Miris, menjijikkan, dan sangat tidak manusiawi. Publik tengah dibuat heboh dengan beredarnya kabar pemerkosaan terhadap seorang bocah wanita berusia 15 tahun asal Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah oleh kurang lebih 11 pria dewasa dan beberapa terduga pelaku memiliki jabatan penting di masyarakat yaitu Kades, Guru, dan juga seorang Brimob.

Kabar pemberitaan ini pun viral di media sosial, dibagikan langsung oleh media @ctd.insider dan dishare oleh Deddy Corbuzier sehingga mendapatkan perhatian khusus dari warganet yang miris dengan adanya kejadian tersebut.

Menurut informasi yang beredar di media sosial, korban mengalami pemerkosaan dan pelecehan seksual dengan ancaman ini sejak April 2022 sampai dengan Januari 2023. Sebelum akhirnya orang tua korban melapor ke Kepolisian Polres Parimo sampai akhirnya ditetapkan 10 orang tersangka pelaku pemerkosaan dengan 1 orang yang belum ditetapkan sebagai tersangka karena masih pendalaman melalui pengakuan korban.

Adapun kronologis pemerkosaan terjadi di beberapa lokasi, dilakukan dengan diiming-imingi uang, diberikan makanan, dibelikan handphone, bahkan juga diduga dilakukan ancaman dengan menggunakan parang serta dicekoki menggunakan narkoba jenis sabu-sabu.

Diketahui saat ini korban tengah dirawat di Rumah Sakit di Kota Palu karena mengalami tumor pada rahim, sakit pada bagian alat kelamin, dan bahkan kemungkinan terberat korban akan melakukan pengangkatan rahim.

Membahas terkait kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur yang dilakukan oleh orang-orang dewasa dan diduga diantaranya memiliki jabatan penting di masyarakat, tentu ini benar-benar menjadi sebuah fenomena kejadian dan tindakan kriminal yang sangat mengiris hati banyak orang.

Seorang bocah atau anak-anak di bawah umur bisa dikatakan merupakan manusia yang belum matang dalam segi pemikiran dan juga belum mengetahui baik buruk sehingga sangat mudah untuk diperalat, diperintah, dibujuk rayu apa lagi dengan menggunakan ancaman.

Mungkin ada beberapa orang yang mempertanyakan kenapa jika sebuah kasus pemerkosaan tetapi selama satu tahun korban juga tidak segera melapor kepada pihak berwajib.

Tentu untuk melihat alasan dibalik tidak melapornya korban kepada pihak berwajib ini juga tidak bisa dipersalahkan begitu saja GanSis, karena kemungkinan besar ada ancaman dan tekanan atau apapun itu bentuknya yang ditakuti oleh korban maupun keluarganya.

Di balik kejadian pemerkosaan terhadap bocah di bawah umur di Sulawesi Tengah ini dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua GanSis, yaitu untuk selalu waspada terhadap orang-orang sekitar dan tidak membiarkan begitu saja anak-anak kalian untuk dekat dengan orang lain entah itu keluarga dekat, saudara, pejabat publik atau siapapun itu.

Memberikan pendidikan seks pada anak sedini mungkin dengan memberitahukan hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan baik oleh diri sendiri atau orang lain juga perlu untuk diulang-ulang diberitahukan agar mereka ingat dan waspada saat melihat ada kejanggalan sikap dari orang-orang sekitarnya yang kemungkinan akan melakukan tindakan kejahatan.

Besarnya angka pelecehan seksual dan pemerkosaan pada anak oleh orang-orang dewasa termasuk dengan pelayan masyarakat dan pemuka agama menjadi sebuah kekhawatiran bagi para orang tua, itulah sebabnya kita semua harus mulai ikut peduli agar tindakan yang seperti itu tidak dengan mudah terjadi dan memakan korban.