Pengalaman Mudik TS di Tahun 2015, Derita dan Nestapa itu Sepertinya Telah Berakhir Sekarang bagi Pemudik!

H-3 menjelang Lebaran Idul Fitri di tahun 2015


Syahdan di sebuah negeri, sebut saja negeri itu bernama Indonesia ada seseorang yang telah 5 tahun bekerja di sebuah pabrik di Tangerang, namanya Rudi biasa dipanggil Amin kalau julukannya sih Ernest

Lumayan lah kalau dah lama berkerja di pabrik, minimal sudah setahun lebih soalnya kalau pertama kerja kan dapat THRnya cuma uang kebijaksanaan tanda bahwa pabrik itu sangat bijaksana melihat kesulitan karyawannya

Nggak mudik ya jadi pelanggan tetap warnet sebelah koskosan sampai hari kerja kembali dimulai


Tapi yang namanya buruh ya gimana keprimen akhirnya bersama teman serombongan berdiskusi cara pulkam yang terbaik, nyarter mobil atau pakai bus hingga menimbulkan perdebatan sengit antara saya dan kawan kawan selama 5 jam yang membuahkan keputusan fantastik


"Ayo naik bus aja"


Tentu pilihan terbaik adalah yang tak jauh dari tempat kita yaitu PO Bus Sinar Jaya atau Dedy Jaya, terpilihlah Sinar Jaya dan lagi lagi itu pun melalui perdebatan sengit berlarut larut

Dari Tangerang itu masih biasa saja, lancar jaya, aman terkendali, padat merayap dan waktu itu sepertinya adalah masa kepemimpinan awal Indonesia dibawah rezim Jokowi mungkin beliau baru pertama kali syok menghadapi betapa susahnya menguraikan kesusahan benerin transportasi terkhusus jalan pantura akibat arus mudik yang datang bagai air bah dari barat ke timur


Bagaikan Red Army masuk Berlin 1945 nggak ada habis habisnya






Jakarta dilalui tanpa hambatan berarti, masuk Bekasi masih lumayan tibalah di Karawang seperti air selang yang tersumbat hingga sampai di Subang yang menjadi pengalaman nestapa saya selama bermudik selama berkali kali, di sini di 2015 di Subang hadeh gimana yah cara mengutarakan kalimat yang benar untuk diungkapkan?

Tak menghina sesiapapun apalagi pemerintahan daerah situ tapi memang kenyataan yang saya alami sendiri dan mungkin juga banyak pula yang pernah merasakan pengalaman berat ini bagi warga yang mudik tahun itu, terkhusus para Kaskuser dimari?

Bayangin, jalanan itu berwarna coklat mungkin karena busnya salah ambil jalur atau karena telah dijalan tersebut telah dilalui ribuan kendaraan, macet dari jam 03.00 sampai jam 09.00 pagi yang biasanya dingin tak berasa, AC bus yang dingin nggak mempan bahkan para penumpang lebih memilih untuk keluar bus.

Keuntungannya adalah bisa ngobrol ngobrol, ngopi,ngudud dan bercanda sama teman maupun pemudik lain, kan lumayan tuh bisa bercanda sama orang Pekalongan walau pagi belum mandi, kumel tapi tetap cantik






Dan bus pun mau tidak mau melanjutkan perjalanan walau hanya berkecepatan 10 kilometer perjam, tembus juga tuh Subang sampai ke Indramayu memang tersendat tapi lancar hingga Cirebon pun terlewati tapi tragedi macet parah kedua dimulai kembali di Losari, Brebes!

Cuma bisa trenyuh, soalnya itu kan tinggal sebentar lagi sampai Tegal kota kelahiran tapi bersyukurlah saya akhirnya selamat sampai tujuan dari Tangerang-Tegal kira kira dua hari satu malam 36 jam, kalau lancar mah biasanya cuma 6 jam

Namun ada beberapa pelajaran yang saya petik, salah satunya anggapan bahwa budaya masyarakat kita sudah tergerus oleh modernisasi barat yang penuh individualisme itu ternyata cuma bohong semata alias hoaks, buktinya saya berkali kali BAB ditengah macet minta izin ke rumah penduduk lokal tepi jalan maupun warung mereka semua persilahkan, ramah dan memberi kesan monggo nggak ada satupun yang menolak atau menyuruh, lebih baik dirumah sebelah tuh,


Terima kasih penduduk lokal pantura!


Namun kini sepertinya berkat kerja keras pemerintahan Jokowi selama dua periode sudah membuktikan keberhasilannya dalam mengatasi kemacetan serta kendala lain saat mudik, bukti walau banyak yang menghujat "rakyat tak makan infrastruktur" namun tetap beliau usahakan programnya hingga sekarang banyak rakyat Indonesia merasakan manfaatnya.

Dan menurut saya pribadi sih dari semua program Jokowi pembangunan infrastruktur itu adalah programnya yang paling berhasil daripada program lain!


Bapak otomotif dan infrastruktur Indonesia


"narasi dan opini sendiri"

Sumber Tulisan: Pengalaman Pribadi

Sumber Gambar: Penelusuran Gambar Google