Sumber Gambar
Masih seputar kelanjutan kasus Rafael Alun. Usai dirinya ditetapkan sebagai tersangka, ia muncul ke publik melalui sebuah wawancara eksklusif. Di dalam wawancara itu, ia menceritakan semua yang terjadi padanya selama ini. Mengenai kondisi dirinya, keluarganya dan semuanya yang kini perlahan mulai hancur.
Seperti yang kita tahu, Rafael Alun telah menjadi tersangka gratifikasi. Sebelumnya ia telah dipecah dari Ditjen Pajak dan rekeningnya diblokir. Hal-hal sulit memang sedang menerpa dirinya. Sangat sulit dan apes. Dan kini, ia mengungkapkan dalam wawancara itu bahwa dirinya kini sudah tidak punya apa-apa.
Rafael kini tidak punya uang. Terakhir ia punya uang 45 juta untuk kebutuhan sehari-hari dan membayar THR karyawan, sebelum akhirnya uang itu juga ikut disita KPK. Ia menceritakan semuanya seolah-olah keadaannya memang seburuk itu. Membangun narasi yang membuat pendengarnya merasa kasihan dengannya.
Sumber Gambar
Kehidupannya kini berbanding terbalik. Bahkan ia menyebut sempat kesulitan untuk makan. Tapi masih untung, ada tetangga yang masih mau membantunya. Wah, masa sih sampe buat makan aja susah? Sekelas Rafael Alun Trisambodo?
Lebih lanjut lagi, ia menyebut bahwa ia seperti hendak dibunuh. Rekening diblokir, mau makan susah, apa-apa dipersusah. Menurutnya hanya tetangganya yang kini masih peduli padanya. Dengan adanya sang tetangga, Rafael yakin bahwa tidak semua orang di dunia ini membencinya. Masih ada yang masih peduli dengannya.
Menurutnya, ia tidak melakukan perbuatan pidana apapun. Tapi hal ini disebabkan oleh kasus yang menimpa anaknya sehingga ikut menyeret namanya. Ia juga menyebut banyak pihak yang mencari-cari kesalahannya supaya dirinya bisa dijadikan tersangka. Dalam wawancara itu, Rafael juga sempat menangis.
Sumber Gambar
Apa yang disampaikan oleh Rafael itu memang terdengar miris dan menyedihkan ya. Saking mirisnya mirip sinetron dan FTV Indosiar tau gak? Entah dia ngarang atau gimana, tapi kalau seandainya benar begitu sampai susah buat makan, berarti KPK sadis juga ya. Wkwk. Tapi mau disebut sadis pun, ini sudah menjadi tugas mereka.
Yang membuat mereka susah sebenarnya gaya hidup mewahnya. Semakin mewah seseorang, maka kebutuhannya semakin besar dan biaya hidup semakin tinggi. Ketika sudah susah begini, barulah kita sadar betapa pentingnya hidup sederhana. Tidak perlu mewah dan hedon, apalagi hedonnya pakai uang hasil gratifikasi.
Sumber Gambar
Dia sebut seperti hendak dibunuh? Banyak orang yang rasanya lebih susah dari dia. Jangankan buat makan besok, buat makan nanti malam saja mereka bingung. Tapi apakah pernah mereka berpikir bahwa mereka hendak dibunuh? Dari tampang mereka yang santai sih kayanya enggak ya.
Dari sini kita bisa melihat bagaimana gaya hidup mempengaruhi kondisi mental seseorang. Walau sampai saat ini, TS masih belum bisa percaya kalau dia hidup susah. Tapi ada kemungkinan benar juga. Dan kalau dipikir-pikir, cerita dia memang mirip FTV Indosiar ya.
Gimana menurut kalian? Cerita beneran atau ngarang nih?
Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2, Link Referensi 3
Tulisan dan Narasi Pribadi
