan lanjutan, tim akan segera melakukan rujukan ke rumah sakit sesuai prosedur. Di Olahraga Sambo juga terdapat aturan khusus terkait pendarahan atau cedera. Bila kondisi atlet dinyatakan aman oleh dokter, pertandingan dapat dilanjutkan. Namun jika dinilai berisiko, laga harus segera dihentikan demi keselamatan atlet.

“Kalau masih bisa ditangani dan dinyatakan aman, pertandingan jalan terus. Tapi kalau dokter bilang stop, ya pertandingan dihentikan,” tegas Budi Setianto.
Ia pun menambahkan, wasit juga telah diinstruksikan untuk sigap menghentikan laga jika melihat situasi dan kondisi yang membahayakan atlet. Menurutnya, disiplin ketika memimpin laga olahraga ini sifat nya wajib, agar semangat sportivitas tetap berjalan tanpa mengorbankan keamanan.

Harapannya penerapan standar internasional tersebut, kehadiran sambo di PON Bela Diri Kudus 2025 bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tapi juga langkah penting memperkenalkan olahraga ini secara lebih luas di Indonesia.