Bagi Febby Tri Santoso, olahraga bukan sekadar adu fisik, tapi soal sensasi adrenalin yang didapat setiap kali tubuhnya beradu di matras. Atlet sambo asal Banten ini mengaku jatuh cinta pada olahraga bela diri karena ada unsur bantingan yang membuatnya merasa hidup.

Sebagian orang, khususnya putri, biasanya olahraga yang dipilih adalah bola basket atau sepak bola. Tetapi, Febby bukanlah gadis kebanyakan yang memilih cabor popular.

Bela diri bagi Febby punya tempat tersendiri. Ia bisa meluapkan adrenalinya yang tak didapatkan dari olahraga lain.

“Karena kalau untuk basket itu lebih dominan lari dan saya nggak suka lari," ujarnya sembari tersenyum.

"Saya lebih suka beradrenalin ya, basket ada adrenalinnya, tapi kalau bela diri kan langsung bersentuhan dengan orang, jadi saya suka itu, jadi adrenalinnya naik. Karena saya juga suka bantingan,” jelas Febby menambahkan.

Cinta terhadap olahraga banting-bantingan itu berbuah manis di PON Bela Diri Kudus 2025. Febby tampil luar biasa di Djarum Arena, Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (19/10), dengan merebut medali emas di kelas -54 kilogram putri sport. Ia mengalahkan Anugrah R. Anggun asal Sumatra Barat dengan skor telak 8-0.

“Persaingannya cukup ketat, tapi mungkin ini rezeki saya. Saya bersyukur bisa mendapatkan medali emas,” ujar atlet berusia 21 tahun itu usai pertandingan.

Perjalanannya menuju podium tidak mudah, bahkan ia sempat cedera dislokasi bahu usai pertandingan pertama. Febby juga berlatih keras lebih dari tiga bulan, dua kali sehari, bahkan sempat berlatih bersama atlet judo di Toray Judo Club. Maklum, sebelum terjun ke sambo pada 2023, ia lebih dulu mengenal dunia bela diri melalui judo.

Kini, setelah emas diraih, Febby tak ingin cepat puas. Ia menegaskan masih punya ambisi besar untuk terus bersinar. “Ya, saya targetnya di PON nanti emas lagi,” ucapnya mantap.

Dari sekadar ikut-ikutan teman hingga menjadi juara, Febby Tri Santoso membuktikan bahwa keberanian, disiplin, dan cinta pada tantangan berbuah prestasi.