- Beranda
- Latihan Posting
Rumah Larangan
...


TS
terbitcomyt
Rumah Larangan
Thread for nyolong di Google Ya..😊

Thanks to: @google.Indonesia.community
Hari mulai malam dan hujan akan segera turun. Aku mulai berjalan dengan putus asa dan rasa ketakutan yang mulai menjalar di tubuhku, ketika aku sadar aku sedang tersesat sendirian dan tidak dapat menemukan camp perkemahan.
Aku terus berjalan menyusuri hutan dengan memegangi senterku erat-erat. Tak lama kemudian, aku melihat sebuah rumah yang terbilang cukup mewah di depanku. Aku menghampiri rumah itu dengan ketakutan luar biasa yang mulai menjalari tubuhku ini. Saat mulai memasuki rumah ini, senter yang kupegang tiba-tiba padam dan pelita di atas meja menyala dengan sendirinya. Aku menelan ludahku sendiri, sambil mencoba tetap tegar.
Aku menyusuru seluruh isi rumah ini. Di ruang tamu aku dapat melihat dinding yang dihiasi foto-foto lama hitam putih yang kusam dan tertutup debu. Tiba-tiba aku melihat sesosok wanita tua yang memakai pakaian gaya tahun 1970 an yang wajahnya tidak terlihat karena gelap.
Aku bersyukur karena ternyata rumah ini berpenghuni. Namun saat itu juga tiba-tiba mataku terasa sangat perih dan gatal. Saat aku mengedipkan mataku, sosok wanita itu tak terlihat lagi.
Waktu sudah tengah malam, hujan semakin lebat. Aku duduk di kursi sekeliling meja panjang sambil memandang salah satu foto wanita belanda. Aku melihat di foto tersebut terdapat tulisan-tulisan di bawahnya. “nyonya Nany Arabele, meninggal 5 Januari 1978 karena racun”. “Astaga!! Berarti wanita itu bukan manusia!!”.
Jantungku seakan berhenti berdetak dan nafasku seakan berhenti. Aku langsung bangkit dari kursi dan berlari sekencang mungkin. Aku berlari keluar tanpa mempedulikan di luar hujan. Sekilas aku mendengar suara bisikan “kau harus mati, kau harus mati.”
Aku langsung mempercepat lariku. Wanita itu melayang-layang di belakangku sambil tertawa seram. Aku berlari ratusan meter jauhnya dari rumah tersebut. Hantu itu sudah tidak terlihat lagi. Aku terpaksa berjalan tanpa istirahat di tengah hujan yang kian deras. Aku berjalan cukup jauh hingga aku melihat sebuah perkampungan di luar hutan ini.
Aku senang ini semua akan berakhir, namun saat aku hendak melangkahkan kakiku keluar, tubuhku tidak dapat bergerak lagi. Darah merembes keluar dari dadaku. Aku kembali mendengar bisikan itu lagi “mati, kau akan mati” yang segera disusul tawa itu lagi.

Thanks to: @google.Indonesia.community
Hari mulai malam dan hujan akan segera turun. Aku mulai berjalan dengan putus asa dan rasa ketakutan yang mulai menjalar di tubuhku, ketika aku sadar aku sedang tersesat sendirian dan tidak dapat menemukan camp perkemahan.
Aku terus berjalan menyusuri hutan dengan memegangi senterku erat-erat. Tak lama kemudian, aku melihat sebuah rumah yang terbilang cukup mewah di depanku. Aku menghampiri rumah itu dengan ketakutan luar biasa yang mulai menjalari tubuhku ini. Saat mulai memasuki rumah ini, senter yang kupegang tiba-tiba padam dan pelita di atas meja menyala dengan sendirinya. Aku menelan ludahku sendiri, sambil mencoba tetap tegar.
Aku menyusuru seluruh isi rumah ini. Di ruang tamu aku dapat melihat dinding yang dihiasi foto-foto lama hitam putih yang kusam dan tertutup debu. Tiba-tiba aku melihat sesosok wanita tua yang memakai pakaian gaya tahun 1970 an yang wajahnya tidak terlihat karena gelap.
Aku bersyukur karena ternyata rumah ini berpenghuni. Namun saat itu juga tiba-tiba mataku terasa sangat perih dan gatal. Saat aku mengedipkan mataku, sosok wanita itu tak terlihat lagi.
Waktu sudah tengah malam, hujan semakin lebat. Aku duduk di kursi sekeliling meja panjang sambil memandang salah satu foto wanita belanda. Aku melihat di foto tersebut terdapat tulisan-tulisan di bawahnya. “nyonya Nany Arabele, meninggal 5 Januari 1978 karena racun”. “Astaga!! Berarti wanita itu bukan manusia!!”.
Jantungku seakan berhenti berdetak dan nafasku seakan berhenti. Aku langsung bangkit dari kursi dan berlari sekencang mungkin. Aku berlari keluar tanpa mempedulikan di luar hujan. Sekilas aku mendengar suara bisikan “kau harus mati, kau harus mati.”
Aku langsung mempercepat lariku. Wanita itu melayang-layang di belakangku sambil tertawa seram. Aku berlari ratusan meter jauhnya dari rumah tersebut. Hantu itu sudah tidak terlihat lagi. Aku terpaksa berjalan tanpa istirahat di tengah hujan yang kian deras. Aku berjalan cukup jauh hingga aku melihat sebuah perkampungan di luar hutan ini.
Aku senang ini semua akan berakhir, namun saat aku hendak melangkahkan kakiku keluar, tubuhku tidak dapat bergerak lagi. Darah merembes keluar dari dadaku. Aku kembali mendengar bisikan itu lagi “mati, kau akan mati” yang segera disusul tawa itu lagi.


Cahayahalimah memberi reputasi
1
38
0


Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Latihan Posting
633Thread•203Anggota


Komentar yang asik ya